Omicron Merajalela, Eropa 7 Juta Kasus Dalam Sepekan

  • Bagikan

     JENEWA, Swiss (Waspada): Lebih dari 7 juta kasus virus Corona (COVID-19) varian Omicron terdeteksi di seluruh wilayah Eropa sepanjang pekan lalu, atau pada pekan pertama bulan Januari. Angka itu tercatat meningkat dua kali lipat hanya dalam dua pekan.

     Kantor berita Associated Press, Rabu (12/1/2022), hal tersebut disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan terbaru pada Selasa (11/1) waktu setempat.

     Direktur WHO untuk kawasan Eropa, Dr Hans Kluge, menyatakan bahwa 26 negara di kawasan Eropa melaporkan lebih dari 1 persen populasi mereka terinfeksi virus Corona setiap pekan.

     Dia memperingatkan bahwa sekarang ‘jendela peluang mulai tertutup’ bagi negara-negara untuk mencegah sistem kesehatan mereka kewalahan menghadapi kasus Corona.

     Kluge mengutip perkiraan dari Institut Kesehatan Metrik pada Universitas Washington yang memproyeksikan separuh populasi Eropa Barat akan terinfeksi Corona dalam waktu 6-8 pekan ke depan.

    “Omicron bergerak lebih cepat dan lebih luas daripada varian lainnya yang telah kita saksikan,” sebut Kluge dalam pernyataannya.

     Lebih lanjut, Kluge menyerukan agar negara-negara mewajibkan penggunaan masker di dalam ruangan (indoor) dan memprioritaskan vaksinasi, termasuk dosis booster, terhadap populasi berisiko tertular Corona, termasuk para tenaga kesehatan (nakes) dan warga lanjut usia (lansia).

     Markas WHO di Jenewa, Swiss, sebelumnya meminta negara-negara kaya untuk memberikan dosis booster dan menyumbangkannya ke negara-negara miskin, di mana kelompok warga yang rentan belum divaksinasi.

     Dituturkan Kluge bahwa dirinya sangat prihatin dengan varian Omicron menyebar ke wilayah timur Eropa, maka varian ini akan memakan korban lebih banyak di negara-negara dengan angka vaksinasi rendah.

     Dia menekankan bahwa di Denmark, angka rawat inap untuk pasien Corona mencapai enam kali lipat lebih tinggi untuk orang-orang yang belum divaksinasi dibandingkan mereka yang sudah divaksinasi.

India abaikan Omicron

     Sementara itu di India, hampir 1 juta umat Hindu di India diperkirakan akan berkumpul di tepi Sungai Gangga pada Jumat (14/1) dan Sabtu (15/1) mendatang untuk melakukan ritual mandi suci. Ritual tahunan ini tetap akan dilakukan meskipun kasus infeksi COVID-19 terus melonjak di seluruh negeri.

     Reuters melaporkan 168.063 kasus baru infeksi COVID-19 pada hari Selasa (11/1 di ‘Negeri Bollywood’, kenaikan 20 kali lipat dalam sebulan meskipun pengujian jauh di bawah kapasitas.

     Meski jumlah kasus harian terus melonjak, namun sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19 telah pulih di rumah. Tingkat rawat inap juga kurang dari setengah dari yang terlihat selama gelombang besar COVID-19 terakhir pada bulan April dan Mei tahun lalu.

     Banyak negara bagian India telah mengumumkan jam malam sementara ibu kota New Delhi juga memberlakukan lockdown akhir pekan, menutup kantor-kantor swasta serta restoran dan bar dalam upaya untuk mengendalikan varian Omicron yang menyebar cepat.

     Namun, puluhan ribu umat Hindu telah mencapai lokasi ritual tahunan Sungai Gangga di negara bagian Bengal Barat, yang melaporkan jumlah kasus COVID-19 terbanyak di negara itu setelah negara bagian Maharashtra.

     “Kerumunan dapat membengkak antara 800.000 hingga 1 juta. Kami berusaha menerapkan semua protokol COVID,” kata Bankim Chandra Hazra, seorang menteri Benggala Barat yang bertanggung jawab menyelenggarakan ritual keagamaan tahunan yang dikenal sebagai Gangasagar Mela tersebut.

     “Kami juga telah mengatur percikan air suci dari drone sehingga tidak ada kerumunan … tetapi para sadhus (orang suci Hindu) bertekad untuk berenang. Kami tidak dapat mencegahnya,” imbuhnya. (reuters/ap/m11)

  • Bagikan