MEDAN (Waspada): Investigasi dugaan korupsi bahan bakar minyak (BBM) untuk petugas kebersihan se-Kecamatan Medan Polonia terus berjalan sampai saat ini. Wali Kota Medan Rico Waas menegaskan komitmennya untuk menuntaskan permasalahan ini.
“Ini terus dilakukan. Saya bilang jangan sampai ada intervensi. Saya ingin tahu siapa orang-orang yang benar-benar terlibat. Siapapun pejabat di dalam itu harus bisa terungkap,” katanya menjawab wartawan usai menghadiri halal bihalal sekaligus pelepasan calon haji Kota Medan 2025 di Asrama Haji Medan, Selasa (22/4).
Dengan nada serius, Rico mendorong kinerja Inspektorat Kota Medan dalam mengusut kasus tersebut dan terus memantau proses pemeriksaan yang sedang berlangsung. “Saya mendorong Inspektorat bekerja dengan sebaik-baiknya dan saya yang ada di belakang itu mengeceknya. Jangan sampai hal-hal begini tiba-tiba ada pembiaran dan kasusnya raib gitu saja. Karena aromanya ini kan sudah tercium,” tegasnya.
Rico Waas menekankan bahwa kasus ini harus benar-benar diselesaikan hingga tuntas dan transparan. Menurutnya, publik berhak tahu kebenaran yang sesungguhnya agar kepercayaan terhadap pemerintah tetap terjaga. “Seperti yang ditanyakan kemarin soal kasus ini, ya harus diungkap kebenarannya, harus diselesaikan. Dalam prosesnya agar nanti kasus ini tidak raib begitu saja,” tegasnya.
Seperti di ketahui sebelumnya, Bendahara Camat Medan Polonia Kindi Kurniawan sudah diperiksa Inspektorat sejak kasus dugaan korupsi BBM petugas kebersihan ini mencuat, sebagaimana pula menindaklanjuti instruksi dari wali kota.
Plt Inspektur Daerah Kota Medan Habibi Adhawiyah mengaku, ihwal pemeriksaan terhadap bendahara Kecamatan Medan Polonia meski masih enggan merinci apa saja yang menjadi poin-poin pendalaman kasus tersebut. “Saat ini kita masih melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini. Dalam waktu dekat ini mungkin sudah ada titik terang dari tim di Inspektorat,” katanya.
Habibi juga belum mau merinci apakah mantan camat termasuk pejabat yang terlibat dalam dugaan korupsi ini. Ia hanya menyebut yang bersangkutan belum ada dilakukan pemanggilan dan pemeriksaan. “Untuk saat ini belum,” ungkap dia seraya meminta agar publik bersabar menunggu hasil final pemeriksaan timnya nanti.
“Mohon bersabar ya. Karena masih proses pemanggilan dan pemeriksaan pihak-pihak terkait,” pungkasnya. Sebagaimana diketahui sebelumnya nasib para pekerja pengangkut sampah di Kecamatan Medan Polonia sangat memprihatinkan, karena jerih payah mereka diduga dikorupsi. Jatah BBM harian mereka yang cuma Rp20 ribu/hari diduga tidak disalurkan pihak kecamatan.
Pusara korupsi uang BBM petugas sampah ini diduga melibatkan Plt Camat Medan Polonia dan Kasi Sarana Prasarana.
Ditaksir, uang BBM pengangkut sampah yang diduga dikorupsi itu dengan rincian 22 orang petugas dalam setiap bulannya menerima Rp600 ribu, dan belum disalurkan sejak Agustus 2024 atau 9 bulan lamanya, maka total keseluruhan uang BBM yang diduga dikorupsi itu ditaksir capai Rp118 juta. (m26)