DPRD Sumut Minta Pemerintah Tunda Kenaikan BBM

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Sekretaris Komisi A DPRD Sumut Rudy Alfahry Rangkuti (foto) meminta pemerintah untuk menunda kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, dan minyak Solar. Penyesuaian harga itu secara langsung akan membebani masyarakat yang sedang berjuang keluar dari pandemi Covid-19.

“Saya kira tidak tepat kalau diwacanakan ada penyesuaian harga BBM, dan solar untuk saat ini, karena hal itu dipastikan menimbulkan gejolak lagi,” kata Rudy kepada Waspada di Medan, Kamis (12/5).

Anggota dewan dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu merespon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang menyebutkan, pemerintah dalam jangka menengah akan melakukan penyesuaian harga Pertalite dan minyak Solar, serta LPG 3 kg sebagai respons atas lonjakan harga minyak dunia.

Langkah ini merupakan lanjutan atas kenaikan harga Pertamax (RON 92) menjadi Rp 12.500 – Rp 13.000 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 – Rp 9.400 per liter. Adapun untuk jenis Pertalite dan solar masing-masing masih dipertahankan pada Rp 7.650 per liter dan Rp 5.150 per liter.

Menyikapi ini, Rudy menyebutkan, saat ini masyarakat masih menikmati subsidi BBM jenis Pertalite di tengah harga minyak internasional yang tinggi, sehingga jika dinaikkan kemudian, jelas kian membebani daya beli mereka.

“Ini tampaknya jadi tidak sehat lagi, sudah tidak ada sense of crisis (perhatian) lagi, apalagi masyarakat kan belum ‘sembuh betul’ dari derita akibat dampak Covid-19,” ujarnya.

Kaji Ulang

Karenanya, Rudy mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang bahkan menunda penyesuaian harga sebelum kondisi ekonomi masyarakat dengan daya beli yang relatif pas-pasan, kembali pulih seperti sedia kala.

“Kini ekonomi mulai bangkit, ekonomi kecil menggeliat, ini kan masanya pemulihan, harusnya diberikan stimulus agar mereka lebih semangat berpacu hingga aktif dalam menggeluti dunia usaha,” sebut Rudy.

Jika kemudian memang terpaksa untuk mengejar pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah pusat diminta mencari formula lain sebelum menaikkan harga BBM. “Cari formula lain yang tidak membuat rugi, tetapi bisa tetap survive,” katanya.

Meski ia faham bahwa pemerintah menaikkan tarif BBM karena ingin menyesuaikan harga minyak dunia, harusnya perlu dilakukan secara bertahap. “Harusnya dinaikkan secara bertahap, kan kemarin-kemarin seperti itu, naiknya bertahap. Jangan sekaligus seperti ini, karena dampaknya pasti sangat luas, termasuk inflasi kenaikan harga-harga barang,” pungkasnya. (cpb)

  • Bagikan