PEMATANGSIANTAR (Waspada): Komoditas yang mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi dan dominan memberikan andil inflasi di Kota Pematangsiantar periode Januari 2023.
“Kenaikan harga ikan teri asin, beras dan cabai merah memberikan andil inflasi masing-masing 0,17 persen, 0,17 persen dan 0,10 persen,” sebut Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kota Pematangsiantar Teuku Munandar, Kamis (2/2).
Karena itu, berdasarkan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Pematangsiantar periode Januari 2023 mengalami inflasi 0,98 persen (mtm).
Realisasi itu lebih tinggi berbanding realisasi inflasi Provsu dan nasional masing-masing 0,91 persen (mtm) dan 0,34 persen (mtm) serta secara tahunan, Pematangsiantar mengalami inflasi 6,17 persen (yoy).
Menurut Munandar, kenaikan harga ikan asin teri utamanya yang mendorong cuaca buruk, hingga nelayan mengalami kesulitan dalam mencari ikan asin teri di laut.
Sementara, peningkatan harga beras tidak terlepas dari peningkatan biaya pengangkutan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provsu, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani meningkat 10,82 persen (yoy) menjadi Rp 5.439,- di Januari 2023, sementara harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani juga meningkat 11,52 persen (yoy) menjadi Rp 6.091,- di Januari 2023.
Selain itu, dari sisi petani, sulitnya mendapat pupuk subsidi, hingga petani harus menggunakan pupuk non subsidi juga mendorong peningkatan biaya produksi petani.
Sedang peningkatan harga cabai merah perkiraannya terjadi akibat peningkatan konsumsi masyarakat paska tahun baru Imlek Januari 2023.
Berdasarkan informasi dari responden pedagang cabai merah Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) tingkat produksi petani relatif normal, namun peningkatan konsumsi masyarakat yang meningkat menjadi faktor penyebab kenaikan harga.
Tekanan inflasi lebih lanjut tertahan deflasi yang terjadi di beberapa komoditas seperti sawi hijau, bayam dan dencis. Deflasi pada sawi hijau dan bayam perkiraannya terjadi akibat adanya perbaikan pasokan sayuran di Kab. Simalungun.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, tekanan inflasi penyumbang utamanya dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 2,17 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,83 persen, menyusul kelompok perumahan, air, listrik dan perawatan pribadi serta lainnya yang masing-masing mengalami inflasi 0,68 persen (mtm) dan 0,87 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,09 persen dan 0,04 persen.
Menurut Kepala KPw BI, upaya mengendalikan inflasi di Januari 2023 itu, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kabupaten/kota di wilayah kerja KPw BI telah melaksanakan beberapa program seperti monitoring harga komoditas secara harian melalui PIHPS maupun harga Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperindag).
Kemudian, melaksanakan rapat koordinasi TPID pimpinan Sekretaris Daerah (Sekda) dalam menindaklanjuti isu peningkatan harga beras, telur ayam dan minyak goreng di Pematangsiantar pada 27 Januari 2023.
Selain itu, pelaksanaan pasar murah untuk komoditas beras, telur, minyak goreng dan gula selama lima hari di delapan titik di Pematangsiantar dan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) bersama TPID Pematangsiantar dan TPID Simalungun dalam evaluasi pelaksanaan program TPID 2022 dan perencanaan TPID 2023 pada 12 dan 17 Januari 2023.(a28)
Komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi dan dominan memberi andil inflasi pada periode Januari 2023 di Kota Pematangsiantar sesuai rilis inflasi dari Kepala KPw BI Teuku Munandar, Kamis (2/2).(Waspada/Ist)