TAPSEL (Waspada) : Dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, pengusaha sekaligus investor dari Qatar siap untuk mengelola kawasan hutan Kuria Siondop, Kecamatan Siais, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) menjadi kawasan investasi karbon trade.
“Di Kazakstan, kawasan hutan yang kami kelola dan sedang berjalan saat ini seluas 5 ribu hektare. Kami berharap di daerah ini lebih dari itu, karena perlu juga lahan cadangan,” kata Abu Bakr Ahmed Nourain, yang melakukan kunjungan kerja dari Qatar Engineering Trading and Constraction Company QETCC di wilayah Koeria Siondop, Angkola Selatan, Tapsel.
Abu Bakr Ahmed Nourin bersama keturunan Kuria Siondop, Raja Ranggar Laut Pulungan dan Syukur Siregar, Wakil Ketua Yayasan Raja Ranggar Laut Pulungan, Sabtu (15/2/2025) di Padangsidimpuan menjelaskan rencana proyek ini akan melibatkan konsorsium 4 perusahaan besar Qatar dan Eropa untuk berinvestasi di wilayah hutan Tapanuli Selatan.
Kedatangan Investor dari Qatar tersebut, selain untuk bertemu dengan keturunan Raja Ranggar Laut Pulungan, sebagai pemilik lahan yang akan dijadikan sebagai kawasan hutan karbon trade, juga melakukan peninjauan ke lapangan pada Minggu (15/2/2025) untuk melihat potensi lahan yang akan dikelola jadi kawasan hutan karbon trade, serta berziarah ke makam Alm. Brahim Radja Ranggar Laut Pulungan.

Abu Bakr Ahmed Nourin mengungkapkan bahwa dalam mengelola kawasan menjadi hutan karbon trade itu, pihaknya tidak akan merusak lingkungan, tapi mengelolanya dan melestarikan hutan menjadi lebih baik untuk menghasilkan karbon trade. “Jika ini berhasil, kami akan bawa perusahaan lain untuk berinvestasi, sebagai dukungan kepada Koeria, masyarakat Siondop dan tentunya menambah pendapatan Tapsel,” ucapnya.
Dalam mengelola hutan karbon trade, paparnya, satwa yang ada didalamnya tidak diganggu. Kemudian akan terbuka lapangan pekerjaan, terutama bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan, dan secara tidak langsung mendukung ekonomi rakyat.
Ditanya tentang nilai investasi yang akan diinvestasikan mengelola hutan karbon trade tersebut, Abu Bakr mengatakan pihaknya akan melakukan penghitungan setelah kunjungan ini selesai dilaksanakan.
Saat ini pihaknya akan melakukan kunjungan ke dalam wilayah dengan didampingi oleh Dinas Kehutanan setempat serta perwakilan Koeria dan yayasan. Kondisi lahan atau kawasan hutan yang akan dikelola jadi bisnis karbon trade akan sangat membutuhkan dukungan penuh pemerintah, yayasan Radja Ranggar dan kemitraan asing yang akan berinvestasi.
Sementara itu, Natasha Pulungan dan Iman Sobri Pulungan, mewakili keturunan Raja Ranggar Laut Pulungan, menyambut baik kehadiran pengusaha dari Qatar yang ingin berinvestasi di Tapsel dalam mengelola kawasan hutan Kuria Siondop jadi hutan karbon trade.
“Mr Abu Bakr Nourain, pengusaha Qatar berkunjung melihat potensi yang ada di lahan Kuria Siondop di bawah kepemilikan Raja Ranggar Laut Pulungan,” ujar Natasha sambil berharap semua pihak dapat memberi dukungan.
Mengingat potensi kerjasama bisnis karbon trade tersebut sangat potensial, Natasha mengungkapkan akan membangun sinergitas dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat adat, Pemkab Tapsel dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta pihak terkait lainnya.
“Kami mengharapkan lahan Kuria Siondop akan menambah daftar lahan-lahan yg cukup baik di Indonesia dalam hal untuk kemitraan usaha karbon trade. Usaha yang akan kita kerjasamakan ini merupakan bagian dari upaya melestarikan kawasan lahan,” tuturnya.
Iman Sobri Pulungan, ahli Waris Raja Ranggar Pulungan yang juga atas nama Raja Luat juga menyambut baik kedatangan investor dari Qatar yang ingin berinvestasi dalam bisnis karbon trade di kawasan hutan Kuria Siondop, Tapsel.
Pada kesempatan itu Iman Sobri Pulungan mengungkapkan bahwa di atas lahan Kuria Siondop yang luasnya mencapai sekitar 130 ribu hektare tidak lepas dari permasalahan sebab sebagian sudah ada yang digarap pihak tertentu.
Selain itu, melalui sambungan telepon dengan Ismail Nusantara Pulungan, Ketua Umum Yayasan Radja Ranggar yang sedang berada di Norwegia, menegaskan persiapan panjang telah dilakukan oleh yayasan dan sambutan hangat diberikan kepada tamu istimewa Koeria Siondop yang sedang berkunjung.
Kemudian menyematkanuUlos sebagai tanda selamat datang di wilayah Tapanuli Selatan, simbol kehangatan, perlindungan, kasih sayang dan keberkahan Koeria Siondop Radja Ranggar laut Pulungan.
“Pihak yayasan telah membina hubungan komunikasi dan silaturahmi kepada semua pihak utamanya pemerintah daerah dan kabupaten, termasuk beberapa perusahaan yang beroperasi di dalam wilayah Koeria seperti PT. ANJ Siais, PT. Agincourt Resources, Eks HTI, dengan bersurat resmi dan bertemu,” ungkapnya.
Ismail berharap kerjasama semua pihak demi melihat sesuatu yang lebih baik ke depan dalam peningkatan skala bisnis untuk memajukan perekonomian dan pendapatan daerah melalui lahan hutan potensial Koeria Siondop.
“Saya yakin walaupun ada beberapa polemik agraria terkait perijinan usaha perusahan yang pernah dan masih beroperasi saat ini dapat membuka ruang komunikasi bersama yayasan yang telah dibentuk oleh keturunan Radja Ranggar laut Pulungan,” ucapnya.
Ia mengajak semua pihak untuk bersama memajukan daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk dengan momentum kerjasama dengan investor dari Qatar.
Selaku penanggung jawab teknis Sukur Siregar mewakili Yayasan Raja Ranggar Laut Pulungan, sangat optimis, kerja sama dengan investor dari Qatar dalam hal bisnis karbon trade dapat terwujud. “Bisnis ini sangat bagus karena tidak merusak hutan. Lahan hutan Siondop semoga bisa menjadi lahan percontohan bagi usaha bisnis carbon trade, sehingga dapat lebih terkenal hingga mancanegara,” tuturnya.
Benny Daulay, Seksi Perencanaan, UPT KPH 10 Wilayah 10 Padangsidimpuan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara ketika ditanya tentang lahan atau kawasan hutan yang akan dijadikan hutan karbon trade mengatakan harus dipastikan dulu terkait status lahan, potensi lahan luas.
Menurutnya, jika Koeria Siondop melalui Yayasan Radja Ranggar Laut Pulungan telah berkomitmen untuk menjalin kerjasama dengan semua pihak, merupakan hal sangat bagus. Dinas Kehutanan mendukung investasi serta berharap jika ada agar polemik lama dapat terselesaikan secara baik dengan kekeluargaan melalui yayasan.(a39).
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.