Peran Perempuan Masa Kini

  • Bagikan

Oleh Amrizal Nasution

Peran perempuan masa kini sudah mulai berorientasi global, aktif dan menjadi perempuan yang mandiri. Banyak kita dengar dan saksikan, perempuan menjadi tulang punggung keluarga, pengambil kebijakan di berbagai instansi, pendapatannya bahkan melebihi suami sebagai kepala rumah tangga

Perempuan sudah memiliki kesempatan yang sama untuk berperan dalam hidup dan kehidupan, tidak ada lagi perbedaan gender, diskriminasi dan sikap pembedaan lainnya walaupun di sisi yang lain perempuan terus menjadi korban ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya.

Perempuan memiliki peluang serta hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki untuk berpartisipasi di berbagai sektor kehidupan untuk bersama-sama membangun negara ini.

Berbagai peraturan pun telah dikeluarkan yang bertujuan untuk memenuhi dan melindungi hak-hak perempuan seperti Undang-Undang No.23 Tahun 2004 mengenai Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU KDRT) dan peraturan terkait lainnya. Perempuan kini semakin diperhitungkan keberadaannya di dunia khususnya di negeri tercinta Indonesia.

Namun tidak semua keadaan di atas dipahami oleh masyarakat yang masih belum tahu atau menutup mata mengenai hak-hak kaum perempuan. Masih saja banyak ditemui dalam masyarakat stigma bahwa perempuan hanya dianggap sebagai pelengkap saja dalam keluarga dan masyarakat, tidak mempunyai peran berarti dan dianggap sebagai kaum yang lemah.

Kekerasan, perlakuan tidak menyenangkan, eksploitasi dan pelecehan seksual, menjadi objek perdagangan manusia, diskriminasi dan tindakan salah lainnya kerap menimpa perempuan di negara ini.

Peran perempuan sering dinomorduakan, dipandang sebelah mata dan tidak jarang malah terabaikan. Data yang dirilis Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Semester II tahun 2021, dari total jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 273.879.750 jiwa, tercatat ada 138.303.472 jiwa adalah laki-laki dan 135.576.278 jiwa adalah penduduk perempuan.

Melihat data di atas, maka ini merupakan potensi yang luar biasa bagi perempuan masa kini untuk berpartisipasi dan menunjukkan bahwa perempuan bukan hanya pelengkap dalam keluarga dan masyarakat.

Perempuan berhak untuk diperlakukan sama dalam berbagai bidang kehidupan dengan laki-laki, perempuan berhak untuk mendapatkan perlindungan dan keadilan yang setara dengan kaum pria, berpartisipasi aktif memajukan negara ini.

Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, pintu gerbang perekonomian di bagian Barat sudah selayaknya berbenah demi menciptakan rasa nyaman dan bersahabat bagi kelompok anak dan perempuan, sebagai pihak yang paling rentan akan terjadinya berbagai tindak kejahatan.

Catatan ini harus menjadi point penting para pemangku kepentingan di kota tercinta ini untuk menghilangkan kesan seram tersebut. Bagaimana pengambil kebijakan menyikapi kondisi ini. Kita tunggu gebrakan jitu dari pemerintah kota Medan untuk menciptakan kota yang ramah dan nyaman bagi semua warganya, utamanya anak dan perempuan.

Peran Perempuan Masa Kini

Peran perempuan masa kini sudah mulai berorientasi global, aktif dan menjadi perempuan yang mandiri. Banyak kita dengar dan saksikan, perempuan menjadi tulang punggung keluarga, pengambil kebijakan di berbagai instansi, pendapatannya bahkan melebihi suami sebagai kepala rumah tangga.

Zaman sudah berubah, kalau pada masa R.A.Kartini perempuan hanya terbatas pada dapur, sumur dan kasus, maka saat sekarang ini perempuan menjelma menjadi sosok yang diperhitungkan keberadaannya. Sudah banyak yang menjabat di berbagai posisi penting di republik ini, di berbagai perusahaan dan lainnya. Tetapi tentu itu semua tidak mengubah kodrat perempuan sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya dan istri bagi suaminya.

