MEDAN (Waspada): Pengamat kebijakan publik, yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila Sumut Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP (foto) berpendapat, tidak masuk akal, aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum anggota organisasi masyarakat (Ormas) mengakibatkan ratusan triliun batal investasi.
“Menurut saya tidak masuk akal, gara-gara aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum anggota Ormas mengakibatkan ratusan triliun batal investasi,” kata H Sakhyan kepada Waspada, di Medan, Selasa (12/2).
H Sakhyan yang juga dosen S2 S3 Fisip USU, ditanya ketika merespon laporan Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia yang menyebutkan, terdapat kerugian hingga ratusan triliun rupiah akibat batalnya investasi dan keluarnya investor dari kawasan industri, dengan salah satu penyebabnya adalah Ormas.
Diinformasikan, oknum-oknum itu diduga ingin terlibat di dalam operasional pabrik, misalnya ingin urus transportasi, catering atau semacamnya, hingga perluasan pabrik agar diserahkan mereka.
Menyikapi hal itu, H Sakhyan menyebutkan, hal itu tidak masuk akal dengan asumsi bisa dihitung potensi yang dimiliki dan dilakukan oleh oknum Ormas apabila ada melakukan aksi, yang mengakibatkan gangguan terhadap pabrik-pabrik atau kawasan industri.
“Paling berapa lah oknum yang bisa melakukan itu. Dan itupun biasanya dilakukan oleh oknum di tingkat lapisan bawah yang biasa berada di lapangan,” imbuh Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK-P) Medan, ini.
Ia menambahkan, adapun pada tingkat yang lebih tinggi, biasanya tidak melakukan aksi di lapangan. Lazimnya melakukan lobi-lobi di kafe atau di tempat-tempat ngopi.
Lebih jauh dipaparkan, justru banyak pimpinan Ormas yang bersahabat dengan pengusaha. “Andaikata disebutkan sampai adanya pengerahan massa dalam jumlah yang banyak, pasti bukan hanya melibatkan satu Ormas, melainkan juga melibatkan unsur masyarakat, karena adanya faktor-faktor yang dirasakan merugikan masyarakat,” terangnya.
Misalnya limbah, jalan-jalan menjadi rusak, timbulnya debu di jalanan, terjadinya polusi udara dan lain lain sebagai akibat dari beroperasinya pabrik atau industri yang kurang terkontrol, sehingga masyarakat merasa dirugikan.
“Itulah yang menjadi penyebab terjadi pengerahan massa dalam satu aksi unjuk rasa,” sebutnya.
Jadi menurut H Sakhyan, tidak ada aksi yang terstruktur, masif dan sistematis yang dilakukan oleh Ormas, sehingga menyebabkan terganggunya investasi.
“Jika memang saat ini banyak investor yang gagal masuk, mungkin bukan disebabkan oleh preman lapangan yang notabene adalah orang kecil, tapi justru dilakukan oleh preman berdasi atau preman kerah putih yang justru punya kewenangan untuk menentukan maju mundurnya suatu usaha. Inilah sebenarnya yang perlu kita evaluasi. Jangan semata-mata menjatuhkan vonis kepada Ormas,” jelasnya.
Biasanya anggota Ormas itu sangat patuh kepada pimpinannya. Jika ada komunikasi yang baik antara pengusaha dengan pimpinan Ormas, dirinya yakin oknum Ormas itu tidak akan berani melakukan tindakan yang mengganggu.
“Oleh karenanya, perlu ada jalinan komunikasi yang intensif antara pengusaha dengan pimpinan Ormas,” pungkas H Sakhyan. (cpb)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.