Gubsu Instruksikan ASN Tanam Cabai Di Rumah

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengeluarkan instruksi. Yakni, memerintahkan agar seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprovsu untuk menanam cabai merah dan cabai rawit.

Setiap rumah tangga ASN diharuskan menanam 10 batang cabai merah dan cabai rawit, paling tidak di dalam polybag.

Gubsu Edy Rahmayadi, menyampaikan pernyataan itu di Aula T.Rizal Nurdin, rumah dinasnya, Jumat (2/10). Yakni, saat menyampaikan pidato pada acara pelantikan 123 pejabat eselon III dan IV.

Untuk menindaklanjuti instruksi itu, dia juga mengaku sudah memerintah Sekdaprovsu dan pejabat eselon II untuk menyampaikannya kepada unit kerja masing-masing.

Dikatakan Edy Rahmayadi, diprediksi pada bulan November dan Desember 2022, kemungkinan kita akan dihadapkan pada persoalan krisis pangan secara nasional. Karenanya, langkah antisipasi harus segera dilakukan, karena pada waktu itu nanti, kondisi masyarakat akan menjadi semakin sulit. ‘’Dengan naiknya harga energi dan BBM (Bahan Bakar Minyak), kita diramalkan akan mengalami kesulitan ke depan,’’ ujarnya.

Untuk diketahui, kata Edy Rahmayadi, saat ini inflasi di Sumut sudah sangat tinggi, yakni 5,6 persen. Kalau tidak diantisipasi, ke depan, tingkat inflasi bisa akan semakin tinggi. ‘’Dengan ASN menanam cabai di rumah, paling tidak bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Syukur-syukur perlakuan itu akan diikuti oleh masyarakat,’’ katanya.

Belum Dikelola

Sementara itu, menjawab Waspada, Gubsu Edy Rahmayadi mengakui bahwa tataniaga komoditas pertanian belum dikelola dengan baik. Ke depan, dibutuhkan intervensi pemerintah untuk mengatur tataniaga komoditas pertanian.

Disampaikan Edy Rahmayadi, secara volume, sebenarnya Sumut mengalami surplus untuk cabai merah dan bawang merah. Namun kemudian komoditas itu diperdagangkan ke luar Sumut. Akibatnya, di daerah ini komoditas itu juga menjadi langka.

Mengapa demikian? Menurut Edy Rahmayadi, karena tataniaga kita saat ini dikuasi oleh para tengkulak. Para petani tidak bisa lagi mandiri memasarkan hasil produksinya. ‘’Petani kita terpaksa menjual ke tungkulak. Karena mereka sudah memakai modal dari tengkulak dengan bunga yang tinggi. Yakni 3 persen sehari,’’ ujarnya.

Ke depan, kata Edy Rahmayadi, dia sudah memerintahkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk turun, mengatur tataniaga komoditas pertanian. Mulai dari pengaturan pola tanam, pemberian bantuan bibit, sampai kepada menampung hasil panen petani. ‘’Dengan begitu kita harapkan tercipta ketahanan pangan, dan juga keadilan bagi petani,’’ sebutnya.

Tidak hanya itu, kata Edy Rahmayadi, dia juga sudah memerintahkan PT.Bank Sumut untuk ikut mendanai para petani, agar keluar dari jeratan tengkulak. ‘’Saya sudah minta Bank Sumut menyalurkan kredit ke petani dengan bunga 5 persen setahun. Sekarang ini, petani membayar bunga kepada tengkulak 3 persen per hari,’’ katanya. (m07).

  • Bagikan