Tak Puas Masih Ada Stunting, Megawati: Perempuan Mampu Cegah

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Presiden RI ke-5 yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan ketidakpuasannya karena stunting masih ada di Indonesia.

“Seharusnya stunting dan anemia tidak ada di Republik Indonesia,” ujarnya saat menjadi pembicara kunci pada webinar Cegah Stunting untuk Generasi Emas Indonesia yang disiarkan langsung via YouTube Tribun Jateng, Kamis (17/3).

Karena itu, Megawati meminta masyarakat Indonesia terutama perempuan Indonesia punya niat yang kuat untuk menciptakan generasi emas Indonesia. Dengan niat dan kemauan yang tinggi, perempuan harus maju kedepan dan turun kebawah untuk melayani masyarakat, bergerak bersama melawan permasalahan stunting.

“Kaum perempuan memiliki tugas untuk melahirkan sehingga perempuan ini menjadi penuh tanggung jawab, program Keluarga Berencana (KB) bukan untuk memandulkan tapi supaya bisa memberikan perencanaan yang baik, untuk membesarkan dan membangun anak-anak menjadi cerdas, sehat, pintar lahir batin, bila berhasil Indonesia maju pasti tercapai” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menambahkan, salah satu isu tumbuh kembang anak usia dini yang menjadi prioritas pemerintah adalah stunting. Sesuai data studi status gizi Indonesia tahu 2021 menunjukkan dari 34 provinsi di Indonesia yang medapat kategori baik hanya provinsi Bali.

Penurunan stunting di Indonesia selama delapan tahun terakhir yaitu 2013-2021 masih berada diangka 2,0 persen khususnya tahun 2021, sedangkan untuk angka stunting adalah 24,4 persen. Padahal target RPJMN penurunan sebesar 14 persen atau 2,7 persen per tahun.

“Stunting bersumber dari pola asuh, pola makan yang kurang baik dan sanitasi yang kurang layak. Hal ini mengakibatkan terhambatnya tumbuh kembang anak, seperti penurunan fungsi kekebalan, gangguan metabolism tubuh, perkembangan otak tidak maksimal yang mempengaruhi kemampuan mental dan prestasi belajar yang buruk. Sesuai data WHO salah satu penyebab masalah stunting karena tingginya angka pernikahan dini yang secara psikologis belum matang, termasuk mengenai kehamilan, pola asuh anak,” papar Bintang.

Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunana Stunting, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan bahwa kondisi saat ini setiap 100 masih ada 4 orang yang stunting. Stunting dipengaruhi oleh faktor langsung dan faktor tidak langsung misalnya rumah yang kumuh tidak memiliki air bersih, rumah tidak bersih, sehingga mudah sakit, diare.

“Sering sakit, nutrisi kurang, asuhan kurang bagus, itu stunting. Stunting pasti pendek, walaupun tidak semua orang pendek stunting, tidak cerdas, mudah sakit-sakitan di hari tua nya. Saat ini di era bonus demografi, seandainya banyak usia produktif tetapi tidak produktif itu hanya akan menjadi beban negara. Peluang untuk menjadi Indonesia Emas, sejahtera adalah sekarang, apabila tidak bisa dimanfaatkan akan lewat masa _window opportunity_ nya”, ujar Hasto.

Strategi BKKBN dalam percepatan penurunan stunting ini adalah salah satunya dengan mengajak calon pengantin untuk menyiapkan prekonsepsi, melakukan pemeriksaan kesehatan 3 bulan sebelum menikah, serta ada tim pendamping keluarga (terdiri dari Bidan, PKK, Kader) sejumlah 200 ribu tim yang tersebar di seluruh desa.

Deputi pemenuhan hak anak Kementerian PPPA, Agustina Erni, menambahkan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemerintah mulai dari tingkat kabupaten sampai desa mengenai program desa ramah perempuan peduli anak bebas stunting.

Untuk mencegah stunting pada anak, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hal yang mutlak dan bisa terpenuhi dengan makanan sehat dan bergizi. Chef Handry mengajak ibu-ibu untuk merubah mindset bahwa makanan sehat harus mahal. Masakan bisa diolah sesuai dengan dana yang tersedia, serta mulai lakukan pemberdayaan bahan makanan lokal. Ia menegaskan ide yang harus selalu dijaga agar asupan gizi dapat terpenuhi.

Kegiatan webinar ini dimoderatori oleh Pimpinan Redaksi Tribun Jateng, Erwin Ardian yang menilai perang melawan stunting merupakan tugas penting setiap warga negara termasuk media untuk dapat mewujudkan generasi emas Indonesia. (J02)

  • Bagikan