JAKARTA (Waspada): Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) per 7 November 2023 masih rendah baru mencapai 68,74 persen dari target Rp297 triliun.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki nengatakan, berdasarkan data penyaluran KUR tercatat sebesar Rp204,17 triliun kepada 3,18 juta debitur.
“Jadi, penyalur harus mengejar target sekitar Rp92,82 triliun dalam waktu kurang dari dua bulan,” ujar Teten dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (8/11/2023).
Dia mengatakan, sejumlah strategi telah dilakukan guna menggenjot penyaluran KUR di sisa tahun ini.
Di antaranya, melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk mendorong penyalur KUR yang penyerapannya masih rendah.
Pemerintah, kata Teten, juga membuka opsi sinergi penyaluran KUR dengan kebijakan antar Kementerian/Lembaga (K/L) lain.
“Pemerintah berupaya melakukan relaksasi peraturan yang masih menimbulkan ketidakjelasan pelaksanaan di lapangan,” tutur Teten.
Di sisi lain, strategi dilakukan di antaranya dengan mendorong percepatan implementasi Kredit Usaha Alsintan (KUA).
Hal itu dalam rangka mendorong efisiensi penyaluran kredit/pembiayaan pada sektor pertanian.
“Itu didukung dengan optimalisasi pemerintah daerah untuk mengunggah data calon debitur KUR baru dan bekerjasama dengan penyalur KUR ke SIKP, serta mendorong penyalur KUR untuk melakukan extra effort melalui pelaksanaan weekend banking dalam penyaluran KUR,” ujar Teten.
Kemudian, Pemerintah mendorong peningkatan akses Pembiayaan KUR dengan Pendampingan kepada pelaku Usaha Mikro ke Lembaga Keuangan yang tersebar di 15 Provinsi.
Pada saat ini sudah terdampingi sebanyak 3.229 pelaku usaha mikro dengan plafon pengajuan sebesar Rp155.622.900.000 dengan realisasi pencairan plafon sebesar Rp91.981.500.000.
“Kita harapkan dengan berbagai strategi dan upaya yang telah dilakukan ini dapat disalurkan KUR dengan tepat sasaran dan berdampak pada naik kelasnya pelaku UMKM Indonesia serta dapat mencapai target yang telah ditetapkan,” jelas Teten. (J03)