MEDAN (Waspada): Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Medan, Zhang Min (foto), menyampaikan pernyataan Menteri Luar Negeri RRT, Wang Yi, bahwa dunia ini semakin tidak stabil dan tidak menentu, maka akan semakin besar kemungkinan negara-negara berkembang dan negara-negara kecil serta menengah turut menjadi korban.
“Bagaimana negara-negara ‘
Global South harus melindungi kepentingan mereka sendiri dalam situasi saat ini?”. Global South harus perkuat diri, harus bersatu, dan harus berkembang,” ujarnya dalam siaran pers di Medan, Jumat (14/3).
Dikatakannya, pernyataan Menteri Luar Negeri RRT Wang Yi ini pada konferensi pers yang diadakan selama “Dua Sesi” Tiongkok beberapa waktu lalu, menjawab pertanyaan wartawan kepada anggota Politbiro Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.
“Pertanyaan ini mencerminkan keinginan bersama negara-negara Global South, termasuk Tiongkok dan Indonesia, untuk membangun tatanan internasional yang lebih adil dan masuk akal,” jelas Zhang Min.
Dalam dunia yang penuh kekacauan dan perubahan saat ini, lanjutnya, kepastian menjadi sumber daya yang semakin langka secara global. Saat ini, perdamaian dan pembangunan di dunia menghadapi tantangan berat. Kesenjangan antara Utara dan Selatan terus melebar, tren anti globalisasi dan emosi proteksionisme sedang meningkat, dan konflik geopolitik semakin memanas. Pembangunan berkelanjutan dan berkualitas tinggi di Tiongkok serta kemajuan berkelanjutan modernisasi ala Tiongkok telah menyuntikkan stabilitas yang berharga ke dalam dunia yang bergejolak.
“Kepastian Tiongkok akan menstabilkan dunia yang tidak pasti. Dalam laporan kinerja pemerintah bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok mencapai 134,9 triliun yuan RMB (sekitar Rp298 kuadriliun) pada tahun 2024 atau naik 5% dibanding tahun sebelumnya, dengan laju pertumbuhannya termasuk yang tertinggi diantara ekonomi utama lainnya di dunia,” ungkapnya.
Sementara itu, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi global tetap sekitar 30%. Produksi biji-bijian Tiongkok melampaui 700 miliar kilogram untuk pertama kalinya. Nilai tambah sektor industri manufaktur teknologi tinggi dan manufaktur peralatan masing-masing meningkat sebesar 8,9% dan 7,7%. Produksi tahunan mobil tenaga listrik Tiongkok melampaui 13 juta unit. Pencapaian baru telah dibuat di bidang sirkuit terpadu, kecerdasan buatan dan teknologi kuantum. Misi antariksa Tiongkok Chang’e-6 berhasil mengambil sampel di sisi jauh bulan untuk pertama kali dalam sejarah manusia.
Negara-negara Global South merupakan jangkar stabilitas bagi dunia, karena merupakan kunci untuk menstabilkan dan memperbaiki dunia. Pertumbuhan pesat Global South telah menjadi pemandangan indah di panggung internasional dan simbol paling khas di era kita.
“Total ekonomi negara-negara Global South menyumbang lebih dari 40% PDB dunia, serta menyumbang hingga 80% pertumbuhan global. Negara-negara Global South telah berkembang dari negara yang tidak terlalu berpengaruh
menjadi negara penting pemberi kontribusi bagi ekonomi dunia, dan menjadi kekuatan utama dalam menjaga perdamaian internasional, mendorong pembangunan dunia, serta meningkatkan tata kelola global,” ucapnya.
Lanjut Zhang Min, Semakin sulit dan berbahaya jalan yang harus ditempuh, semakin pula Global South harus bersatu dalam suka dan duka, berbicara dengan satu suara dikancah internasional, membentuk sinergi yang lebih besar, dengan tegas menjaga kepentingan bersama, dan terus meningkatkan representasi dan hak bersuara dalam tata kelola global.
“Sejak tahun lalu, Tiongkok telah menekankan pentingnya komunikasi yang damai dalam mendorong rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Iran, serta bersama-sama mengeluarkan Konsensus Enam Poin dengan Brasil mengenai solusi politik bagi krisis Ukraina, menjunjung tinggi panji multilateralisme dan berbicara untuk keadilan mewakili negara-negara berkembang,” ungkapnya.
Tahun ini, selain Tiongkok yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), Brasil dan Afrika Selatan juga akan menjadi tuan rumah KTT BRICS dan G20, dimana mereka akan bersama-sama menerangi momen Global South tata kelola global.
“Pembangunan adalah tema abadi umat manusia. Negara-negara Global South bangkit untuk pembangunan dan berkembang karena pembangunan. Jika ingin berdiri tegak, maka sertakanlah yang lain untuk ikut berdiri tegak. Jika ingin sukses, maka bantulah mereka untuk ikut sukses. Tiongkok akan memberi manfaat bagi Global South melalui hasil pembangunannya yang bermutu tinggi, menyuntikkan dorongan baru ke dalam percepatan pembangunan Global South,” katanya.
Negara-negara Global South hendaknya terus menempatkan pembangunan di pusat agenda internasional, membina momentum pembangunan, meningkatkan kemampuan pembangunan, dan bekerjasama di jalan menuju modernisasi. Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, Tiongkok akan selalu mengingat Global South dan berakar pada Global South.
‘Di masa depan, Tiongkok akan bekerja sama dengan negara-negara Global South, termasuk Indonesia, untuk lebih meningkatkan suara Global South, bersama-sama mendorong terwujudnya dunia multipolar yang setara dan teratur serta globalisasi ekonomi yang inklusif, dan bersama-sama mendorong pembangunan komunitas senasib sepenanggungan umat manusia,” tuturnya. (h01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.