Puisi Pekan Ini

  • Bagikan


 

Akulah Lelaki Kecil Itu
 
Akulah lelaki kecil itu
yang menggores pilu cerita
perjalanan panjang
membawa bekal bayangan tubuh
dalam setiap langkah menelusuri lorong
di bawah teriknya matahari.
 
Akulah lelaki kecil itu
yang senantiasa diberi mainan bola panas terperangkap dalam ruang
hingga fitnah menyentuh gendang telinga
mendidih darah tak kuasa meronta
dalam bayangan.
 
Akulah lelaki kecil itu
yang terus berjalan
bertikai pada pergeseran waktu
hingga senja mengulum kecewa
menggigil tubuh
menjemput impian
tatkala bulan muncul memberikan cahaya
di tengah malam buta
 
Akulah lelaki kecil itu
menulis murka dendam
di lembar kertas hitam tuan.
 
 Paluta, 03/12/2021
 
 
Topeng
 
Wajah kita adalah topeng
memiliki guratan cerita
suka
duka
canda
tawa.
 
Wajah kita adalah topeng
senantiasa menutup kelemahan diri
dari kelicikan ketika jemari merampas
kemerdekaan lain
menebar fitnah
mengumbar cerita busuk
 
Wajah kita adalah topeng
yang menutup kepuasan dalam diri
senantiasa tersenyum
setelah menjilat selangkangan
membersihkan jemari usai onani
 
Wajah kita adalah topeng
yang senantiasa sembunyi
di balik ketakutan hati nurani.
 
Medan, 11 April 2022
 
 
Alam Menabuh Dendam
 
Aku adalah alam
menabuh dendam pada gelombang laut bergemuruh menghempas karang
tatkala fitnah terlontar
menghantam semangat jiwa
 
Aku adalah alam
menabuh dendam di saat angin bertiup kencang
tabayyun hadir membuai rasa membelah awan
menyembul matahari menghempas panas sinarnya ke tubuh bumi
mendidih darah tak kuasa meronta
menahan lara airmata bathin
pendamping jiwa.
 
Kini…
Aku adalah alam yang menabuh dendam
pada sisa nafas berjalan
mencari keadilan Tuhan…
 
Ramadhan,17042022
 
 
Jika Jodohku Datang
 
dik,
baringkan ragaku di pangkuanmu
karena jodohku akan datang
menjemput di senja hari nanti
 
dik,
tersenyumlah…
jika jodohku membawa semua cerita kita  ucapkanlah dua kalimat
yang pernah ada di telingaku
agar kuat keyakinanku menunggumu
menuju aku…
 
dik,
harum air mawar tercium di senja hari
pasti jodohku sudah datang menjemput
dengan kereta kencana
segera ambil kain putih itu
selimuti sekujur tubuh
agar di perjalanan terasa hangat kasih sayang dan doa tulus pada balutannya
 
dik,
jodohku sudah datang
kereta kencana di depan pintu rumah
tersenyumlah..
cium keningku sebagai ungkapan doa
                
Tarutung, 15 Maret 2019
 
 
Pesan Ayah
 
Nak,
Ada sebuah catatan yang ayah tulis
jika hari senja ayah terlelap panjang
bersandarlah pada tiang keyakinan
yang sudah ayah bangun
 
Nak,
Ada catatan yang ayah tulis
di tiap tetes keringat ini
mengucur doa
meski belum memberikan apa-apa
tapi inilah ayah
 
Nak,
Ada catatan yang ayah tulis
jika hari senja ayah terlelap panjang
tutup dengan selimut kasih sayang
taburi dengan harum bunga doa
 
Nak,
Ada catatan yang ayah tulis
jika hari senja ayah terlelap panjang
terangi ruang dengan lentera doa
agar tak gelap jika terbangun nanti
 
Nak,
ada catatan yang ayah tulis
jika hari senja ayah terlelap panjang
kecup kening ayah
bisikkan di telinga ayah
Laa Ilaha Illallah…..
Muhammad Rasulullah….
Agar mimpi ayah indah
 
Ssstt…
jangan menangis
simpan air matamu
tersenyumlah…
 
Nak,
maafkan ayah.
 
Tarutung, 06 Februari 2019/2021
 
Bung Kamal Nasution lahir di Perdagangan pada 17 Maret 1971. Putra pertama dari dua bersaudara ini adalah salah seorang seniman teater dan deklamator handal Sumatera Utara yang belakangan rajin menulis puisi. Anggota Teater Patria Medan ini juga aktif membantu setiap kali ada pertunjukan kesenian di Medan. Selain berkesenian, bapak tiga orang putri ini adalah juga aktivis budaya di Forum Sastrawan Deliserdang (Fosad).
 
——
 
 
 

  • Bagikan