JAKARTA (Waspada): Bank Indonesia (BI) mencatat, survei keyakinan konsumen pada bulan Maret 2023 meningkat dibandingkan pada bulan sebelumnya.
Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2023 sebesar 123,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 122,4 pada Februari 2023. Bahkan lebih tinggi dari capaian Januari 2023, yaitu 123,0.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bila melihat secara kuartal, optimisme konsumen selama awal tahun ini lebih tinggi dari kuartal IV/2022.
“Secara triwulanan, IKK kuartal I/2023 berada di area optimis pada level 122,9, lebih tinggi dibandingkan dengan 119,7 pada kuartal IV/2022,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (11/4/2023).
Erwin menyampaikan bahwa menguatnya optimisme konsumen pada Maret 2023 didorong oleh kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Peningkatan IKE terutama terjadi pada komponen Indeks Penghasilan Saat Ini. Sementara, peningkatan IEK terjadi pada Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja.
Dijelaskan, IKE dan IEK pada Maret 2023 masing-masing tercatat sebesar 113,1 dan 133,5, lebih tinggi dari 112,4, dan 132,5 pada bulan sebelumnya.
Optimisme konsumen terhadap IEK yang menguat utamanya ditopang oleh meningkatnya ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja masing-masing tercatat sebesar 133,6 dan 131,1, lebih tinggi dari 128,8 dan 130,7 pada bulan sebelumnya.
“Secara umum, dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa pada Maret 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran,” terang Erwin.
Peningkatan optimisme terutama tercatat pada responden dengan pengeluaran >Rp 5 juta. Berdasarkan usia, IKK Maret 2023 juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden.
“Secara spasial, sebagian kota mencatat kenaikan IKK, tertinggi di Banten (14,3 poin), diikuti Mataram (9,1 poin), dan Surabaya (7,3 poin),” urainya.
Devisa Meningkat
BI juga mencatat, bahwa posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret 2023 meningkat mencapai US$145,2 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut melonjak jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$140,3 miliar.
Erwin menuturkan, peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Dia mengatakan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Posisi cadangan devisa ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Cadangan devisa ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. (J03)