Disangka Warga Palestina, Dua Perwira Israel Ditembak Mati Pasukan Sendiri

  • Bagikan

     TEL AVIV, Israel (Waspada): Dua perwira militer Israel tewas ditembak pasukan lainnya dalam insiden salah sasaran, Rabu (12/1/2022) malam. Peristiwa itu terjadi di markas militer di daerah pendudukan Tepi Barat. 

     Dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/1/2022), mengutip media Israel, insiden tersebut melibatkan unit komando Lembah Yordan. Beberapa laporan lain mengungkap, kedua perwira itu ditembak oleh seorang tentara Israel yang mengira mereka sebagai penduduk Palestina yang akan menyerang pasukan.

     Keduanya sempat melepaskan tembakan peringatan ke udara setelah melihat ada orang lain yang mencurigakan. Namun tentara Israel yang sedang patroli itu justru mengira dirinya dalam ancaman sehingga melepaskan tembakan mematikan ke arah keduanya.

     Karena peristiwa terjadi malam hari, masing-masing pihak tak bisa memastikan identitas satu sama lain. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan dua perwira dari unit komando itu tewas dalam insiden salah tembak sesama tentara.

     Disebutkan, kedua perwira merupakan komandan kompi di unit pasukan elite Egoz. Mereka sedang berjalan-jalan di sekitar markas yang disebut dengan Nabi Mussa, dekat Laut Mati.

     Di tempat yang berbeda, otoritas Amerika Serikat mendesak penyelidikan setelah seorang pria Palestina-Amerika Serikat berusia 80 tahun ditemukan tewas di Tepi Barat menyusul penangkapan oleh Israel.

    Walikota desa Jiljiliya, utara Ramallah, mengatakan kepada AFP bahwa tubuh Omar Abdulmajeed Asad masih diborgol setelah kematiannya.

     Namun, otoritas Israel mengatakan bahwa mereka telah menangkap seorang pria selama penggerebekan di desa tersebut untuk “menggagalkan aktivitas teroris” dan bahwa dia telah dibebaskan pada malam yang sama.

     Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan bahwa Asad memegang kewarganegaraan AS. Menurut Price, pemerintah AS telah menghubungi keluarganya untuk menyampaikan belasungkawa.

     “Kami juga telah menghubungi pemerintah Israel untuk meminta klarifikasi,” kata Price kepada wartawan seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis. “Kami mendukung penyelidikan menyeluruh atas kejadian ini,” imbuhnya.

     Walikota Jiljiliya, Fuad Moutee, mengatakan Asad dan keluarganya baru kembali dari mengunjungi kerabat ketika sekitar 30 hingga 40 tentara Israel melakukan operasi sebelum fajar. (afp/m11)

  • Bagikan