Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Lau Simempar

  • Bagikan

Ternyata, para ilmuwan menemukan bahwa mengendarai sepeda motor melepaskan hormon dopamin dan endorfin, yang membuat kita merasa bahagia.
Hal ini bisa mengakibatkan suasana hati yang buruk teralihkan saat berada di atas motor, dan setelah beberapa kilometer semuanya terasa baik lagi.

Sebanyak 65 travelers yang terdiri dari 31 bikers dan 9 mobil yang ditumpangi 34 orang menjajal perjalanan ke Lau Simempar batu-baru ini.
Antusiasme para bikers ke Lau Simempar pagi itu didukung cuaca yang bersahabat.
Perjalanan menempuh waktu sekitar 3 jam dari kota Medan cukup menantang. Dari mulai jalan mulus melintasi jalan desa yang sunyi sepi, sampai jalan berlubang dan bopeng-bopeng yang sangat tidak nyaman dilalui.

Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Lau Simempar
Tapi itu hanya sebentar, kemudian kembali menemui jalan mulus lagi dengan pemandangan menyejukkan, seperti hamparan sawah, pepohonan yang menjulang tinggi di tepi jalan dan juga kelokan jalan yang mem-buat para bikers ekstra hari-hari.
Setelah satu jam menunggang kuda besi, pitstop pertama kami di rumah makan Titi Besi. Di sini kami memesan nasi kotak.
Menjelang pitstop pertama itu, satu gerobak durian yang sedang mangkal di tepi jalan diborong habis oleh seorang rekan. Setidaknya 60 buah durian Simempar berpindah ke salah satu mobil peserta touring.

Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Lau Simempar
Jembatan Lau Luhung Titik rehat kedua. Jembatan itu membentang di atas sungai dengan kedalaman sekitar 100 meter. Ruas jembatan sepanjang 160 meter itu menghubungkan dua kecamatan, yakni STM Hulu dan Desa Gunung Meriah. Terletak di Desa Durian Tinggung, Kecamatan DeliSerdang.
Awalnya jembatan ini hanya digunakan sebagai sarana transport, tapi kini jembatan eksotis permanen ini lebih sering dijadikan spot-spot berfoto ria. Tak terhitung sudah wisatawan yang berkunjung ke sini.
Saban sore, area ini ramai sekali dijadikan arena balapan liar. Mungkin warga desa se kitar haus hiburan, sehingga di kala petang tiba, warga yang berusia tua muda, wanita mau pun pemuda tumpah di atas jembatan ini.
Tampak juga warga memanfaatkan momen ini untuk berjualan. Komunitas STC juga bereforia mengabadikan suasana di atas jembatan yang sebelumnya dijadikan atraksi ropeswing (terjun dari atas jembatan, membuat wisatawan berayun- ayun di udara).

Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Lau Simempar
Kini wahana yang memacu andrenalin ini sudah tidak beroperasi lagi.
Selain sepi peminat, paket untuk kegiatan ini pun lumayan mahal.
Di atas jembatan yang disebelahnya tampak sebuah jembatan gantung lama yang tidak digunakanlagi. Tapipemerin-tah tidak membongkarnya. Lantai jem-batan gantung terbuat dari kayu yangtampak sudah lapuk,tapi ada saja pemuda yang uji nyali mencoba melintas diatasnya.
Setelah puas berfotoria, perjalanan dilanjutkan menuju Lau Simempar. Armada kami yang cukup ramai harus berjibaku melintas medan yang mendaki dan menurun dengan badan jalan yang belum pernah tersentuh aspal.
Syukurlah semua motor kami dengan tenaga kuda yang handal, rata-rata di atas 155 CC.
Sedangkan yang membawa mobil harus ekstra hati-hati. Dan, sangat tidak dianjurkan ke Lau Simempar mengunakan mobil jenis sedan atau jenis mobil yang kolongnya rendah.
Keunikan LauSimempar terletak pada lokasinya yang persis di tengah hutan lebat dengan kejernihan air berwarna hijau toscha, mengalir dari puncak dan terdiri dari 4-5 tingkatan.

Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Lau Simempar
Airnya sangat dingin. Bahkan kata Ucok, rekankami, air Simempar lebih dingin dari Kolam Abadi, Binjai. Bila tidak musim hujan, airnya sangat jernih dan riaknya cukup deras.
Air Terjun Simempar memberikan nuansa alam yang cukup indah. Sungai dan air terjun tampak begitu jernih hingga terlihat sampai ke dasar. Meski demikian, kedalamnya bisa mencapai 4-8 meter.
Komunitas STC cukup puas bermandiria di aliran tepi pondok-pondok yang tersedia. Tidak jauh dari jembatan menghubungkan area parkiran.
Di area ini juga terdapat warung menjajakan makanan, berupa mie instan, telur rebus, salak pondoh dan berbagai minuman.
Beberapa peserta membawa cangkir kopinya sembari berendam di sungai.
Bagi Jimmy koh, seorang biker, mandi di sungai salah satu momen mengingat kenangan lama, di mana masa remaja sering mencuri waktu mandi di sungai.
“Memang dingin tapi kalau ngga mau ikut main air, dan terus berdiri di situ, bakalan makin menggigil,” kata Hulk pada rekannya Bosco yang sedang gemetaran.
Tarigan pengusaha warung sekaligus pengelola wisata alam Simempar mengatakan, kami sangat beruntung,karena cuaca cukup bersahabat, tidak hujan.
Jika hujan panjang selama dua jam tidak berhenti misalnya, Tarigan mengatakan sebaiknya naik dari sungai untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Ia juga berpesan, agar pengunjung juga menjaga etika selama bercengkrama di alam, agar alam juga bersahabat dengan kita.
Ia mengisahkan pernah sepasang remaja melakukan hal-hal yang tak senonoh di dalam hutan.
Bagi yang kemampuan fisiknya cukup baik, silakan melakukan trakking memasuki hutan sampai menemui air terjun bertingkat.

Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Lau Simempar
Durasi perjalanan hingga menemui air terjun dan Pohon Damai memakan waktu sekitar 2 jam.
TIPS
Ketika mandi di sungai, gunakanlah pakaian yang tidak menyerap air.
Gunakanlah sandal bertali, agar telapak kaki Anda tidak tergores batu tajamdi dasar sungai.
Jagalah kebersihan lingkungan. Kumpulkan sampah bungkus makanan dan buang pada tempat yang tersedia.
Jika waktu sedang mandi hujan turun tidak henti hingga dua jam berturut-turut, beranjaklah dari sungai.
Jagalah etika sopan santun sehingga alam juga bersahabat dengan Anda.
Rute
Selain menawar-kan wisata alam, tempat wisata DeliSerdang yang dikelola dengan sistem Badan Usaha milik Desa (Bumdes) ini juga cocok untuk dijadikan sebagai lokasi out bond atau pelatihan bagi para pecinta alam.
Nama Simempar sendiri tidak lepas dari fenomena alam yang terjadi ditengah hutan.
Bagi yang ingin mengunjungi wisata alam Lau Simempar, di Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten DeliSerdang, jarak tempuh memakan waktu sekitar 3jam perjalanan melalui rute terdekat yaitu Medan – Tanjung Morawa – Tiga Juhar -GunungMeriah – Desa Simempar.
Kondisi jalan keSimempar sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Di area tempat mandi, pengunjung dikenai biaya masuk berdasarkan jumlah kelompok.
Bila perorang dikenairetribusi Rp10ribu.
Parkir kendaraan roda empatRp10.000.
Biaya tersebut sudah termasuk menggunakan fasilitas toilet, gazebo,rumah istirahat, mushola.

Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Lau Simempar

  • Bagikan