Tidak terbantahkan memang adagium yang menyatakan apabila baik perempuannya maka baiklah negara tersebut, begitu sebaliknya. Ini menunjukkan besarnya pengaruh perempuan dalam maju mundurnya suatu negara.

Tinggal bagaimana negara memungsikan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan, dengan membuka lebar semua sektor kehidupan untuk dinikmati dan diakses oleh perempuan dan menjamin keamanan dan kenyamanan bagi warganya khususnya perempuan dan anak.

Saat sekarang ini tidak bisa dipungkiri kota Medan belum benar-benar aman dari tindak kekerasan terhadap perempuan. Hampir setiap hari kita dengar perampokan, penculikan, penganiaayaan, pemerkosaan, pembunuhan dan perlakuan salah lainnya menimpa banyak perempuan di kota ini.

Contohnya perampokan semakin marak terjadi di Medan dan kebanyakan korbannya adalah perempuan. Medan belum menjadi kota yang nyaman terhadap perempuan. Mengapa kita sering mengabaikan kenyataan ini?

Jangan sampai kota Medan terus mendapatkan peringkat tertinggi untuk hal-hal yang tidak membanggakan. Peran pemerintah kota Medan, aparat keamanan, seluruh stakeholder beserta masyarakat luas sangat ditunggu demi terwujudnya kota Medan yang ramah dan nyaman.

Pemerintah kota Medan beserta stakeholder terkait harus bekerja keras mewujudkan kota Medan benar-benar kota yang aman dan ramah bagi semua orang utamanya perempuan dan anak di segala bidang. Meningkatkan peran PKK atau kelompok perempuan mulai dari tingkat terkecil di keluarga, lingkungan, kelurahan, kecamatan sampai kota, dengan melakukan sosialisasi mengenai peran perempuan.

Pengembangan ekonomi dan memberi kemudahan dalam pelayanan kesehatan bagi kaum perempuan. Membuka akses informasi dan pendidikan yang seluas-luasnya kepada perempuan untuk mengembangkan kemampuannya, misalnya pemberian beasiswa dan juga pelatihan ketrampilan.

Menyediakan fasilitas khusus bagi perempuan, misalnya tempat menyusui di lingkungan perkantoran baik pemerintahan dan swasta, di rumah sakit, tempat publik dan lainnya. Ruang terbuka hijau pun selain ramah terhadap anak juga harus ramah terhadap perempuan.

Pemerintah kota Medan pun harus peduli, mensiagakan petugasnya bekerja sama dengan aparat kepolisian di setiap taman kota, jalan-jalan kota, sarana transportasi publik, pusat pendidikan, sarana kesehatan, tempat-tempat publik seperti mall, pusat perbelanjaan dan lainnya. Ini semua bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan meminimalisir terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan.

Penutup

Perempuan adalah tiang negara, dan itu tidak bisa dipungkiri. Medan sudah saatnya berbenah, jangan sampai lagi mendapatkan predikat yang tidak menyenangkan. Medan harus menjadi kota yang ramah dan nyaman terhadap masyarakatnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat besar harapan kaum perempuan terhadap pemerintah kota Medan beserta seluruh pemangku kepentingan bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat, untuk mewujudkan kota Medan yang ramah dan nyaman terhadap perempuan.

Kesempatan yang sama dengan kaum pria, untuk berpartisipasi dalam segala bidang, dengan tetap tidak melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan. Sudah begitu banyak penghargaan yang diterima kota tercinta ini. Maka tahun ini Medan harus mendapatkan predikat Kota Ramah Perempuan.

Jangan sia-siakan harapan dan kepercayaan yang diamanahkan masyarakat kepada pemerintah, dan jangan sampai ada lagi survei yang menempatkan Medan sebagai kota yang tidak nyaman di sektor apapun itu. Bersama kita bangun kota Medan tercinta.

Penulis adalah Staf Yayasan Pusaka Indonesia Medan.

  • Bagikan