Di Aceh Timur Harga Beras Melangit

  • Bagikan
Di Aceh Timur Harga Beras Melangit
SUSUN BERAS: Pekerja menyusun beras di salah satu kilang padi di Idi Cut, Aceh Timur, Minggu (24/9). Waspada/H Muhammad Ishak

IDI (Waspada): Dalam sebulan terakhir, harga jual beras terus mengalami peningkatan di Aceh Timur. Para pedagang eceran menjual beras dengan harga Rp14.000 per kilogram atau Rp210.000 per sak (isi 15 kilogram).

“Sebelum Idul Adha 1444 Hijriyah, harga beras berkisar antara Rp135.000-Rp155.000 per sak (isi 15 kilogram). Dalam sebulan terakhir terjadi kenaikan harga hingga hari ini harga beras mencapai Rp210.000 per sak,” ujar Hj. Hasmijah, IRT Aceh Timur di Idi Cut, Minggu (24/9).

Diakuinya, beras selalu terjadi kenaikan harga menjelang musim tanam. Tetapi kenaikan harga berkisar antara Rp10.000 – Rp15.000 per sak atau paling tinggi terjadi kenaikan harga 20 persen dari harga sebelumnya. “Tapi begitu tiba musim panen, harga beras stabil kembali di angka Rp135.000 per sak,” kata Hj Hasmijah.

Pemerintah melalui instansi terkait perlu turun mencari solusi dengan harapan dapat menekan harga beras kembali stabil. “Di saat tingginya harga beras seperti sekarang, harga jual gabah juga merangkak baik dari Rp5.000 per kilogram ke angka Rp7.000-Rp8.000 per kilogram. Tapi di beberapa kabupaten/kota tidak tersedia gabah di tingkat pengumpul,” kata Ihsan, pedagang beras.

Dia khawatir, di saat pemerintah tidak turun tangan memberikan solusi sejak sekarang, maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi krisis pangan di Aceh, apalagi perayaan Maulidurrasul 1445 Hijriyah sudah di depan mata. “Padahal setiap tahun hasil panen petani gabah selalu surplus, tapi sekarang justru kekurangan stok gabah di Aceh Timur khususnya,” timpa Ihsan.

Plt. Dinas Perdagangan, Koperasi dan Unit Usaha Mikro (Disdagkop UKM) Kabupaten Aceh Timur, M Khairurradi, dikonfirmasi terpisah mengakui terjadi kenaikan harga beras di pasaran. Tetapi pihaknya telah mengambil langkah yang tepat untuk menekan laju kenaikan harga di tingkat pedagang, seperti pemantauan stabilitas harga di kalangan distributor dan mengawasi kilang agar tidak melakukan penimbunan.

“Kita juga melakukan monitoring ketersediaan stok beras di tingkat distributor dan monitoring kesesuaian harga penjualan antara distributor dengan pedagang,” ujar M Khairurradi, seraya mengakui adanya pedagang yang mengambil keuntungan lebih besar di saat petani padi sedang turun sawah. (b11)




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *