Catatan Dedi Sahputra
INSPEKTUR Vijay, tokoh ikonik dalam perfilman India ini terbayang di benak saya ketika pertama kali melangkahkan kaki di Indira Gandhi Airport, Delhi, Jumat (24/01/2015) malam. Melihat para polisi berseragam, saya senyum sendiri dalam hati. Merekalah yang selama ini digambarkan oleh industri film Bollywood yang sering jadi tontonan kami sejak kecil—tegas, gagah berani, anti suap dan juga lucu.
Pemeriksaan imigrasi lancar, tanpa kendala. Keluar dari klaim koper, saya disambut udara dingin 8 derajat celcius. Sambil kedinginan, saya langsung menuju kios kartu SIM lokal persis di mulut pintu keluar. Untuk 500 Rupee, bisa dipakai untuk komunikasi selama lebih dari sepekan di India. Harga ini tergolong cukup murah dengan kurs Rp186 setara satu Rupee. Setelah HP aktif, ternyata anggota rombongan Familirization Visit of Journalists from Indonesia sudah menunggu. Ada 17 wartawan senior dari Jakarta, Bali, Makassar dan Aceh yang diundang Kementerian Urusan Eksternal India untuk program kunjungan ini.
Bersama kami ikut mendampingi, Lalthanglien Ruolngul seorang diplomat dari Kedutaan Besar India di Jakarta. Kami memanggilnya pak Lal. Dia juga mengiringi kami ke hotel malam itu. Dalam perjalanan dari bandara ke hotel, saya melihat di inti kota New Delhi, setiap jarak 50 meter polisi bersenjata berjaga-jaga di tengah dinginnya udara. “Ini pasti sedang ada acara penting yang besar,” aku membatin.
“Saya penasaran, apakah Anda asli orang India,” tanyaku pada pak Lal. Pria tengah baya ini berkulit gemuk, berkulit putih dan bermata agak sipit, tidak seperti orang India mainstream. “Ya saya orang India asli. Penduduk India sangat beragam,” ujarnya sambil berjalan menuruni eskalator di Sushma Swaraj Bhawan, New Delhi. Setelah semalam istirahat, pagi ini kami ada jadwal bertemu dengan Mr. Amitabh Kant, Sherpa India untuk G20 atau perwakilan India untuk negara-negara G20.
Amitabh Kant adalah orang di balik lobi India dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akhir tahun lalu. “India menilai Pemerintah Indonesia punya peran penting untuk bersama-sama mengubah tatanan dunia ke depan. India juga memandang Indonesia sebagai mitra penting dalam mengembangkan kerjasama di berbagai bidang, termasuk energi dan infrastruktur,” ujar Amitabth Kant.
Diskusi berlangsung seru, dan berakhir sebelum tengah hari. Kami melanjutkan perjalanan ke Hyderabad House, sebuah tempat makan legenda bagi kalangan atas di New Delhi. Di tempat ini ada acara penting, Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri India Narendra Modi akan menggelar konferensi pers. Di gerbang masuk kami diperiksa dengan ketat. Bersama kami, ada juga rombongan wartawan istana negara dari Jakarta.
Satu hal yang jadi perhatian saya sejak dari Sushma Swaraj Bhawan tadi, pemeriksaan di pintu masuk dibedakan antara pria dan wanita. Ada jalur khusus dan polisi wanita yang secara khusus pula melakukan pemeriksaan terhadap tamu wanita. Saya tidak tau persis apakah perlakuan seperti ini sudah menjadi kebijakan sejak lama, namun sepertinya pemerintah India ingin memberikan kesan positif bagi pengunjung dari Indonesia khususnya.
Kerjasama Bilateral
Di sesi konferensi pers, beberapa agenda kerjasama disepakati. Presiden Prabowo membawa beberapa menteri seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Viada Hafid.
Di hadapan Prabowo dan Modi para menteri kabinet saling menyepakati lima Memorandum of Understanding (MoU), yaitu tentang kerjasama kesehatan antara Kementerian Kesehatan Indonesia dengan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga Republik India; Kerjasama bidang pemastian mutu obat tradisional antara Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia dan Komisi Pharmacopoeia untuk Obat-obatan India dan Homoeopati Kementerian Ayush Republik India; Kerjasama dalam bidang pengembangan digital antara Kementerian Komunikasi Dan Digital Republik Indonesia Dan Kementerian Elektronik Dan Teknologi Informasi Republik India; Kerjasama Keselamatan dan Keamanan Maritim antara Badan Keamanan Laut Republik Indonesia dan Penjaga Pantai; dan Program Pertukaran Budaya Antara Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan Republik India Untuk Periode 2025 – 2028.
Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo mengatakan bahwa pembicaraannya dengan PM Modi membahas berbagai isu strategis untuk mempercepat dan memperluas kerjasama kedua negara. Presiden Prabowo menekankan pentingnya mempercepat kerjasama ekonomi dengan India dan telah menginstruksikan menyederhanakan birokrasi, mengurangi regulasi berlebihan, serta memberi prioritas kepentingan bilateral. “Kita akan prioritaskan hubungan ini demi kepentingan kemitraan strategis dalam jangka waktu panjang,” ujar Presiden Prabowo.
