Rudi Pama: Tak Ada Matinya

  • Bagikan

BERKESENIAN adalah panggilan jiwa. Maka apapun yang terjadi, aktivitas berkesenian tak akan pernah mati. Dan itulah yang dicontohkan lelaki satu ini.

Boleh dibilang, pengurus Komite Senirupa Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU) ini adalah contoh paripurna untuk semangat berkesenian yang tak ada matinya itu. Dia terus bergiat dalam kesenian mesti situasi berkesenian di daerah ini tak begitu membahagiakan.

Lelaki itu, dialah Rudi Pama. Perupa kelahiran Medan, 21 Oktober 1965 dan alumni Fakultas Senirupa IKIP Medan ini bahkan tak memilih-milih aktivitas kesenian macam apa yang harus diikutinya. Itu jugalah yang membuat mas Rudi, begitu dia suka dipanggil, terlibat dalam hampir semua kegiatan kesenian yang berlangsung di kota ini.

Sudah gemar melukis sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, kegemaran melukis Rudi semakin meningkat setelah ia duduk di bangku SMA dan Perguruan Tinggi. Ketekunannya itu ternyata tak hanya membuahkan kecintaan, tapi juga prestasi. Beberapa kali ia memenangkan lomba melukis yang diadakan di kota Medan.

Tahun 1977 dia menjuarai lomba melukis tingkat Sekolah Dasar se-Kotamadya Medan. Tahun 1981, dia bahkan sudah mengadakan Pameran Tunggal Seni Lukis di Lapangan Gajah Mada. Tahun 1984 Rudi meraih tiga gelar juara melukis sekaligus. Juara Lomba Lukis SMA Negeri 3 Medan, Juara Lomba Poster Perjuangan dalam rangka Hari Besar Nasional UMSU, dan Juara Melukis Tingkat SMA se-Kota Medan.

Tahun 1988 dia melakukan Pameran Bersama Mahasiswa IKIP di Medan Fair. Setahun kemudian dia ikut Pameran Bersama Sumatera-Kalimantan Barat di Aski Padang Panjang. Tahun 1991 dia ikut pula Pameran Bersama Peksiminas I di Surakarta. Tahun 1993 dia ikut Pameran Instalasi Seniman Sumut di Lapangan Benteng Medan, dan Pameran Instalasi Seniman Sumut di Taman Budaya tahun 1994. Tahun 2015 dia melakukan Pameran Bersama X mahasiswa IKIP Medan, dan Tahun 2017 ikut Pameran Instalasi di TBSU dalam acara Pekan Pertunjukan Seni se-Sumatera.

Pensiun dari pekerjaannya sebagai regional visual Sumatera di Matahari Departemen Store, justru membuat kecintaan Rudi pada kesenian semakin menjadi-jadi. Dia makin banyak meluangkan waktunya untuk terlibat dalam berbagai kegiatan kesenian. Tak hanya di Medan, beberapa bulan lalu dia bahkan mengarsiteki seni instalasi untuk dekorasi Desember Kopi Gayo di Takengon, Aceh.

Tak hanya menggeluti senirupa, bapak tiga anak ini juga melibatkan diri di dunia teater dan sering diminta menjadi penata artistik dalam berbagai pertunjukan teater. Belum lama, dia menangani tata artistik pertunjukan monolog “Cik Indun” di Taman Budaya Sumatera Utara. Siplah! (susdha)

  • Bagikan