Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Industri Pengolahan Tumbuh 5,20 Persen

Industri Pengolahan Tumbuh 5,20 Persen

JAKARTA (Waspada): Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, pada periode triwukan III-2023 sektor industri pengolahan tumbuh 5,20 persen secara tahunan atau year on year (yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi yang sebesar 4,94 persen pada periode sama.

“Di tengah penurunan daya beli dan melemahnya nilai tukar rupiah yang memengaruhi produksi, industri pengolahan masih terus berkontribusi terhadap perekonomian nasional,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, Selasa (7/11/2023), di Jakarta.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Industri Pengolahan Tumbuh 5,20 Persen

IKLAN

Agus menyebutkan, kontribusi industri pengolahan terhadap PDB seharusnya bisa jauh lebih tinggi. Ini dapat terjadi apabila beberapa masalah yang solusinya bergantung Kementerian atau Lembaga lain bisa diselesaikan. Sebagai contoh, program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang tidak berjalan baik.

Ia mengatakan, masih banyak industri peserta program HGBT mendapatkan gas guna bahan baku dan energi di atas 6 dolar AS per MMBTU. Selain masalah harga, pasokannya pun dinilai tidak lancar.

“Hal itu berdampak terhadap daya saing produk, permintaan, utilisasi, dan tenaga kerja. Maka akhirnya, program HGBT yang tidak berjalan baik ini telah ikut menekan pertumbuhan industri manufaktur,” tegas Agus.

Contoh kedua, lanjutnya, pengetatan arus masuk barang impor belum optimal. Saat ini pasar domestik telah dibanjiri barang impor baik yang masuk secara legal maupun ilegal.

Banjirnya pasar dalam negeri oleh produk impor telah berdampak terhadap permintaan produk manufaktur, utilitasi industri, dan tenaga kerja industri. Lemahnya ketegasan dan koordinasi antar Kementerian/Lembaga juga memiliki andil terhadap derasnya arus barang impor masuk ke pasar domestik.

“Contoh ketiga, pertumbuhan sektor industri pengolahan bisa meningkat jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional apabila Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, maupun BUMN/BUMD memaksimalkan realisasi belanja Produk Dalam Negeri,” jelas dia.

Agus menambahkan, jika pemerintah bisa memaksimalkan belanjanya untuk membeli produk dalam negeri maka pertumbuhan industri manufaktur akan jauh lebih tinggi dan kontribusinya terhadap PDB nasional jauh lebih besar. (J03)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE