Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

Presiden Armenia Armen Sarkisian Mengundurkan Diri

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Presiden Armenia Armen Sarkisian mengundurkan diri dari jabatannya karena kewenangannya dibatasi untuk mempengaruhi kebijakan selama masa krisis nasional.

Pengumuman ini muncul saat ketidakstabilan mengguncang negara kecil bekas Uni Soviet, yang juga sedang berjuang secara ekonomi setelah perang dengan Azerbaijan.

Kekalahan memalukan Armenia dan hilangnya wilayah yang disengketakan pada akhir 2020 akhirnya memicu demonstrasi besar-besaran dan krisis domestik yang mengadu Sarkisian dengan Perdana Menteri Nikol Pashinyan.

“Ini bukan keputusan yang didorong secara emosional dan berasal dari logika tertentu,” kata Sarkisian dalam sebuah pernyataan di situs resminya, dikutip dari AFP Senin (24/1).

“Presiden tidak memiliki alat yang diperlukan untuk mempengaruhi proses penting kebijakan luar negeri dan dalam negeri di masa-masa sulit bagi rakyat dan negara,” katanya.

Inti dari ketidaksepakatan itu adalah pemecatan kepala staf militer Armenia. Sarkisian menolak untuk menandatangani perintah dari Pashinyan agar kepala staf dipindahkan.

Menurut Sarkisian krisis tidak dapat diredakan melalui pergantian personel yang sering. Sarkisian dalam pernyataannya Minggu malam mengecam “kenyataan di mana presiden tidak dapat memveto undang-undang yang dia yakini buruk bagi rakyat dan negara”.

Ia menambahkan bahwa berbagai kelompok politik di negara yang terkurung daratan itu memandang kantor kepresidenan bukan sebagai anugerah bagi Armenia tetapi sebagai “bahaya bagi mereka”.

“Saya berharap pada akhirnya perubahan konstitusi akan dilaksanakan dan presiden dan pemerintahan presiden berikutnya akan dapat beroperasi dalam lingkungan yang lebih seimbang,” tambah pernyataan itu.

Perang, yang menewaskan lebih dari 6.000 orang, membuat pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah pegunungan yang disengketakan.

Konstitusi Armenia menetapkan bahwa parlemen -yang dikendalikan oleh partai-partai yang bersekutu dengan Pashinyan- harus mengadakan pemungutan suara untuk memutuskan presiden berikutnya dalam waktu 35 hari.

Armen Sarkisian, seorang mantan profesor fisika, lahir pada 1953 di ibu kota Yerevan. Ia menjabat sebagai perdana menteri antara 1996-1997, menurut biografi resmi.

Sarkisian sempat menjabat duta besar Armenia untuk Inggris sebelum terpilih sebagai presiden pada Maret 2018 oleh legislatif dengan suara mayoritas.

Pengumuman pengunduran diri Sarkisian datang tak lama setelah kunjungan ke Uni Emirat Arab.

Ekonomi Armenia telah berjuang sejak runtuhnya Soviet dan uang yang dikirim pulang oleh orang-orang Armenia di luar negeri telah membantu pembangunan sekolah, gereja dan proyek infrastruktur lainnya, termasuk di Nagorno-Karabakh.

Armenia memiliki diaspora besar dan kuat secara politik yang tersebar di seluruh dunia setelah pembantaian era Ottoman, dan sekarang diperkirakan berjumlah 10 juta orang sebagian besar di Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis.(cnni)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *