MEDAN (Waspada): Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara (USU) resmi meluncurkan program inovatif pemanfaatan limbah nanas melalui teknologi silase di Desa Saran Padang, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun baru-baru ini.
Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa dengan mengubah limbah pertanian menjadi pakan ternak berkualitas tinggi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan peternak lokal.
Program ini diprakarsai oleh LPPM USU dengan Ketua Tim Dr. Usman Budi, S.Pt., M.Si., dan anggota tim Dr. Nurjama’yah Br.Ketaren, S.Pt., M.Si. Kegiatan ini melibatkan lintas fakultas dari USU, termasuk Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Pertanian, dan Fakultas Psikologi. Acara peluncuran dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk warga desa, Kepala Desa Robinson Tarigan AMD, Camat Kecamatan Dolok Silau, dan perwakilan dari Bupati Simalungun.
Dr Usman Budi mengatakan program ini berfokus pada pemanfaatan limbah tanaman nanas menggunakan teknologi silase untuk penggemukan sapi potong.
Teknologi silase adalah metode fermentasi untuk mengawetkan pakan hijauan, meningkatkan nilai gizi, dan memungkinkan penyimpanan jangka panjang. Limbah nanas, yang biasanya dibuang, dapat diolah menjadi pakan ternak yang efisien dan ekonomis, meningkatkan kualitas gizi dan produktivitas ternak sapi di desa ini.
Peluncuran program ini dilakukan pada Rabu, 19/7 bertepatan dengan pesta rakyat dan kerja tahunan desa.
Program ini akan berlangsung dari Juni hingga November 2024, dengan berbagai kegiatan pelatihan dan workshop untuk warga desa mengenai teknologi silase dan pemanfaatan limbah nanas.
Desa Saran Padang, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun, dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program. Desa ini dikenal memiliki potensi pertanian yang besar dengan tanah yang subur, iklim yang baik, dan kebiasaan bertani yang sudah mapan. Selain nanas, desa ini juga memiliki komoditas unggulan lainnya seperti tomat dan bawang.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk memberdayakan masyarakat desa dan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pemanfaatan limbah pertanian yang sebelumnya tidak digunakan secara maksimal. Dengan teknologi silase, limbah nanas dapat diolah menjadi pakan ternak berkualitas tinggi, mengurangi biaya pakan, dan meningkatkan produktivitas sapi potong. Program ini juga bertujuan untuk mewujudkan lingkungan pertanian yang sehat dan mandiri, mengurangi ketergantungan pada pakan hijauan musiman, dan meningkatkan ketahanan pangan di desa tersebut.
Implementasi program ini melibatkan serangkaian kegiatan pelatihan dan workshop bagi peternak dan warga desa. Pelatihan ini mencakup teknik-teknik silase, manfaat limbah nanas, dan cara mengolahnya menjadi pakan ternak. Tim pelaksana dari USU akan memfasilitasi transfer pengetahuan dan teknologi, menyediakan alat dan bahan yang diperlukan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan keberhasilan program.
Acara peluncuran diadakan dengan meriah, dihadiri oleh warga desa yang berkumpul di Jambur pada malam hari untuk menyaksikan tarian-tarian yang dibawakan oleh pemuda dan pemudi setempat. Penandatanganan MoU antara LPPM USU dan Pemerintah Desa Saran Padang menjadi simbol komitmen kerjasama jangka panjang. Beberapa alat dan fasilitas diberikan kepada desa sebagai dukungan awal untuk pelaksanaan program ini.
Dr. Usman Budi menambahkan bahwa program ini bukan hanya tentang teknologi silase, tetapi juga tentang mengubah cara pandang masyarakat terhadap limbah pertanian. Kami berharap melalui program ini, masyarakat Desa Saran Padang dapat menjadi lebih mandiri, sejahtera, dan mampu memanfaatkan sumber daya lokal dengan lebih bijak.
Dengan peluncuran program ini, Desa Saran Padang diharapkan menjadi model bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan limbah pertanian secara efektif dan inovatif, serta meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian berkelanjutan.(cbud)