Suryani Paskah Naiborhu Minta Polisi Usut Aktor Intelektual Di Belakang Pencopotan Spanduk Dirinya

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Tokoh masyarakat Suryani Paskah Naiborhu menyesalkan terjadinya pencopotan spanduk dari Suryani Centre yang berisi ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H dari dirinya di berbagai sudut Kota Medan. Pihak kepolisian diminta untuk mengusut aktor intelektual pencopotan spanduk tersebut.

Dalam keterangannya, Jumat (6/5/2022), Suryani Paskah Naiborhu mengatakan, dirinya bersama Tim Suryani Centre menemukan hilangnya spanduk tersebut terjadi di berbagai lokasi. Dari pantauan Tim Suryani Centre, spanduk yang hilang itu terjadi di Jalan Sisingamangaraja, Medan dekat Taman Sri Deli (1 spanduk), Yuki Simpang Raya (2), dekat PDAM Tirtanadi. Kemudian di Jalan Ngumban Surbakti (4), Jalan STM, Jalan Tritura, Simpang Jalan Pelangi, Simpang Jalan Manhattan, Jalan Brayan dan lainnya.

Lebih lanjut dikatakan, informasi awal menyebutkan bahwa ada dua orang mengendarai sepeda motor yang melakukan pencopotan spanduk. “Kejadiannya sekitar pukul 15.00 WIB. Kita heran, karena yang dicopot hanya spanduk milik saya. Sedangkan spanduk ucapan selamat Hari Raya Idulfitri 1443 milik pihak lain masih tetap terpasang di lokasi yang berdekatan dengan spanduk saya,” tuturnya.

Suryani Paskah Naiborhu menduga bahwa pencopotan spanduk miliknya itu bermuatan politis. “Bisa saja pencopotan spanduk tersebut berdasarkan perintah dari pihak-pihak tertentu yang tidak senang dengan apa yang saya lakukan selama ini. Mungkin saja itu dilakukan oleh politisi dari satu partai atau lainnya,” ujarnya.

Suryani Paskah Naiborhu mengatakan, disamping melakukan penyelidikan sendiri, pihaknya juga akan melaporkan masalah tersebut kepada pihak Kepolisian dalam waktu dekat. Pihaknya meyakini bahwa Kepolisian akan dapat menemukan aktor intelektual pelaku pencopotan spanduk itu.

“Saat ini, petugas Kepolisian sudah memiliki teknik dan didukung teknologi canggih untuk mengungkapkan suatu kasus. Belum di sekitar lokasi terdapat banyak CCTV, dan hal ini semakin memudahkan dalam menemukan pelakunya. Saya berharap nantinya pihak Kepolisian dapat menemukan pelaku utama peristiwa ini sekaligus mengungkap alasan atau motif dari pencopotan spanduk tersebut,” jelasnya.

Suryani Paskah Naiborhu mengatakan, apabila kasus ini bernuansakan politis, maka dirinya menyesalkan pencopotan spanduk itu. Sebab hal itu menandakan ketidakdewasaan dalam berpolitik. Suryani Paskah Naiborhu mengatakan, perbedaan di dalam dunia politik merupakan hal yang wajar dan itu juga bagian dari demokrasi.

“Namun ketika perbedaan itu diiringi dengan langkah-langkah yang merugikan, seperti pencopotan spanduk, maka hal itu jelas menunjukkan ketidakmampuan politisi itu untuk menghargai perbedaan dalam berpendapat. Untuk apa terjun ke dunia politik kalau tidak sanggup menerima perbedaan,” tuturnya.

Suryani Paskah Naiborhu mengatakan, dirinya meminta agar politik dilakukan dengan dewasa. “Berpolitiklah dengan santun. Jangan memperkeruh suasana politik yang sudah harmonis di Sumatra Utara. Apalagi dengan menggunakan gaya mencabut-cabut spanduk. Itu tidak dewasa,” tuturnya. (m06)

  • Bagikan