Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

Diversifikasi Makanan Harus Menyentuh Aspek Berdikari Untuk Melawan Kapitalisme

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indobesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto dalam bincang-bincang pagi ini dengan Megawati Soekarnoputri sempat terkejut dengan menu sarapan Presiden Kelima tersebut yang ternyata merupakan kombinasi aneka makanan rebusan. 

“Ibu Megawati Soekarnoputri sosok yang konsisten didalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan memberikan contoh positif. Sarapan Beliau ternyata dari jagung, pisang, umbi-umbian, dan ketela pohon. Semua direbus dan hadirlah menu makanan yang sehat,” ujar Hasto Kristiyanto melalui keterangan tertulis, Kamis (31/3/2022).

Hasto menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh Presiden Kelima RI itilu berkaitan dengan imbauannya agar bangsa Indonesia berdikari dalam bidang pangan. Artinya, dengan menggelorakan kembali seluruh khasanah budaya makanan yang berasal dari desa, yang begitu kaya dengan tradisi makanan tanpa minyak. Ternyata semua itu menyentuh aspek mendasar tentang bagaimana Indonesia berdikari dalam pangan. 

“Seruan Ibu Mega untuk menghadirkan kembali varian makanan yang bisa ditanam dan diolah sendiri oleh masyarakat, termasuk kemampuan memproduksi minyak goreng dari kelapa, ternyata sebagai jawaban strategis. Sejatinya masyarakar Indonesia harus bangga dengan kuliner nusantaranya yang begitu beragam,” kata Hasto.

Menurutnya, jika makanan khas Indonesia dikelola baik oleh ahli gizi dan tata boga, bisa memenuhi standar makanan yang sehat. Ketika seluruh desa bergiat menanam tanaman yang bisa dimakan.

“Termasuk membuat minyak sendiri dari kelapa, dan hal itu dilakukan secara masif,  merupakan langkah konkret untuk melawan kapitalisme,” ujar Hasto.

Kelangkaan minyak goreng berbasis CPO dan penggorengan harga yang mencekik rakyat merupakan praktek kapitalisme dengan mengendalikan distribusi demi kepentingan pemburu rente yang berkolusi dengan oknum pejabat, yang menyebabkan kelangkaan minyak goreng. 

“Berbagai praktek kapitalisme sebagai nafsu mencari keuntungan tersebut harus dihadapi dengan menghadirkan struktur ekonomi yang berkeadilan, dimana rakyat menjadi pelaku utama perekonomian nasional,” ucap politikus asal Yogyakarta itu.

PDIP menginstruksikan seluruh kader yang menjadi kepala daerah untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi, melakukan riset dan inovasi, guna meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi rakyat, agar berdampak langsung bagi kemajuan perekonomian desa. 

“Krisis minyak goreng memberi pelajaran penting, agar desa bangkit dan berdaulat dalam bidang pangan, melalui cara-cara berdikari yang dijalankan dengan cara gotong royong,” kata Hasto.

Selain itu, PDIP juga mendorong kemajuan desa jauh lebih penting sebagai tugas kepala desa, dibandingkan tindakan sebagian kepala desa yang sekadar menyuarakan aspirasi yang dimobilisasi terkait dengan isu-isupolitik yang berpotensi melanggar konstitusi. (irw)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *