Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

Lepas Masker, Bepergianlah

  • Bagikan

Oleh Budi Agustono

Melepas masker berarti, bepergianlah ke tempat lain tanpa perlu takut lagi dengan virus corona. Melonggarnya pemakaian masker dan dicabutnya persyaratan berkendaraan darat, laut dan udara tanpa tes antigen dan tes pandemi Covid-19 (PCR) membuat orang mulai bepergian jauh

Pandemi global (Covid 19) yang melindas dunia sejak November 2019 berangsur semakin menurun daya tularnya. Di awal persebaran dan penularannya para punggawa tinggi republik mamandang enteng penularan Covid-19 malah dijadikan guyonan politik dan tidak memercayainya kalau virus ini akan menghantam masyarakat.

Para punggawa tinggi saling menertawakan Covid-19 sehingga ujungnya abai alias tidak bersiap diri menghadapi terjangan penularan virus yang mematikan. Guyonan politik oleh punggawa tinggi tidak berlangsung lama, hari demi hari angka penularan Covid-19 terus meningkat dari satu wilayah ke lainnya.

Hari-hari berikutnya angka kenaikan penularan virus yang berasal dari Wuhan China ini semakin melesat tinggi dan tak terkendali. Satu per satu penderita Covid-19 terutama mereka yang mempunyai penyakit bawaan jika terserang virus dan tidak cepat dirawat akan kehilangan nyawa.

Penularan virus begitu cepat menyebar. Siapa saja yang berkomunikasi atau berhubungan dengan orang terpapar Covid 19, virus berpindah cepat, beberapa hari berikutnya bergejala demam batuk, flu, tenggorokan nyeri dan tubuh linu. Jika simton seperti ini menyerang penderita harus menjalani tes Covid-19.

Bila hasilnya postif kesehatan tubuh tidak dalam keadaan baik, tetapi virus telah menyerang tubuh. Diperlukan waktu sedikitnya lima belas hari mengistirahatkan tubuh agar pulih kembali.

Penderita pandemi Covid-19 harus mengonsumsi obat dan vitamin agar mengembalikan imunitas tubuh, dan tidak dibenarkan keluar rumah. Jika itu dilakukan akan menularkan orang lain sehingga memunculkan rantai penderita Covid 19.

Begitu cepat pergerakan virus sampai akhirnya diperlukan masker untuk menghentikan penyebarannya. Memakai masker, menjaga jarak dan dilarang bepergian merupakan strategi ampuh menekan penularan.

Siapa saja yang tak mematuhi pemakaian masker akan ditelan virus yang membahayakan jiwa. Makin hari virus terus merangsek naik, sementara vaksin yang dapat memerkuat daya tahan tubuh belum tersedia sehingga mengundang memburuknya kesehatan.

Untuk mengurangi penyebaran virus berbagai kebijakan kesehatan diterapkan ketat. Masyarakat dilarang bepergian dan bertemu tatap muka. Perkantora ddibatasi dan pekerjanya bekerja dari rumah. Aktivitas ekonomi tersendat lantaran orang banyak berdiam di rumah.

Keluar rumah selalu dihindari jika tak terpaksa. Sebentar-sebentar orang mencuci tangan atau mengusap tangan dengan pembersih tangan menyingkirkan virus menempel di tangan. Berita kematian setiap harinya terdengar di mana-mana.

Sirene ambulans meraung kuat pertanda mengantarkan pasien pandemi Covid-19 dilarikan ke rumah sakit atau membawa jenazah ke pekuburan masal. Situasi makin menegangkan dan mencekam ditambah berseliwerannya pemberitaan di media sosial dan telivisi mengenai jatuhnya korban pandemi Covid 19.

Menaiknya korban pandemi Covid-19 membuat jalan sepi, perkantoran lengang, pertokoan tutup, resto makanan dan minuman tidak beroperasi atau hanya dibolehkan pesan bawa pulang.

Industri pariwisata bertumbangan, pemutusan hubungan kerja membesar, dan karyawan industri menengah di rumahkan. Pusat perbelanjaan modern atau mal tidak beroperasi. Penerbangan ke berbagai tujuan beberapa saat berhenti beroperasi sebab tidak ada penumpang terbang.

Hal ini membuat ekonomi terpuruk. Semua aktivitas ekonomi melambat, orang memilih di rumah. Tinggal di rumahpun mencemaskan. Banyak kasus orang yang berdiam di rumah meski tanpa berkegiatan di luar banyak tertular pandemi Covid-19 virus dan dirawat di rumah sakit.

Virus korona meneror rumah tangga. Akibatnya banyak orang mengalami stress dan depresi. Hidup tanpa kegiatan, tetapi setiap harinya diteror kecemasan dan terpapar korona.

Kesejahteraan

Kecemasan masyarakat berangsur mereda sewaktu vaksis dosis satu, dua dan tiga disuntikkan ke masyarakat. Vaksinasi memperkuat imunitas tubuh mencegah paparan virus menelusup ke tubuh.

Persebaran vaksin yang cepat mulai dari kota, kabupatan, kecamatan dan perdesaan menekan penyebaran covid 19. Masyarakat berbondong menyuntikkan vaksin ke tubuhnya agar terhindar serangan virus.

Semakin besar jumlah orang diaksin, semakin menurun masyarakat terpapar virus. Vaksinasi memerkuat daya tahan tubuh masyarakat. Menguatnya daya tahan tubuh membuka peluang bergeraknyaa aktivitas (ekonomi). Selama pandemi Covid-19 fundamental ekonomi tersuruk.

Vaksinisasi yang tersebar dan terakses masyarakat perlabahn memicu terbukanya peluang ekonomi. Jika di masa pandemi Covid-19 gerai makanan, perkantoran, mal, penerbangan, café atau resto yang tenggelam itu mulai bergeliat kembali bersamaan dengan makin tingginya orang keluar rumah.

Jika ada aktivitas keluar rumah fundamental ekonomi berkecambah. Di bulan Januari 2022 meski pemberlakuan aturan pandemi Covid-19 sudah banyak yang berkunjung ke lokasi pariwisata.

Penerbangan domestik international membuka operasinya, sehingga banyak orang melancong ke destinasi wisata, walaupun masa itu penginapan atau hotel mengurangi tamunya karena harus mengikuti instruksi kebijalkan pemerintah membatasi jumlah orang terbang, makan dan minum.

Pada Februari 2022 vaksinasi meningkat. penularan pandemi Covid-19 terus menurun. Menurunnya penularan Covid-19 mendorong orang bergerak ke luar rumah. Peenerbangan dibuka teratur, perkantoran mulai dibuka, resto dan gerai makanan juga destinasi wisata dibolehkan buka.

Shalat ke masjid makin ramai. Orang berjualan di ruang publik pelan tapi pasti makin ramai. Di kota besar mal yang merepresentasikan modernitas mulai membuka gerai dagangannya. Semua ini menggerakkan orang beraktivitas keluar rumah.

Di kota besar minggu kedua di bulan Ramadan terasa ramai dan padat. Kendaraan berseliweran di jalan-jalan. Harapan menghilangnya virus makin melambung tinggi. Diam-diam terkesan masyarakat ditolelir tidak memakai masker dan mendorong orang bergerak ke sana kemari

Menurunnya penularan pandemi Covid-19 dan melebarnya vaksinasi mendorong masyarakat kian berdyun melakukan kegiatan di rumah. Ini terlihat dari dua minggu sebelum Idul Fitri 2022 jutaan oran gberada di kota besar mudik ke kampul halamann dengan mengendarai sepeda motor, kendaraan roda empat, truk dan pesawat.

Bagi yang sudah booster (vaksin ketiga) tidak dikenakan lagi tes antigen dan PCR yang berbiaya mahal itu. Saat Idul Fitri 2022 berbagai tempat rekreasi dan destinasi wisata di penjuru republik dipenuhui tumpah ruah manusia.

Di mana-mana jalan macat. Di tengah kemacatan di mana-mana terlihat ekonomi lokal bergeliat. Pedagang makanan kecil dan menengah plus resto kuliner apa saja disambangi pengunjung.

Hotel dan penginapan di destinasi wisata terkenal penuh. Jauh hari sebelumnya pengunjung memesan kamar agar dapat berekreasi ke tujuannya sewaktu lebaran tiba.

Di tengah menurunnya pandemi Covid-19 berlangsung pelonggaran pemakaian masker. Banyak orang tidak lagi memakai masker di ruang publik. Virus korona dianggap telah menghilang dari halaman rumah sehingga di wilayah urban penduduknya melepaskan masker dari mulut dan hidungnya.

Orang tak lagi memakai masker sebagai penutup mulut dan hidung. Konsumsi vitamin menurun sebagai penguat daya tahan tubuh seperti sebelumnya. Melepas masker sama artinya masyarakat tak dilarang bepergian.

Melepas masker berarti, bepergianlah ke tempat lain tanpa perlu takut lagi dengan virus korona. Melonggarnya pemakaian masker dan dicabutnya persyaratan berkendaraan darat, laut dan udara tanpa tes antigen dan tes pandemi Covid-19 (PCR) membuat orang mulai bepergian jauh.

Belakangan mobilitas masyarakat semakin tinggi. Bangs aini sedang menuju ke arah menghilangnya virus corona. Harapannya setelah menurun penularan pandemi virus korona orang semakin tak terbendung tinggal di rumah yang gilirannya menggenjot peluang ekonomi rakyat yang ujungnya mengantarkan pemulihan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Penulis adalah Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *