Korut Uji Coba Rudal Hipersonik Yang Lebih Mematikan

  • Bagikan

     PYONGYANG, Korea Utara (Waspada): Sebuah proyektil yang diduga rudal hipersonik diluncurkan oleh Korea Utara pada Selasa (11/1/2022) dan diklaim memiliki kemampuan yang jauh lebih mengerikan.

     Rudal hipersonik itu disebut lebih canggih, lebih cepat, dan lebih tepat sasaran daripada rudal hipersonik sebelumnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

     Rudal yang diluncurkan dari provinsi Jangang dan mendarat di lautan antara Semenanjung Korea dan Jepang ini diperkirakan penerbangannya menempuh jarak lebih dari 700 kilometer dan mencapai ketinggian 60 kilometer.

     Korea Utara mengabarkan pihaknya telah berhasil melakukan uji coba rudal hipersonik sekaligus menjadikannya sebagai uji coba ketiga yang dilakukan selama masa pemerintahan Kim Jong-un. Berdasarkan laporan media pemerintah, Kim disebut turut menghadiri peluncuran rudal tersebut.

Korut Uji Coba Rudal Hipersonik Yang Lebih Mematikan
Dari foto yang dirilis oleh otoritas Korea Utara ini memperlihatkan rudal balistik hipersonik yang diluncurkan dari lokasi tersembunyi pada Selasa (11/1/2022) yang dipimpin langsung oleh Pemimpin Tertinggi Kim Jong un. AP

     “Unit tempur luncur hipersonik yang terpisah dari rudal, meluncur ke atas sejauh 600 kilometer dan melakukan manuver balik yang kuat sejauh 240km dari azimuth peluncuran awal ke azimuth target, dan mengenai sasaran target di wilayah perairan yang berjarak 1.000km,” kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Rabu pagi, seperti dikutip dari CNN, Rabu (12/1).

     “Melalui peluncuran uji terakhir ini, kemampuan manuver yang unggul dari unit tempur luncur hipersonik lebih jelas terkonfirmasi,” tulis KCNA. Badan intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat dikabarkan tengah melakukan penilaian terhadap rudal Korut.

     Analisis awal menunjukkan proyektil ini mampu mencapai kecepatan Mach 10. Manuver itu jauh lebih cepat dibandingkan uji coba yang dilakukan Korea Utara Kamis lalu.

     Uji coba proyektil yang diklaim sebagai rudal hipersonik tersebut pada dasarnya berdasarkan pengakuan dari media pemerintah Korea Utara. Klaim tersebut nyatanya banyak diragukan oleh para ahli.

     “Apa yang disebut senjata hipersonik Korea Utara secara teknologi belum siap untuk digunakan,” kata Leif-Eric Easley, profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul.

     “Tetapi media pemerintah menghebohkan uji coba terbaru, yang secara pribadi diawasi oleh Kim Jong-un, sebagai ‘verifikasi akhir’ dari kemampuan militer baru. Ini terlihat seperti pemeriksaan klasik ‘box checking’ Korea Utara, yang mengklaim keberhasilan item agenda dari pidato Kim sebelumnya dalam upaya untuk meningkatkan legitimasi politik dan meningkatkan tekanan diplomatik,” kata Easley.

     Rudal hipersonik sebenarnya mengacu pada muatan yang dibawa roket ke atas. Dalam hal ini, muatan tersebut merupakan kendaraan luncur hipersonik (HGV).

     Secara teori, sebuah HGV mampu terbang secepat 20 kali kecepatan suara dan bisa sangat bermanuver dalam penerbangan, sehingga hampir tidak mungkin untuk menembak jatuh.

     Merespons hal ini, pemerintah Korea Selatan pada Selasa mengatakan bahwa pasukan militer mereka memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan menghalau proyektil tersebut. Pihaknya mengatakan akan terus memperkuat sistem respons mereka.

     Lebih jauh, Korea Selatan juga memberikan tanggapan ‘penyesalan mendalam’ atas peluncuran proyektil Korea Utara yang terjadi di saat kondisi stabilitas politik sangat penting. Senada dengan Korea Selatan, sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menyebut peluncuran Korea Utara itu ‘mengganggu stabilitas’.

     “Peluncuran itu melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ini menimbulkan ancaman bagi tetangga DPRK (Korut) dan komunitas internasional. Kami meminta DPRK untuk menahan diri dari provokasi lebih lanjut dan terlibat dalam dialog yang berkelanjutan dan substantif,” kata Psaki.

     Pyongyang dilarang melakukan uji coba rudal balistik dan senjata nuklir di bawah hukum internasional. Namun, sebuah pernyataan dari Pasukan AS Korea mengatakan uji coba tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi AS atau wilayah Korea Selatan maupun personel militer.

     Uji coba yang dilakukan pada Selasa ini mencakup jarak yang hampir sama dengan pekan lalu, yakni 700 kilometer (435 mil), dengan rudal yang jatuh ke laut di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang. (cnn/m11)

  • Bagikan