JAKARTA (Waspada): Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan di awal tahun 2025 harga beras mengalami kenaikan mulsi dari tingkat penggilingan, grosiran, dan eceran.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan, rata-rata harga beras di tingkat penggilingan pada Januari 2025 naik sebesar 0,92 persen secara bulanan dan turun sebesar 4,30 persen secara tahunan.
“Kemudian untuk beras di grosiran pada Januari 2025 mengalami inflasi sebesar 0,56 persen secara bulanan dan 1,11 persen secara tahunan,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Kemudian di tingkat eceran harga beras juga mengalami inflasi sebesar 0,36 persen secara bulanan dan 2,29 persen secara tahunan.
Sebagai catatan, kata Amalia, bahwa harga beras yang disampaikan merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan mencakup seluruh wilayah di Indonesia.
Sementara itu jika merujuk data PIHPS Bank Indonesia, harga beras rata-rata mengalami kenaikan.
Dimulai dari beras kualitas bawah I yang naik 0,36 persen dibandingkan harga sebelummya menjadi Rp 14.000 per kilogram.
Kemudian harga beras medium I tembus di harga Rp 15.250 per kilogram, beras kualitas Super I dibanderol Rp 16.650 per kilogram, dan beras kualitas Super II juga naik menjadi Rp 16.150 per kilogram.
NTP Naik
BPS juga melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Januari 2025 tercatat 123,68 persen atau naik sebesar 0,73 persen dibandingkan Desember 2024.
Menurut Amalia, kenaikan terjadi lantaran Indeks Harga Terima Petani (IT) naik sebesar 0,82 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,09 persen.
Indeks harga terima petani pada bulan ini mencapai 150,72 perse sementara indeks harga bayar petani mencapai 121,87 pepersel.
“Sehingga nilai tukar petani pada bulan Januari 2025 mencapai 123,68 persen atau naik 0,73 persen dibandingkan Desember 2024,” ujarnya.
Untuk komoditas penyumbang yang membuat indeks harga bayar petani naik adalah cabai rawit, cabai merah, minyak goreng, dan sigaret kretek mesin.
Kemudian, subsektor yang mengalami kenaikan NTP tertinggi adalah produk Hortikultura yang mengalami kenaikan sebesar 9,12 persen. Sementara nilai tukar nelayan (NTN) mengalami peningkatan sebesar 0,51 persen.
Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani dalam subsektor ini adalah ikan layang, ikan kembung, teri, dan ikan selar. (J03)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.