JAKARTA (Waspada): Konsep dana abadi bergulir yang beradal dari Fisilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau dana subsidi perumahan tengah dalam tahap pembahasan teknis menyangkut skema pengelolaan, syarat dan ketentuan.
Direktur Utama Bank Rabungan Negara (BTN) Tbk, Nixon LP Napitupulu menyampaikan, pihaknya sudah mengajukan dan mempresentasikan usulan tersebut kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, namun masih ada sejumlah aspek yang harus diperbaiki.
“Kami mengusulkan agar subsidi Kredit Pemilikan Rumah dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR-FLPP) diubah menjadi dana abadi,” ujarnya dalam Focus Group Discussion (FGD) di Malang, Jawa Timur, akhir pekan kemarin.
Menurutnya, selama ini dana subsidi KPR FLPP yang besarannya mencapai Rp 75 triliun per tahun, diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Nah, bagaimana mulai tiga tahun sejak sekarang, KPR FLPP ini tidak lagi menggunakan dana APBN, melainkan kita ubah jadi dana abadi yang sifatnya bergulir,” ungkap Nixon.
Dia mengharapkan, usulan konsep dana abadi ini bisa disetujui sebelum tahun 2023 berakhir, agar pada 2024 bisa mulai dijalankan.
Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar menambahkan, dana abadi ini nantinya dikelola oleh manajer investasi yang ditunjuk Pemerintah.
“Manajer investasi ini bisa saja BP Tapera, atau badan usaha lainnya yang ditunjuk. Yang penting punya kemampuan untuk mengelola dana abadi ini secara profesional,” jelasnya.
Hirwandi melanjutkan, hasil pengelolaan (investasi) dana abadi ini kemudian akan dijadikan sebagai sumber dana untuk KPR Subsidi Selisih Bunga (SSB).
“Potensi kepesertaan Tapera tidak sebatas itu. Ada banyak karyawan swasta yang bisa digarap di luar ASN, TNI, dan Polri. Ini kami dorong Pemerintah untuk menerbitkan regulasinya untuk mengatur biaya kepesertaan,” ungkap Hirwandi.
Nixon maupun Hirwandi sepakat bahwa sektor properti yang berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan PDB, diikuti dengan multiplier effect pada 185 sektor ekonomi turunannya, akan tetap tumbuh positif pada tahun-tahun mendatang.
Penyaluran Kredit Lebih Kuat
Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI) disebutkan, bahwa penyaluran kredit perbankan akan lebih kuat pada kuartal III/2023 mengalahkan kuartal II/2023 dan terjadi pada semua jenis bank serta semua jenis kredit.
Dari Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan yang dirilis oleh BI, saldo bersih tertimbang (SBT) perkiraan penyaluran kredit baru kuartal III/2023 hasil survei periode Juli 2023 bernilai positif 96,8 persen, meningkat dari 95 persen pada kuartal II/2023.
“Peningkatan penyaluran kredit baru terindikasi pada seluruh kategori bank dan seluruh jenis kredit,” tulis laporan BI dalam surveinya.
SBT perkiraan penyaluran kredit bank umum misalnya mencapai 96,3 persen pada kuartal III/2023 lebih tinggi dibandingkan kuartal II/2023 sebesar 95,9 persen.
Lalu, SBT perkiraan penyaluran kredit bank umum syariah kuartal III/2023 mencapai 100 persen lebih tinggi dibandingkan kuartal II/2023 sebesar 94,5 persen. (J03)