Sejarah Ketupat, Ini Makna Dibalik Penganan Khas Lebaran

  • Bagikan
Sejarah Ketupat, Ini Makna Dibalik Penganan Khas Lebaran
Ilustrasi. Hidangan ketupat yang khas di Hari Raya Idul Fitri.

MEDAN (Waspada) : Bangsa Indonesia yang sejak jaman dahulu memakan beras sebagai makanan pokok memiliki ragam penganan olahan yang terbuat dari tanaman padi tersebut.

Sebut saja yang paling dikenal seperti buras, lontong, hingga ketupat. Untuk makanan yang terakhir, jadi penganan yang identik dihidangkan saat Hari Raya Idul Fitri.

Ketupat menjadi makanan wajib saat merayakan momen lebaran. Tak lengkap rasanya ketika sayur lodeh, tauco, kalio ayam, atau opor ayam tanpa ditemani ketupat sebagai karbohidrat.

Lalu mengapa ketupat selalu hadir dan menjadi makanan wajib saat momen lebaran ? Berikut rangkuman waspada.id, Selasa, (1/4).

Sejarah Ketupat

Ketupat merupakan jenis makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam janur (anyaman daun kelapa). Ketupat ini bisa berbentuk kantong, prisma, lonjong dan lain sebagainya kemudian dimasak.

Sejarah Lebaran Ketupat diperkenalkan pertama kali oleh salah satu Walisongo, yakni Sunan Kalijaga. Kala itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan istilah ba’da atau bakda Lebaran dan Bakda Kupat yang artinya sesudah Lebaran atau sesudah Kupat.

Kemudian tradisi ketupat pada saat perayaan Lebaran tersebut diawali dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa oleh Sunan Kalijaga.

Bakda Lebaran merupakan prosesi pelaksanaan sholat Id mulai dari 1 Syawal dengan berkunjung untuk saling silaturahmi. Tradisi ini biasanya saling bermaaf-maafan antra keluarga, dan sanak saudara.

Adapun, Bakda Kupat diperingati seminggu setelah lebaran. Masyarakat muslim Jawa umumnya membuat ketupat untuk dimakan bersama-sama.
Kemudian terciptalah tradisi membuat ketupat dan diantarkan ke kerabat dekat atau orang yang lebih tua. Umumnya, tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Jawa yang selalu digelar setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri sebagai harapan agar dapat saling memaafkan.

Makna Ketupat

Arti kupat juga dapat dimaknai sebagai “laku papat” yang menjadi simbol dari empat segi dari ketupat. Laku papat merupakan empat tindakan yang terdiri dari Lebaran, Luberan, Leburan, Laburan.

Maksud dari empat tindakan tersebut antara lain:

1. Lebaran yaitu tindakan yang telah selesai, diambil dari kata lebar. Maknanya selesai dalam menjalani ibadah puasa.

2. Luberan atau meluber, yaitu menyimbolkan agar melakukan sedekah dengan ikhlas layaknya air yang berlimpah hingga meluber dari wadahnya. Maka, tradisi membagikan berbagi atau bersedekah di hari raya Idul Fitri menjadi kebiasaan umat Islam di Indonesia.

3. Leburan yakni memiliki makna lebur sebagaimana dalam bahasa Indonesia. Lebur saat Idul Fitri ditandai dengan meleburnya dosa dengan cara saling bermaaf-maafan atau bersilaturahmi.

4. Laburan berasal dari kata kabur yang artinya kapur putih. Maknanya yakni hati seseorang dapat kembali menjadi putih dan suci setelah melakukan ibadah selama bulan puasa Ramadhan.

Tujuan Lebaran Ketupat

Perayaan Lebaran Ketupat merupakan sebagai bentuk apresiasi untuk umat Muslim yang telah menjalankan puasa Syawal setelah puasa bulan Ramadhan. Selain itu, tujuan dari Lebaran Ketupat bisa dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang.

Lebaran Ketupat biasanya dilaksanakan satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi Lebaran Ketupat tidak hanya sekadar makan ketupat, namun juga diharapkan mengakui kesalahan dan saling memaafkan kesalahan dengan makan hidangan ketupat.

Tradisi Lebaran Ketupat dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.(cnbc)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Sejarah Ketupat, Ini Makna Dibalik Penganan Khas Lebaran

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *