MEDAN (Waspada): Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sumatera Utara melaksanakan seminar pendidikan dan sekaligus memperingati Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2024 di LePolonia Hotel & Convention pada Sabtu (27/7).
Kegiatan itu dihadiri peserta berjumlah 300 orang terdiri dari unsur penilik, pengawas, serta guru dari semua jenjang PAUD SD, SMP, SMA di Sumatera Utara (Sumut).
Kepala Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sumatera Utara, Dr. Joko Ahmad Julifan, M.Si mengatakan
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus memperoleh dan menikmati hak- haknya sebagai anak tanpa terkecuali guna membantu tumbuh kembangnya untuk menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat.
Ekosistem yang baik dan kondusif sebutnya dapat mengembangkan potensi terbaik anak oleh karena itu sekolah diharapkan menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi peserta didik.
Meski sebutnya saat ini pada kenyataannya masih terdapat masalah pada anak, seperti perundungan di sekolah baik kekerasan fisik maupun psikis bahkan ada kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah. Oleh karena itulah pihaknya terus melakukan upaya untuk pencegahan kekerasan pada anak.
“Kami terus berupaya bersama dengan unit lainnya untuk terus memberikan edukasi kepada guru, tenaga pendidik, serta mitra lainnya bagaimana upaya pencegahan kekerasan pada anak ini. Salah satunya seperti saat ini kami melaksanakan salah satu yang menjadi tugas kami, yaitu melaksanakan seminar pendidikan yang sekaligus memperingati hari anak nasional tahun 2024,’ katanya.
Dijelaskannya pada tahun 2024 ini tema HAN, ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’ tema ini katanya mencerminkan betapa pentingnya melindungi anak, karena anak sebagai kunci kemajuan bangsa di masa depan.
“Sub tema HAN tahun ini yakni Anak Cerdas Berinternet Sehat, Suara Anak Membangun Bangsa, Pancasila di Hati Anak Indonesia, Dare to Lead and Speak Up: Anak Pelopor dan Pelapor, Pengasuhan Layak Untuk Anak: Digital Parenting, dan terakhir Anak Merdeka dari Kekerasan, Perkawinan Anak, Pekerja Anak, dan Stunting. Namun kita ambil sub tema anak merdeka dari kekerasan melalui penguatan bagaimana upaya kita melakukan pencegahan kekerasan pada anak,” tegasnya. Ia berharap melalui kegiatan ini semua teredukasi dan dapat melakukan pencegahan kekerasan pada anak.
Hadir pada kegiatan itu,
Pj. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK)
Provinsi Sumatera Utara, A.P Widyaningtyas Fatoni,
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Ir. Abdul Haris Lubis, M.Si, Rektor Universitas Negeri Medan
Prof. Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd serta para Narasumber seminar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Sumut, Sri Suriani Purnawati S.Si Apt Mkes, Suri Damayanti Damanik dari Unimed.
Kepala Dinas Pendidikan Sumut,
Ir. Abdul Haris Lubis, M.Si, mengatakan
sangat mengapresiasi dilaksanakannya seminar pendidikan dengan tema yang sangat tepat sesuai tujuan nasional adalah mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045.
“Kita harus memastikan tidak ada lagi kekerasan pada anak di Indonesia terutama di Sumut jika ingin mewujudkan Indonesia Emas itu kalau itu masih terjadi artinya kita bisa menyimpulkan bahwa perlindungan terhadap anak belum bisa kita jamin di Indonesia,” katanya.
Sesuai data yang dimilikinya, bahwa kasus kekerasan terhadap itu saat ini mencapai 1993 kasus. Jumlah ini dipastikannya akan terus meningkat.
“Kita bandingkan dengan apa yang terjadi pada tahun 2023. Bahwa menurut komisi nasional perlindungan anak (Komnas PA) sepanjang tahun 2023 terdapat 3547 aduan kekerasan terhadap.anak. hari ini sudah mencapai 1993 kasus. Lain lagi catatan komisi perlindungan anak Indonesia (kpai) dari januari hingga Agustus 2023 terdapat 2355 kasus pelanggaran terhadap.perlindungan anak. Ini fakta yang penting untuk menjadi perhatian kita semua bahwa ini masih berlangsung. Jadi Bagaimana kita ingin mewujudkan Indonesia Emas. Kita semua harus bisa memastikan mulai hari ini ke depan kita harus melakukan upaya optimal dengan bekerjasama,” tegasnya.
Ia menghimbau kepada seluruh peserta agar baik di sekolah, lingkungan anak maupun di rumah dan dimana saja bahwa ada jaminan terlindunginya setiap anak.
“Saya berharap besar dengan BBGP dan kedepan kita bisa berdiskusi agar program soal anak ini bisa berjalan dengan optimal.Seminar ini tentunya akan memberikan pencerahan kepada kita,” ujarnya lagi.
Sementara itu, ada beberapa tema yang dibawakan para Narasumber yakni perlindungan dan pencegahan kekerasan pada anak serta urgensi pencegahan kekerasan dan pornografi di satuan pendidikan. (Cbud)