KUTACANE (Waspada): Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) bersama Bank Indonesia (BI) mengadakan High Level Meeting membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di Oproom Setdakab, Senin (4/3).
Pada acara itu dihadiri perwakilan Dandim, perwakilan Kapolres, perwakilan Kajari, Asisten 1 M. Riduan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe Gunawan ST, Staf Ahli Bupati bidang pengawasan pemerintah hukum dan politik Julkarnain SE, Kabag Perekonomi Setdakab Rosdiana, pimpinan Bank Aceh Syari’ah Indonesia Cabang Kutacane Khairul Fahmi, Kepala OPD terkait dan instansi vertikal.
Pj Bupati Agara, Drs. Syakir, M. Si dalam kesempatan itu, menyampaikan kerja sama ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya mewujudkan strategis empat “K” yakni kestabilan harga, kelancaran distribusi, ketersedian pasokan dan komunikasi efektif, sehingga nilai inflasi di Kabupaten Aceh Tenggara tetap berada dalam kondisi stabil.
Kemudian adapun tolak ukur Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada posisi di peringkat ke-4 dengan persentasi data dari BPS Aceh Tenggara 0,54 persen dibawah kabupaten Aceh Jaya, Nagan Raya dan Langsa tertinggi kabupaten di Aceh Selatan.
“TP2DD mengambil peranan untuk mendorong percepatan digitalisasi pada sektor keuangan dan pertanian sehingga perlu mengoptimalisasikan pemanfaatan kanal non tunai khususnya kanal kategori digital, untuk mewujudkan peningkatan realisasi penerimaan pajak dan retribusi yang efektif, efisien dan transparan,” ujar Pj Bupati.
Syakir berharap mudahan-mudahan harga bahan pokok kita stabil dan IPH ini posisi inflasi tahun 2023 yang lalu ada sedikit kenaikan tetapi di bulan Juni, Juli, November dan Desember 2023 ada penurunan karena akibat elnino dan banjir, untuk itu Aceh Tenggara masuk dalam kondisi yang stabil dalam minggu terakhir 21 maret dari 20 komoditi ada 2 yang masih mahal yaitu daging sapi dan cabai rawit.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Gunawan juga menjelaskan, “mengapa mesin ekonomi kita banyak di gerakan oleh konsumsi rumah tangga sangat mempengaruhi harga-harga dan menyebabkan daya beli turun maka mesin ekonomi kita akan lambat perkembangannya”.(cseh)