Filipina Minta RI Cabut Larangan Ekspor Batu Bara

  • Bagikan

     MANILA, Filipina (Waspada): Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi meminta pemerintah Indonesia untuk mencabut larangan ekspor batu bara. Dia mengatakan kebijakan itu akan merugikan ekonomi negara-negara yang sangat bergantung pada bahan bakar tersebut untuk pembangkit listrik.

     Diketahui bahwa Indonesia, eksportir batu bara termal terbesar dunia menangguhkan ekspor pada 1 Januari setelah perusahaan listrik negara melaporkan tingkat persediaan batu bara yang sangat rendah di pembangkit listrik domestiknya.

     Imbauan pemerintah Filipina itu mengikuti permintaan serupa dari pemerintah Asia lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan. Departemen Energi Filipina menyatakan dalam rilis pers yang diberitakan kantor berita Reuters, Senin (10/1/2022).

     Imbauan tersebut disampaikan Cusi dalam surat yang dikirim melalui Departemen Luar Negeri Filipina kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Arifin Tasrif. Tidak disebutkan kapan surat itu dikirimkan.

     Cusi telah meminta Deplu Filipina untuk menengahi dan meminta atas nama Filipina melalui mekanisme kerja sama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

     Larangan ekspor batu bara Indonesia telah memicu harga batu bara di China dan Australia lebih tinggi minggu lalu, sementara sejumlah kapal yang dijadwalkan untuk membawa batu bara ke pembeli utama seperti Jepang, China, Korea Selatan dan India berada dalam kondisi tak pasti di Kalimantan, pusat pelabuhan-pelabuhan batu bara utama Indonesia.

     Filipina, yang masih sangat bergantung pada batu bara untuk pembangkit listrik, membeli sebagian besar kebutuhannya dari Indonesia, dan beberapa, yang lebih mahal, dari Australia dan Vietnam. Menurut data pemerintah, hampir 70 persen dari 42,5 juta ton pasokan batu bara Filipina pada 2020 berasal dari impor.

     Senator Win Gatchalian, yang mengepalai komite energi Senat Filipina, telah meminta Departemen Energi untuk menyiapkan langkah-langkah darurat karena larangan ekspor Indonesia tersebut, termasuk mencari pemasok potensial lainnya. (reuters/m11)

  • Bagikan