Survey BI Kegiatan Dunia Usaha Terindikasi Tumbuh Positif

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Hasil Survei Bank Indonesia (BI) mencatat Kegiatan Dunia Usaha pada triwulan IV 2021 terindikasi tumbuh positif tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 7,10%. 

“Meski sedikit lebih rendah dari SBT sebesar 7,58% pada triwulan III 2021, namun meningkat dibandingkan dengan SBT sebesar -3,90% pada triwulan IV 2020,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Jumat (13/1). 

Peningkatan kinerja usaha terindikasi pada sektor Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Pengangkutan, serta Komunikasi,.

Menurutnya, peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah, serta perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun. 

Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai triwulan IV 2021 tercatat sebesar 72,60%, sedikit lebih rendah dari 73,30% pada triwulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan dengan 71,96% pada triwulan IV 2020. 

“Penggunaan tenaga kerja diindikasikan membaik meski masih dalam fase kontraksi. Sedangkan kondisi keuangan dunia usaha terindikasi membaik dibandingkan periode sebelumnya, baik,” ujar Erwin. 

Perbaikan kondisi tersebut di lihat dari aspek likuiditas maupun rentabilitas, didukung oleh akses pembiayaan yang lebih mudah, tambahnya. 

Pada triwulan (tw) I 2022, responden memprakirakan kegiatan usaha akan meningkat dengan SBT sebesar 9,39%. Seiring dengan prakiraan meningkatnya prakiraan permintaan.pada industri Pengolahan. 

Peningkatan tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yang mencatat kinerja positif, terutama sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, sejalan dengan periode panen raya tanaman bahan makanan. 

    Peningkatan Industri Pengolahan 

Indikasi Peningkatan industri Pengolahan di triwulan IV 2021 terlihat dari hasil survei pada Prompt Manufacturing Indeks Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 50,17%, meningkat dari 48,75% pada triwulan III 2021. 

“Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi, Volume Total Pesanan dan Volume Persediaan Barang Jadi,” jelas Erwin. 

Dia menambahkan, peningkatan terjadi pada mayoritas subsektor, dengan indeks tertinggi pada Makanan, Minuman dan Tembakau (51,84%), Logam Dasar Besi dan Baja (51,80%), Tekstil, Barang Kayu dan Alas Kaki (50,98%), serta Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya (50,66%). 

“PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan sektor Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang positif dan meningkat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 0,50%,” tutur Erwin. 

Diprediksi peningkatan kinerja sektor Industri Pengolahan akan berlanjut pada triwulan I 2022. PMI-BI triwulan I 2022 diprakirakan sebesar 53,83%, lebih tinggi dari capaian pada triwulan sebelumnya. 

Peningkatan PMI-BI didorong seluruh komponen pembentuknya, terutama Volume Produksi, Volume Total Pesanan, Volume Persediaan Barang Jadi dan Jumlah Karyawan yang berada pada fase ekspansi. 

Mayoritas subsektor diprakirakan akan meningkat, dengan indeks tertinggi pada subsektor Logam Dasar Besi dan Baja (54,06%), Makanan, Minuman dan Tembakau (53,86%) serta Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya (53,40%). (J03) 

  • Bagikan