Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Perlambatan Ekonomi Global BNI Siapkan Strategi Bisnis Konservatif 

Perlambatan Ekonomi Global BNI Siapkan Strategi Bisnis Konservatif 
Perlambatan Ekonomi Global BNI Siapkan Strategi Bisnis Konservatif 
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Ancaman perlambatan ekonomi global  membuat perbankan nasional harus menyiapkan strategi menghadapi kekhawatiran tersebut. Tidak kecuali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI yang telah menyiapkan strategi bisnis secara konservatif pada 2023.

“Tentu kami perlu waspadai potensi meningkatnya risiko yang akan kita hadapi ke depannya. Untuk itu, perseroan mengambil langkah proaktif untuk menjaga profitabilitas dapat sustain dalam jangka panjang,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin sore. 

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Perlambatan Ekonomi Global BNI Siapkan Strategi Bisnis Konservatif 

IKLAN

Menurutnya, strategi pertumbuhan BNI akan tetap fokus pada segmen yang memiliki return atraktif dengan kualitas kredit yang baik, seperti korporasi sektor unggulan beserta rantai nilainya, pinjaman payroll di segmen konsumer, serta kredit usaha rakyat di segmen kecil.

Hal itu pula yang membuat laba bersih BNI tumbuh sebesar Rp13,7 triliun pada kuartal III/2022, atau naik 76,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan laba tersebut disokong oleh pendapatan bunga senilai Rp39,3 triliun, naik 4,65 persen yoy. 

“Pada periode yang sama beban bunga tumbuh 2,8 persen yoy menjadi Rp9,1 triliun. Alhasil pendapatan bunga bersih BNI naik 5,22 persen yoy menjadi Rp30,2 triliun,” tutur Royke. 

Penyokong lain pertumbuhan laba BNI juga terlihat pada pendapatan operasional lainnya. Per September 2022, penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan melonjak 72,5 persen yoy menjadi Rp2,8 triliun. Capaian ini membawa bank mengantongi pendapatan operasional lainnya Rp13,9 triliun, naik 16,9 persen yoy.

Pada kuartal III/2022, BNI juga menurunkan pencadangan seiring dengan turunnya rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL). Pembentukan pencadangan kerugian penurunan nilai bank ditekan menjadi Rp8,9 triliun, turun 35,3 persen yoy. Sehingga laba operasional bank menjadi Rp16,9 triliun, meroket 73,4 persen yoy.

Sementara itu penyaluran kredit perseroan tumbuh 9,1 persen yoy menjadi Rp622,61 triliun. Dengan posisi rasio NPL gross bank turun dari 3,81 persen menjadi 3,04 persen. Rasio NPL net turun dari 0,9 persen menjadi 0,57 persen. 

Royke mengatakan, penyaluran kredit berfokus pada segmen berisiko rendah, dan debitur top tier di setiap sektor industri yang prospektif. Diharapkan eksposur kredit berkualitas tinggi ini berdampak pada kualitas kredit BNI dalam jangka panjang. (J03) 

Perlambatan Ekonomi Global BNI Siapkan Strategi Bisnis Konservatif 
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE