Pemulihan Ekonomi Sumut Diperkirakan Berlanjut

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional, pemulihan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) diprakirakan terus berlanjut. Beberapa indikator ekonomi terkini terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang tetap tumbuh.

“Pulihnya ekonomi di Sumatera Utara tercermin pada meningkatnya mobilitas yang dapat mendorong konsumsi masyarakat. Perkembangan tersebut juga terkonfirmasi melalui peningkatan keyakinan konsumen dan indeks penjualan riil. Hasil liaison Bank Indonesia terhadap pelaku usaha juga mengkonfirmasi akan adanya peningkatan permintaan domestik maupun ekspor,” ujar Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut), Ibrahim, pada kegiatan Bincang Bareng Media, Senin (27/6).

Ibrahim menyebutkan, kinerja penyaluran kredit dari perbankan juga terus mencatatkan pertumbuhan positif disertai dengan risiko kredit yang kian membaik. “Perekonomian Sumatera Utara tahun 2022 diprakirakan tetap tumbuh lebih tinggi dari 2021 dengan kisaran 3,5-4,3%, sejalan momentum pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.

Tekanan Inflasi

Sementara itu, inflasi tahunan Sumut pada Mei 2022 meningkat sebesar 4,18% (yoy), lebih tinggi dari April yang sebesar 3,63% (yoy) dan berada di atas rentang target inflasi nasional 3±1%.

“Komoditas minyak goreng menjadi faktor utama pembentukan inflasi pada Mei 2022, disebabkan oleh masih tingginya harga minyak goreng curah di pasar yang belum sesuai dengan HET dan belum normalnya pasokan yang tersedia,” katanya.

Menurutnya, pada Juni 2022, inflasi Sumut, baik secara bulanan maupun tahunan diprakirakan masih mengalami tekanan inflasi yang cukup tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kondisi masih tingginya curah hujan dan peningkatan sifat hujan di bulan Juni diprakirakan komoditas aneka cabai dan bawang merah akan mengalami gangguan produksi, harga pupuk dan pakan ternak yang masih tinggi, serta tarif angkutan udara yang diprakirakan masih tinggi seiring mobilitas masyarakat dan perkembangan harga avtur dunia,” jelasnya.

Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumut diprakirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021 dan berpotensi berada di atas rentang target inflasi nasional. Peningkatan inflasi didorong oleh membaiknya pendapatan masyarakat seiring dengan kian pulihnya perekonomian, berlanjutnya konflik geopolitik, kebijakan zero covid di Tiongkok, kenaikan harga energi dan pangan global, kebijakan proteksionisme pangan beberapa negara, serta faktor gangguan cuaca.

“Oleh karena itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) perlu melaksanakan kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi tekanan inflasi khususnya pada kelompok bahan makanan, melalui upaya keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, peningkatan produksi bahan makanan, dan kelancaran distribusi. Bank Indonesia bersama TPID terus mengimbau masyarakat untuk melakukan belanja secara bijak sesuai dengan kebutuhan,” tandasnya. (m31)

  • Bagikan