Literasi merupakan kemampuan dasar yang sangat luas, mencakup kemampuan berbahasa seperti mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, serta berpikir kritis. Literasi bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan elemen penting dalam kehidupan setiap individu. Melalui literasi, seseorang tidak hanya memahami informasi tetapi juga mampu menggunakannya untuk mengambil keputusan yang cerdas, memecahkan masalah, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Menurut survei Unesco tahun 2016, indeks membaca di Indonesia hanya mencapai 0, 001 persen, yang berarti dari setiap seribu orang hanya satu yang serius membaca. Penelitian Taufiq Ismail pada 1996 memperkuat fakta ini, menunjukkan bahwa budaya baca di kalangan pelajar Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Siswa di Jerman dan Belanda, misalnya, masing-masing membaca rata-rata 32 judul buku per tahun, sementara di Indonesia jumlahnya mendekati nol. Kondisi ini menunjukkan urgensi dalam meningkatkan minat dan keterampilan literasi di tanah air.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, kita sekarang hidup dalam era disrupsi. Fenomena ini terjadi ketika aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan di dunia nyata berpindah ke dunia maya, menyebabkan perubahan besar dalam cara kita bekerja, belajar, dan berinteraksi. Teknologi telah memisahkan banyak aktivitas dari akar tradisionalnya dan mengubah pola-pola lama dalam kehidupan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disrupsi didefinisikan sebagai “pemutusan” atau “pemisahan akar, ” sebuah metafora untuk revolusi teknologi yang merombak kebiasaan lama dengan sangat cepat. Literasi baru di era disrupsi bukan hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga literasi digital dan teknologi.
Literasi ini membantu individu memahami dan menggunakan teknologi secara efektif, sehingga mereka dapat berfungsi dengan baik di lingkungan yang terus berkembang. Tanpa keterampilan ini, masyarakat akan kesulitan beradaptasi dalam dunia yang semakin kompleks
Upaya Pemerintah Meningkatkan Literasi
Untuk mengatasi rendahnya tingkat literasi, pemerintah telah meluncurkan berbagai program seperti Gerakan Literasi Sekolah (GLS), literasi keluarga, dan literasi masyarakat. Selain itu, inisiatif literasi di bidang sains, finansial, digital, dan budaya kewargaan juga dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan literasi secara menyeluruh. Program-program ini bertujuan untuk membangun kesadaran tentang pentingnya membaca dan belajar tidak hanya di kalangan siswa, tetapi juga di masyarakat umum.
Perluasan Kosakata: Literasi memberikan manfaat langsung dalam memperkaya kosakata seseorang, Dengan membaca berbagai jenis teks, individu dapat memperluas perbendaharaan kata mereka, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan komunikasi verbal maupun tulisan, Stimulasi Otak: Aktivitas membaca dan menulis membantu merangsang fungsi otak. Ini meningkatkan daya ingat, kemampuan konsentrasi, dan kecepatan pemrosesan informasi. Otak yang aktif terus terlatih, sehingga literasi memiliki efek jangka panjang dalam menjaga kesehatan mental, Akses Informasi yang Lebih Luas: Literasi membuka akses terhadap berbagai informasi baru. Dengan kemampuan ini, individu dapat mengeksplorasi berbagai topik yang mungkin tidak mereka ketahui sebelumnya, dari sains hingga sejarah dan budaya, sehingga meningkatkan pemahaman tentang dunia di sekitar mereka, Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis: Literasi juga membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Membaca, menganalisis, dan memahami informasi secara kritis membuat individu mampu mengevaluasi isu-isu sosial, politik, dan ekonomi dengan lebih bijak, Kecakapan Sosial dan Budaya: Literasi tidak hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga terkait dengan pemahaman yang lebih dalam tentang manusia dan budaya. Literasi memungkinkan individu untuk lebih peka terhadap isu-isu sosial dan memahami kompleksitas interaksi sosial yang mereka hadapi setiap
Ke depan, keterampilan literasi akan menjadi semakin penting, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, perkembangan teknologi, dan ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, pendidikan literasi harus terus ditingkatkan di semua lapisan masyarakat agar individu dapat berfungsi secara optimal dalam dunia yang dinamis. Dengan demikian, literasi tidak hanya sekadar kemampuan dasar, tetapi juga menjadi fondasi utama untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi masa depan yang lebih cerah dan kompetitif.
Pendidikan literasi, baik di sekolah maupun masyarakat, adalah pilar utama untuk menciptakan generasi yang lebih cerdas, kritis, dan mampu bersaing di era global. Literasi tidak hanya penting untuk kemajuan individu, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih berpengetahuan dan berdaya saing tinggi. Upaya meningkatkan literasi di Indonesia harus melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, keluarga, hingga komunitas. Hanya dengan meningkatkan literasi, kita dapat mendorong perubahan positif yang lebih luas di bidang pendidikan dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Tri Oktavia Siregar
Mahasiswa Pendidikan Masyarakat Universitas Negeri Medan.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.