TBS Anjlok, Anggota DPRD Sumut H Santoso SH, MH Desak Pemerintah Stabilkan Harga

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut H Santoso SH, MH (foto) mendesak pemerintah secepatnya mengendalikan Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit petani yang semakin anjlok jelang Idul Fitri ini.


“Kita minta janganlah cari kesempatan, janganlah petani dipencet terus dengan cara menurunkan harga TBS hingga ke titik terendah,” kata Santoso kepada Waspada, Senin (24/4).


Anggota dewan dari Fraksi Demokrat Dapil IV yang meliputi Asahan, Batubara dan Tanjungbalai ini merespon harga TBS yang anjlok hingga 50 persen dari harga sebelumnya. 

Hingga Minggu (24/4), harga jual kelapa sawit kepada agen pengumpul tinggal Rp1.450 per kilogram. Sebelumnya, harga TBS di tingkat agen mencapai Rp2.950 per kilogram.

Harga harga tersebut, lanjut Santoso, dikhawatirkan bisa menukik lagi hingga Rp 1.300 per kilogram.

Menurut Santoso, pemerintah harus bertindak cepat dan mengambil langkah segera untuk mengendalikan harga TBS ke level normal, agar petani tidak semakin resah.

Menurut Santoso lagi, tidak tertutup kemungkinan para spekulan “bermain” untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, terutama menjelang lebaran ini.

Soalnya, anjloknya harga TBS terkesan mendadak, hingga membuat para petani terkejut.

Awalnya, petani merasa bersyukur karena harga kelapa sawit terbilang stabil, bahkan pelan-pelan harganya terus mengalami kenaikan meski kenaikannya hanya hitungan puluhan rupiah. Namun, hanya berjarak 1 hari, harga anjlok separuh harga sebelumnya.

”Kemarin (Sabtu, 23/4) hingga pukul 19.00, harga TBS masih Rp 2.950 per kilogram. Hari Minggu (24/4) harga langsung turun, jadi hanya tinggal Rp 1.450 per kilogram,” ujar Dani, petani sawit.


”Hanya dalam hitungan satu hari harga kelapa sawit anjlok Rp. 1.500 per kilogram,” cetus petani lainnya dengan nada penuh kecewa.

Petani yang mengaku hanya memiliki lahan kelapa sawit seluas 10 rante ini mengeluhkan anjloknya harga kelapa sawit tersebut. 

Karena sebelumnya dia berharap harga sawit tetap bertahan Rp 2.950 per kilogram. Namun harapannya sirna, karena harga anjlok drastis separuh dari harga sebelumnya.

Di aisi lain, yang membuat petani semakin mengeluh, hasil panen juga mengalami musim trek alias kurang buah. Dengan keadaan ini, maka lengkaplah penderitaan petani kelapa sawit.

Mencermati kondisi yang memprihatinkan ini, anggota DPRD Sumut Santoso mendesak pemerintah melalui dinas terkait, untuk melakukan intervensi, guna menstabilkan harga.

“Kita juga meminta aparat terkait untuk menindak tegas para spekulan yang ingin mempermainkan harga, untuk kepentingan segelintir oknum maupun pihak-pihak tertentu,” pungkasnya. (cpb)

  • Bagikan