JAKARTA (Waspada): Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara bulanan (month to month/mtm) inflasi Februari 2023 sebesar 0,16 persen.
Namun, jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy) inflasi Febuari ini sebesar 5,47 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,16.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 13,69 persen.
“Inflasi sektor trabsportasi memberikan andil 1,63 persen terhadap inflasi umum,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/3/2023).
Menurutnya, tingkat inflasi tahunan pada Februari 2023 adalah sebesar 5,47 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 108,24 (Februari 2022) menjadi 114,16 di Februari 2023.
“Dirinci berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok tansportasi sebesar 13,69 persen dan memberikan andil 1,63 persen terhadap inflasi umum,” sambungnya.
Pudji melanjutkan, penyumbang inflasi Februari 2023 terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta bahan bakar rumah tangga.
Jika dirinci lebih detail, komoditas tersebut seperti bensin hingga beras yang menjadi faktor penyumbangnya,” jelas Puji.
Dua katakan, dari 90 kota yang dipantau indeks harga konsumen, Kotabaru di Kalimantan Selatan menjadi wilayah dengan tingkat inflasi tertinggi di Indonesia yakni sebesar 7,8 persen secara tahunan.
“Berdasarkan komoditas, penyumbang inflasi terbesar Februari 2023 adalah bensin dengan andil 1,07 persen, beras 0,32 persen dan bahan bakar rumah tangga 0,22 persen,” papar Pudji.
Inflasi Tinggi
Dalam menghadapi bulan Ramadhan kali ini berdasarkan catatan BPS, diprediksi tren inflasi yang cukup tinggi dan akan terjadi pada sejumlah komoditas di setiap periode tersebut.
“Seperti Ramadhan 2022 terjadi inflasi sebesar 0,95 persen secara bulanan (month to month) yang utamanya didorong kenaikan harga komoditas,” ungkap Puji.
Penyumbang inflasi diantaranya seperti minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga (BBRT) dan telur ayam ras.
Untuk itu, BPS meminta kepada seluruh pihak terkait agar dapat mengendalikan dan meningkatkan pengelolaan distribusi serta harga komoditas menjelang dan memasuki Ramadhan.
“Dengan demikian, berdasarkan tren beberapa tahun terakhir ini terlihat bahwa inflasi pada bulan Ramadhan perlu dikelola, dengan mengendalikan harga komoditas yang kemungkinan mendorong inflasi,” terang Puji. (J03)