11 Tahun Pesantren Modern Al Barokah

  • Bagikan

Tetap Konsisten Ciptakan Generasi Islam Berakhlakul Kharimah

MENEMPUH perjalanan kurang lebih 2,5 jam berjarak 120 km dari Medan ke Jl Gotong Royong Desa Silinduk, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Sumut tak membuat kami penat. Itu karena di lokasi berhawa sejuk dan dikelilingi areal perkebunan itu, terdapat sebuah pesantren modern nan megah, tempat cikal bakal lahirnya generasi muda Islam yang berakhlak yang baik dan terpuji (akhlakul kharimah).

Menempati lahan seluas sekitar 10 hektar dan berada di ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, institusi pendidikan bernama Pesantren Modren Al Barokah yang dibangun putra daerah Simalungun, H. Syamsir Siregar serta Bapak H. Amri Siregar tahun 2010 itu menjadi tempat para santri ditempa menjadi generasi muda Islam agar tidak radikal dalam keseharian dan dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam menumbuhkembangkan potensi (minat/bakat) mereka.

11 Tahun Pesantren Modern Al Barokah
Masjid di Pesantren Modern Al Barokah terlihat indah dan megah

Kehadiran kami di pesantren bernuansa Islam hari Selasa (30/8) disambut hangat para pengelola yayasan. Yakni Ketua Yayasan Ir H Nasrun Siregar, Sekretaris H Syahruddin Harahap SE, Bendara H Hendra Piliang SE, juga pengawas Yayasan Wakaf Al Barokah H Irwansyah Siregar, pimpinan pesantren Abdul Somad S.Pd.I, kepala sekolah M Syafi’I Saragih MA, kepala Madrasyah Tsanawiyah Amam Hidayat S.Pd.I, kepala bidang pengawasan M Syarif Ritonga Lc, M.H.I, dan kepala bidang sarana dan prasarana Harno Siregar S.Pd.I.

11 Tahun Pesantren Modern Al Barokah
Para pengurus yayasan dan pengelola Pesantren dari kiri ke kanan, pimpinan pesantren Abdul Somad S.Pd.I, pengawas Yayasan Wakaf Al Barokah H Irwansyah Siregar, Ketua Yayasan Ir H Nasrun Siregar, Bendara H Hendra Piliang SE, Sekretaris H Syahruddin Harahap SE, kepala sekolah M Syafi’I Saragih MA.

Kepada Waspada, Sekretaris H Syahruddin Harahap menegaskan, pesantren yang didirikan di bawah nama Yayasan Wakaf Al Barokah Simalungun bertepatan pada 24 september 2011 sudah membulatkan tekad berkomitmen menciptakan generasi islam berakhlakul kharimah.

“Memasuki usia ke 11 tahun, kita tetap komit untuk mewujudkan cita-cita santri agar nantinya jika mereka menduduki pejabat penting di semua bidang, andil keagamaanya tetap menonjol,” imbuhnya.

Mereka diharapkan dapat memahami agama secara khusus dan dapat menjadi iman dan khatib. Artinya, mereka dapat menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat.

“Kita harapkan hal ini sejalan,” ujar H Syahruddin, yang juga kordinator Program Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidikan Pesantren dan Kewirausahawan itu.

Pemahaman agama secara intensif bukan hanya soal kewajiban sholat lima waktu, Pesantren Modern Al Barokah juga fokus pada pengembangan kemampuan bahasa Santri, yaitu Bahasa Arab dan Inggris, yang dirangkum dalam program internasionalisasi santri.

Bentuk kegiatan ini, santri akan dibimbing secara intensif di luar jam belajar formal. Santri diwajibkan untuk berkomunikasi bahasa Arab dan Inggris sehari-harinya.

11 Tahun Pesantren Modern Al Barokah
Kegiatan belajar di Pesantren Modern Al Barokah

Untuk mempercepat keberhasilan program, santri yang ikut dalam kegiatan ini tinggal dalam satu asrama yang dimaksudkan dapat membentuk iklim bahasa di asrama. Bentuk kegiatan ini berupa English dan Arabic Story Telling, Percakapan terbimbing, English dan Arabic speech, Language Report dan lain-lain.

Sejauh ini, santri yang tergabung dalam program ini menunjukkan kemampuan yang lebih dari santri lainnya, baik itu dalam berbicara, menulis, atau berpidato dalam bahasa Arab atau Inggris.

Untuk menjalankan tugas tersebut, pihak pesantren membekali guru yang mengajar santri dengan berbagai metode pelajaran yang menarik, dan merangsang minat anak didik.

Dengan pola belajar yang dilakukan secara full day, para santri yang ingin belajar diwajibkan berada di pesantren selama masa pendidikan.

Dengan biaya yang relatif terjangkau, yakni uang pendaftaran Rp 5,4 juta dan uang sekolah Rp 1,1 juta per bulan, para santri akan diajarkan selain dapat menjadi sosok mandiri, juga difokuskan menekuni ilmu sesuai peminatan.

Artinya, pesantren akan menggiring santri sesuai minatnya, namun bidang agamanya kita perkuat dan dilakukan sesuai tingkatannya.

Peminatan itu terangkum dalam berbagai program, di antaranya bimbingan jurnalistik yang terbentuk di Lembaga Pers Santri, Bimbingan Olimpiade sains yangg sudah banyak mendapatkan medali baik tingkat kabupaten, propinsi dan nasional.
Program ini adalah program yang bertujuan mengembangkan bakat para santri yang memiliki kemampuan jurnalisme. Bentuk program ini adalahan pelatihan dan workshop terkait junalistik, seperti pemberitaan, editing video, pembuatan channel Youtube, Instagram dan lain-lain.

Diharapkan santri yang sudah terbentuk dalam wadah LPS (Lembaga Pers Santri) menjadi corong media pesantren ke luar yang meliput seluruh kegiatan yang ada di pesantren.

Sejauh ini santri sudah melahirkan buletin-buletin, video-video editing dan santri LPS sudah menjadi media Pesantren dalam memberitakan setiap kegiatan yang ada di pesantren.

OPTIMISME DARI AWAL

SEDARI awal rasa optimisme itu mencuat karena setelah didirikan hingga kini, jumlah santri yang mengenyam pendidikan semakin bertambah.

Sejak didirikan 2011 lalu, jumlah santri hanya 30 orang, dan hingga memasuki tahun ke 11 di tahun ajaran 2022, jumlahnya meningkat jadi 527 orang.

Sebagian besar santri yang ingin menimba ilmu di sana berasal dari berbagai daerah, mulai dari Medan, Siantar, Batubara, Pekanbaru hingga Aceh.

Mereka berusia sekitar 12 hingga 18 tahun, dengan jenjang setingkat tsanawiyah dan aliyah (SMP dan SMA) dan lama belajar masing-masing tiga tahun.

Dengan jumlah guru 51 orang yang berasal dari strata S1, dan S2 dari berbagai disiplin ilmu dalam dan luar negeri, dibantu tenaga pendidik 7 orang, para santrinya diajarkan berbagai disiplin ilmu, baik umum dan khusus.

Karena konsistensi ini, Pesantren Modern Al Barokah telah menghasilkan lulusan di berbagai tingkatan dan berhasil memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi baik di perguruan tinggi swasta maupun negeri, baik di dalam maupun luar negeri.

11 Tahun Pesantren Modern Al Barokah
Gedung tempat belajar Pesantren modern Al Barokah.

Untuk mendorong santri berhasil di perguruan tinggi negeri, Syafi’i menjelaskan santri kelas akhir diberikan bimbingan intensif masuk PTN, dengan tahap awal menyaring para santri yang berkeinginan untuk kuliah di PTN.

Program ini sudah dimulai sejak 2019 dan sudah ada lebih dari 58 orang santri yang tersebar kuliah di Beberapa PTN seperti UNSYIAH (Universitas Syiah Kuala) Aceh STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi), STIN Sekolah Tinggi Inteligen Negara Jakarta, USU (Universitas Sumatera Utara) Medan, UNIMED (Universitas Negeri Medan), Universitas NegeriTrunojoyo Madura.

Kemudian, UNAND (Universitas Andalas) Sumbar, Universitas Bengkulu, UNIMAL (Universitas Malikussaleh) Aceh, UTU (Universitas Teuku Umar) Meulaboh, Politeknik Negeri Batam, Al Azhar University Cairo, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN SU Medan, UIN Ar Raniry Aceh, UIN SUSKA Riau, dan IAIN Bukit Tinggi Sumbar.

“Alhamdulillah, kita sudah beberapa kali mewisuda santri setiap tahun, dan lulusan Pesantren Al Barokah ada yang berhasil sekolah di beberapa universitas seperti STAN, USU, UNAND, UNSYIAH dll.

Keberhasilan pesantren yang dikelola tangan-tangan trampil dan keseriusan dari pengelolanya membuat pihak yayasan terus melakukan upaya dalam rangka agar institusi pendidikan ini ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

Sekretaris Yayasan H Syahruddin Harahap SE menyebutkan, pihaknya ingin menyiapkan santri untuk ikut berwirausaha agar khususnya mereka dapat menggunakan produk dalam negeri.

“Kita prihatin kita penduduk mayoritas Muslim, tetapi kita malah konsumen terbesar produk dari luar negeri. Ini jadi perhatian bagi kita agar pesantren ikut mendorong masyarakat menggunakan produk dalam negeri, termasuk buatan pesantren kita,” katanya.

Di penghujung tahun 2022, pesantren berencana memproduksi air kemasan produksi pesantren. “Kita sedang urus izinnya, dan sebagian sudah kita lengkapi, mudah-mudahan disetujui. Adapun instalasinya sudah kita siapkan,” kata Syahruddin.

Selain itu, pesantren juga sudah mengembangkan berbagai usaha kreatif yang lahannya digunakan untuk kegiatan produktif dalam menunjang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sekretaris Yayasan H Syahruddin Harahap SE berharap pemerintah ikut memberikan perhatian dalam rangka mendukung upaya sekolah.

“Termasuk dari pihak swasta agar ikut menyalurkan dananya untuk membangun jalan yang berada di Jl Gotong Royong Desa Silinduk, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun. “Ini kondisi jalannya rusak, ada yang berlobang, dan ini mengganggu mobilitas jalan yang digunakan orangtua santri yang ingin melihat anaknya belajar di pesantren kita,” ujarnya. partono budy

  • Bagikan