JAKARTA (Waapada)
Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat dan mendukung aktivitas ekonomi. Sebagai tempat pengisian BBM seperti bensin, solar, dan lain-lain, yang melayani kebutuhan masyarakat umum.
Badan Perlindungan Konsumen Nasional atau BPKN menyatakan masyarakat Indonesia dapat menggugat PT Pertamina bila terbukti Pertamax yang dijual di SPBU hasil oplosan Pertalite periode 2918-2023 yang dibongkar oleh Kejaksaan Agung dengan kerugian negara diprakirakan menyerempet total 1 kuadriliun atau Rp1000 triliun.
Akibatnya, masyarakat menyerbu Pertalite. Kacaunya, persediaan Pertalite di sejumlah SPBU kosong di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, sejak Kamis (27/2) malam hingga Jumat (28/2/) pagi ini.
Sebagian masyarakat tak punya pilihan terpaksa membeli Pertamax yang kini dipercaya masyarakat “Rasa Pertalite”. Dan tak sedikit masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap Pertamina menyerbu SPBU Shell atau lainnya.
Penyedia BBM di SPBU dikelola oleh PT Pertamina (Persero) dan SPBU non-Pertamina dikelola oleh perusahaan swasta memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat dan mendukung aktivitas ekonomi.
PT Pertamina yang menyebut tidak ada pengoplosan BBM Pertamax, di mana spesifikasi Pertamax sesuai yang ditetapkan oleh Pemerintah yakni RON 92.
Namun, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejaksaan Agung Abdul Qohar berkata lain. “Tetapi penyidik menemukan tidak seperti itu. Ada RON 90 (setara Pertalite) atau di bawahnya 88 diblending dengan 92 (setara Pertamax). Jadi RON dengan RON sebagaimana yang sampaikan tadi,” kata Qohar di Kantor Kejagung, Jakarta, Rabu (26/2). Waspada /Hasriwal AS
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
