Prof Hatta & BAZNAS Sumut

  • Bagikan

Tanpa harus memberi bandingan antara yang lama dan yang baru, harapan bertumpu kepada kemampuan Prof Dr H. Mohd Hatta dan seluruh pengurus untuk menguatkan daya percaya masyarakat kepada perjalanan BAZNAS sebagai lembaga Baitul Mal-nya negara

Pada hari Jumat 17 Juni 2022 BAZNAS Provinsi Sumatera Utara akan dinahkodai oleh kepengurusan baru, di Ketuai oleh Prof Dr H. Mohd Hatta. Besar harapan terhadap pengelolaan filantropi di Sumatera Utara 5 tahun ke depan.

Harapan kita kepada Badan Amil Zakat Nasional Sumatera Utara sampai pada aspek pelayanan, sampai pada aspek informasi dan menguatkan kepercayaan masyarakat untuk menjadikan BAZNAS sebagai lembaga terkemuka untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat masyarakat di Sumut bukan menjadi beban tapi menjadi bagian dari pekerjaan kita bersama, sebab ini adalah pekerjaan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat secara menyeluruh.

Masyarakat perlu terus diingatkan bahwa salah satu aspek Amaliah yang tidak boleh ditinggalkan adalah berbagi baik dalam konsep yang diperintahkan secara syar’i sebagai sebuah kewajiban maupun hal yang sifatnya sunnah.

Inilah yang menjadi pola berpikir dasar mengapa BAZNAS hadir di setiap wilayah sampai pada sektor kabupaten kota untuk menunjukkan bahwa negara hadir untuk masyarakat Muslim di Indonesia, tidak hanya membentuk karakter keimanan dan kepatuhan secara teologi, tapi juga kepatuhan secara teologi itu memberi akses kepada kemanfaatan dan perbaikan kehidupan ekonomi-sosial.

Prinsip yang sebenarnya sudah disebutkan melalui Al-Quran maupun sunnah bahwa memang aspek mimma rozaknahum yunfiqun dalam setiap ayat dengan berbagai redaksi dan konteksnya menjadi prinsip bahwa tingkat sensitivitas masyarakat sedang di-uji pada aspek kelemahan ekonomi, dan ini sebenarnya problem global khususnya pada masyarakat menengah ke bawah atau pada kultur ekonomi di negara-negara berkembang terutama negara-negara miskin.

Indonesia sebagai negara mayoritas muslim di dunia menjadi ikon yang paling serius untuk menunjukkan kemampuan sensitifitas itu meskipun kita bisa merujuk pada negara-negara mapan Asia Tenggara seperti Brunei Darussalam yang tingkat filantropinya sudah menyentuh pada akses eksternal, Indonesia punya pekerjaan rumah; yaitu membantu mensejahterakan masyarakat sesama.

Salah satu yang menjadi harapan besar kepada BAZNAS Sumatera Utara adalah kemampuan dan militansi yang tinggi untuk melihat serapan pemasukan pada sektor zakat tidak hanya pada instansi-instansi pemerintah tapi juga pada instansi swasta secara voluntary dan kesadaran yang tinggi.

Mungkin juga bisa melibatkan masyarakat secara pribadi (aghnia) untuk bekerjasama tidak hanya pada sektor pengumpulan zakat; sebagai prinsip menjalankan kewajiban, tapi juga pada tempat-tempat yang akan disalurkan.

Termasuk pada aspek produktif baik dalam sektor pemberdayaan ekonomi, bantuan pendidikan yang diberi syarat berkontribusi kepada penguatan aspek kepatuhan dan keimanan masyarakat serta filantropi. Di sinilah letak perbedaan yang paling mendasar antara perjalanan baznas secara periodik.

Tanpa harus memberi bandingan antara yang lama dan yang baru karena itu terkesan tidak produktif, harapan bertumpu kepada kemampuan Prof Dr H. Mohd Hatta dan seluruh pengurus untuk menguatkan daya percaya masyarakat kepada perjalanan BAZNAS sebagai lembaga Baitul Mal-nya negara, dan patuh kepada lembaga ini tidak hanya menyentuh pada sektor sosial saja tapi juga sampai kepada sektor ubudiyah tanpa harus memberi pengecualian.

Dalam maqashid syariah, hifdz maal adalah identitas tujuan hukum Islam itu sendiri, aksesnya adalah kepedulian sosial asas legalitasnya adalah kehadiran negara untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat beragama khususnya Islam patuh kepada ajarannya dan kepatuhan itu berkontribusi untuk membaguskan sistem bernegara, sistem bermasyarakat, termasuk pada sektor ekonomi.

Saran berikutnya kepada BAZNAS Sumatera Utara ke depan adalah melihat UKK-UKM, masyarakat pinggiran yang sangat konsumtif kehidupannya sebagai daya sasar utama untuk mampu mempertahankan hidupnya, mempertahankan kepatuhannya pada ajaran keislaman.

Tentunya dengan penyaluran zakat, setelah itu maka sisi produktivitasnya harus dominan karena penyaluran zakat harus dibaca dan diakses lewat perkembangan dan perubahan zaman yang semua itu berkontribusi merubah paradigma masyarakat.

Sampai di sini maka tidak salah kalau kita mengatakan peran pengurus BAZNAS Sumatera Utara ke depan cukup sensitif dalam makna yang positif, keterlibatan untuk memberi pencerahan penerangan dan pemahaman kepada masyarakat menjadi promosi yang tidak boleh ditinggalkan sama sekali, tidak boleh ada stagnasi sehingga kesannya berharap hanya pada hal-hal yang formal dan yang sudah biasa terjadi.

Berikutnya adalah BAZNAS Sumut kiranya melibatkan perkembangan teknologi dan media sosial sebagai alat utama untuk menguatkan peran dan sasaran termasuk pada promosi, karena sekarang tidak bisa kita pungkiri bahwa akses yang paling produktif masyarakat saat ini adalah pada media sosial.

Saat ini harus ada peran yang tinggi untuk memberi ruang masyarakat mendapatkan pemahaman yang sempurna lewat media sosial, lalu memilih produk yang diusulkan BAZNAS pada sistem pelaporan yang profesional berbasis media teknologi.

Ala kulli haal yang paling penting adalah sinergisitas dan kolaborasi sehebat apapun pengurus BAZNAS Sumatera Utara 5 tahun kedepan, tidak akan pernah bisa berhasil dengan sempurna jika tidak ada rasa percaya, tingkat kepatuhan dan kerjasama kita sebagai masyarakat kepada hal yang baik dan manfaat, apalagi diperintahkan oleh agama.

Maka kewajiban kita untuk ikut serta berkontribusi di dalamnya secara produktif dan memberi masukan-masukan yang sangat berharga yang semua itu bertujuan untuk menguatkan akses kita membangun bangsa negara dan agama. Selamat kepada Prof Dr H. Mohd Hatta mudah-mudahan ini amanah yang menguatkan kerja jihad pada sektor ekonomi khususnya zakat di Sumut.

Penulis adalah Sekretaris Umum MUI Kota Medan

Penulis: Dr HM. Syukri Albani Nasution, MA
  • Bagikan