Situasi Terkini Rusia Invasi Ukraina, 5 Maret

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung 10 hari sejak Kamis (24/2) hingga Sabtu (5/3). Pejabat kedua negara sudah berunding namun belum ada kesepakatan yang mereka teken.

Pada masa itu, pasukan Rusia juga merebut PLTN Zaporizhzhia di Ukraina yang merupakan PLTN terbesar Eropa.

Berikut rangkuman perkembangan terbaru serangan Rusia ke Ukraina hingga hari ini.

  1. Pasukan Rusia Rebut PLTN Terbesar Eropa di Ukraina
    Serangan Rusia memicu kebakaran di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, Jumat (3/3). Kebakaran di PLTN terbesar Eropa tersebut baru bisa dipadamkan beberapa jam hingga dikuasai Rusia.

Wali Kota Enerhodar Dmytro Orlov mengatakan kebakaran terjadi pada Jumat dini hari, usai pertarungan sengit antara pasukan Rusia dan Ukraina di dekat PLTN Zaporizhzhia.

Tim pemadam langsung diterjunkan ke lokasi, tapi sempat terhambat karena ditembaki pasukan Rusia. Mereka baru bisa memulai proses pemadaman sekitar pukul 5.20 waktu setempat.

Tepat satu jam kemudian, pukul 6.20, personel SES berhasil memadamkan api yang berkobar di PLTN terbesar di Eropa tersebut.

Setelah itu, pemerintah setempat melaporkan bahwa pasukan Rusia menguasai PLTN Zaporizhzhia. Meski demikian, personel Ukraina akan tetap memantau operasional di PLTN itu.

  1. Konvoi Pasukan Rusia 60 Km di Luar Kyiv
    Penduduk Kyiv telah menyiapkan diri menghadapi konvoi Rusia sepanjang 60 kilometer. Konvoi itu terdiri dari ank, kendaraan lapis baja, dan artileri yang akan menyerang ibu kota Ukraina tersebut.

Pada Kamis (3/3), intelijen AS menyebut konvoi tersebut masih mandek agak jauh dari Kyiv. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan konvoi tersebut terhenti sekitar 30 kilometer di luar Kyiv.

“Mereka telah tertunda oleh perlawanan Ukraina yang gigih, kerusakan mekanis, dan kemacetan,” pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan pada Rabu (2/3) malam bahwa meski konvoi dan serangan Rusia terhenti, ada kekhawatiran kemungkinan tertutupnya pintu untuk bisa memberikan bantuan ke kota-kota yang dikepung.

  1. Seruan Pembunuhan Putin
    Seorang senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham menyerukan pembunuhan Presiden Vladimir Putin karena gerah dengan invasi Rusia di Ukraina yang kian parah beberapa hari terakhir.

“Bagaimana ini semua bisa berakhir? Seseorang di Rusia harus bertindak dan menghabisi pria ini [Putin],” ujar Graham kepada media AS yang dikenal konservatif, Fox News, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (3/3).

Seruan pembunuhan Putin juga ia sampaikan lewat serangkaian cuitan. Sebelumnya, Graham baru mengajukan resolusi untuk mengecam Putin dan sejumlah komandan militer Rusia karena melakukan “kejahatan perang” dan “kejahatan terhadap kemanusiaan.”

  1. Ajakan Perundingan di Akhir Pekan
    Ukraina berencana menggelar dialog putaran ketiga dengan Rusia akhir pekan ini demi mengakhiri peperangan yang dipicu invasi Moskow sejak 24 Februari lalu.

“Perundingan putaran ketiga bisa berlangsung besok atau lusa, kami terus berhubungan (dengan pihak Rusia),” kata Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, saat berada di barat Lviv, pada Jumat (4/3).

Podolyak merupakan ketua delegasi Ukraina dalam pembicaraan dengan Rusia. Ia mengatakan Kyiv hanya menunggu tanggapan pihak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menetapkan waktu perundingan.

Rencana perundingan putaran ketiga ini berlangsung sehari setelah dialog kedua delegasi Rusia dan Ukraina pada Kamis (3/3) malam tak kunjung menghasilkan kesepakatan terutama soal gencatan senjata.

  1. Media Setop Siaran di Rusia
    Sejumlah media arus utama internasional seperti CNN, BBC, dan Bloomberg memutuskan menghentikan siaran di Rusia imbas Undang-Undang baru yang disahkan Presiden Vladimir Putin terkait pengawasan media.

Sebelumnya, Presiden Putin menandatangani UU yang dapat memberikan kewenangan pemerintah memenjarakan hingga 15 tahun setiap pihak yang dianggap menyebarkan berita palsu tentang pergerakan militer Rusia dalam perang di Ukraina.

Putin juga menandatangani RUU yang akan memungkinkan denda atau hukuman penjara hingga tiga tahun karena menyerukan sanksi terhadap Rusia dengan Moskow menghadapi hukuman ekonomi yang keras dari ibu kota Barat atas invasi tersebut.(cnni)

Ket foto : Situasi terkini Rusia invasi Ukraina, seperti PLN terbesar Eropa di Ukraina dikuasai pasukan Rusia hingga ajakan perundingan ketiga di akhir pekan. AP

  • Bagikan