Sektor lain yang dijalin kerjasama, sambung Presiden, yakni sektor perdagangan, investasi, pariwisata, energi, teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), dan infrastruktur. “Kami membuka diri bagi investasi di bidang infrastruktur. Kami mengundang para pengusaha India ambil bagian dalam program infrastruktur Indonesia,” kata Presiden.
Ada beberapa sektor lainnya yaitu bidang pertahanan, yang baru diratifikasi perjanjian kerjasama kedua negara. Di sektor pendidikan, Presiden Prabowo mendorong pembukaan lembaga pendidikan India di Indonesia. “Saya berharap suatu hari nanti dapat menerima Perdana Menteri Modi di Indonesia dengan kehormatan yang sama seperti yang saya terima di sini,” ujar Presiden.
Dalam konferensi pers tersebut, PM Modi memberi pernyataan dalam bahasa India. Namun dari gesture tubuh kedua kepala negara ini terlihat keakraban, hangat dan produktif. Begitu juga dalam penerimaan kenegaraan dan dialog di antara keduanya, berlangsung dengan cair. Ya, di tingkat kepala negara, sepertinya komitmen bilatera kedua negara sangat kuat. Kita akan melihat bagaimana implementasi di tataran teknis dan praktis.
Hari Republik India
Ahad (26/01/2025) pagi, New Delhi masih sangat dingin. Kami berjalan kaki menuju Kartavya Path, lokasi hari parade Hari Republik India yang tak jauh dari hotel tempat kami menginap. Di jalanan sudah ramai warga India berbondong-bondong menuju lokasi yang sama. Mereka berjalan kaki, anak-anak dan orang dewasa sambil meneriakkan yel-yel dalam bahasa India. Sepertinya mereka sangat antusias.
Ada empat posko pemeriksaan yang harus kami lewati sebelum sampai ke kursi VIP yang disediakan untuk kami. Seperti sebelumnya, semua posko pemeriksaan dibedakan antara pria dan wanita. Di seberang sana, di depan kami, ada saluting base, panggung kehormatan tempat PM India dan Presiden Prabowo duduk bersama Presiden India Droupadi Murmu. Presiden adalah tamu utama, yang berarti satu-satunya tamu kehormatan dari negara asing selain India. Prabowo adalah Presiden RI kedua yang menjadi tamu utama ini setelah Presiden Soekarno pada Hari Republik India di tahun 1950.
Tiba waktunya sekitar pukul 10.00 Presiden Prabowo datang ke panggung kehormatan diantar kereta kuda bersama Presiden Murmu. Kereta kuda kehormatan ini dikawal puluhan pasukan berkuda India. Pasukan kaveleri berkuda ini menggunanakan Kuda Marwani bertubuh kekar, tinggi dan anggun dengan ciri khas kupingnya melengkung ke dalam.
Prabowo disambut PM Modi yang telah lebih dahulu hadir. Kehadiran Prabowo diiringi lagu kebangsaan India Jana-Gana-Mana, dan puluhan kali suara tembakan meriam. Nuansa musik tradisional terasa sekali pada lagu kebangsaan ini.
Selanjutnya satu per satu pasukan berparade sepanjang Kartavya Path. Yang paling menarik perhatian saya adalah pasukan Unta yang menjaga perbatasan India di sepanjang gurun. Sistem persenjataan canggih India juga tak lupa dipamerkan. Di antaranya Rudal balistik jarak jauh Agni-V. Senjata ini adalah pengembangan seri rudal Agni berkemampuan nuklir India. Agni dalam bahasa Sansekerta untuk “api”, dan merupakan bagian dari proyek yang diluncurkan tahun 1983. Platform Agni-V memiliki jangkauan 5.000 km (3.100 mil).
Tak ketinggalan Kontingen Patriot Indonesia yang terdiri dari 352 personel ikut berparade di hadapan puluhan ribu penonton. Lagu mars Maju Tak Gentar pun menggema di depan panggung kehormatan. Pasukan merah-putih berbaris rapih dengan hentakkan kaki serentak, seirama. Di belakang pasukan TNI ada pasukan berkuda India yang memegang tongkat berbendera merah putih.
Getaran
Keramahtamahan ala India yang diterima rombongan wartawan tidak sampai di situ. Kami diajak mengunjungi Agra, tempat Taj Mahal berada. Bangunan legenda cinta ini masih menjadi magnet pengunjung. Selama kedatangan kami, arus pengunjung hampir tak putus. Kebanyakan mereka adalah turis lokal, beberapa turis asing.
Kami juga menghadiri pertemuan dengan Confederation of Indian Industries (CII) yang menegaskan komitmen untuk memfollow-up kesepakatan kedua negara. Mengunjungi Asian News International (ANI) tempat dapur berita dikelola. Tak ketinggalan kunjungan ke Dilli Haat, tempat produk UKM India dijajakan.
Keramahan kami rasakan juga dari masyarakat India. Setiap bertegur sapa dengan warga di sana, mereka akan mengatakan, “Ooiya.., Presiden Prabowo kemarin datang di Hari Republik India ya,” kata mereka. “Sepertinya, kebijakan pemimpin India memberi getaran sampai ke rakyatnya.”***
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.