DOHA (Waspada): Kroasia secara mengejutkan mampu menyingkirkan favorit juara Brazil melalui drama adu penalti 4-2 (1-1) pada babak perempatfinal Piala Dunia 2022 Qatar.
Pelatih Zlatko Dalic (foto kanan) mengklaim, sukses itu diraih Luka Modric (foto kiri) dan kawan-kawan dengan kecerdasan dan permainan konstan. Hal sama telah disajikan Hrvatska sejak babak penyisihan, bersaing dengan Maroko, Belgia dan Kanada, lantas Jepang di babak 16 besar.
“Kroasia adalah tim cerdas, kuat dan punya tempramen luar biasa. Ini merupakan kali kedua secara beruntun kami berhasil melangkah ke semifinal,” ucap Dalic, merujuk pada sukses timnya menjadi finalis Rusia 2018.
“Kami berhasil menyingkirkan salah satu tim favorit juara. Kini kami kembali main di semifinal dan akan terus berjuang hingga titik akhir,” katanya lagi, seperti dikutip dari laman ESPN, Senin (12/12).
Laga semifinal kontra Argentina di Stadion Lusail, Doha, Qatar, Rabu (14/12) dinihari mulai pkl 0200 WIB, berarti menjadi tes kecerdasan I Vatreni. “Kami ingin melangkah ke final dan menjadi juara,” tekad Dalic.
Secara kualitas teknis, Kroasia sebenarnya tidak lebih bagus dibandingkan Tim Tango yang punya nama-nama top di setiap lini. Terutama di garis serang dengan keberadaan mesin gol Lionel Messi, winger senior Angel di Maria serta Rodrigo De Paul, Lautaro Martinez dan Julian Alvarez.
Tetapi menurut Martin Erlic, kecerdasan Dalic justru menjadi modal sukses Hrvatska sekaligus telah mendongkrak performa tim melalui kedekatan emosional mereka.
Dalic mulai menangani Ivan Perisic dan kolega sejak 2017. Setahun kemudian dia membawa Kroasia mencapai final Piala Dunia dan salah satunya dengan menggunduli Argentina 3-0, sebelum kalah dari Prancis di partai puncak.
“Dia seorang guru dan juga seorang ayah. Dia mengatakan kepada kami untuk tetap rendah hati dan melakukan hal-hal yang baik,” beber bek sentral berumur 24 tahun asal klub Sassuolo tersebut.
Pelatih berusia 56 tahun itu juga selalu meminta rekan-rekannya untuk terus fokus dan berjuang keras siapa pun lawan yang dihadapi.
“Bukan untuk meremehkan lawan, tetapi untuk memiliki keyakinan pada diri kita sendiri. Dia adalah orang yang sangat religius dan dia menularkan keyakinannya kepada kami,” tambah Erlic.
Faktor Dalic ditambah kekompakan para pemain Vatreni, membuat legenda Dario Simic percaya tim nasionalnya akan menalukkan Tango yang terlalu bergantung kepada Messi.
“Saya rasa mereka yang akan takut, bukan kami. Argentina lebih lemah dari Brazil, mereka akan bermain keras, kotor dan penuh insiden,” sentil mantan bek Kroasia, Inter Milan dan AC Milan itu.
“Mereka memang seperti itu, beda dengan Brazil. Saya menonton Argentina dua kali dan mereka tidak memberi saya kesan tak terkalahkan,” tambah Simic.
Pria berusia 47 tahun itu bahkan menilai La Albiceleste besarta Messi, bukan lagi momok yang menyeramkan lantaran sudah tidak sehebat seperti dulu.
“Mereka rentan dan menurut saya mereka masih terlalu bergantung pada Messi. Padahal jujur saja, Leo tidak lagi berada di puncak performa,” tegas Simic.
“Dia tidak lagi berada di level pemain terbaik dunia, seperti yang dialaminya selama bertahun-tahun. Apalagi tekanan yang dia bawa di punggungnya lebih dari siapapun di planet ini,” pungkasnya. (m08/espn/afp)