MEDAN (Waspada): Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melalui data Badan Pusat Statistik (BPS), mengklaim angka kemiskinan pada September 2024 berhasil ditekan hingga titik terendah sepanjang sejarah. Namun anehnya tingkat kriminalitas dapat dirasakan semakin tinggi, sehingga rasa was-was dan cemas terhadap selalu dihadapi .asyarakat Sumut.
“Rasa tidak nyaman beraktivitas mencari nafkah malam hari menjadi tidak aman dengan maraknya begal. Curanmor dan narkoba semakin meningkat ditengah sulitnya mencari pekerjaan. PHK terus terjadi dimana banyak bisnis yang lesu walaupun pertumbuhan cafe dan warung cukup tinggi namun tidak bertahan lama,” ujar Pengamat Kebijakan Publik dan Pemerintah, Elfanda Ananda (foto), kepada Waspada, Minggu (19/1).
Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari bisnis hotel, hiburan, Mall yang selama ini menjadi tanda-tanda pergerakan ekonomi diperkotaan nyaris banyak yang tutup.
“Industri dan usaha banyak yang tidak nyaman dalam menjalankan bisnisnya karena regulasi perizinan yang belum begitu mendukung dan banyak premannya,” ujarnya.
Dikatakannya, selain berhasil menekan angka kemiskinan, pemerintah provinsi Sumut juga mengklaim berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti dilaporkan dalam data BPS bahwa ekonomi Sumut Triwulan II-2024 terhadap Triwulan I-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 2,94 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 17,64 persen.
“Tentu saja pertumbuhan ekonomi propinsi Sumut yang diklaim dari data BPS tumbuh 2,94 persen ternyata yang paling besar berasal dari lapangan usaha administrasi pemerintahan. Bukan sektor rill yang ada di masyarakat seperti pertanian rakyat, perikanan di nelayan. Bukan sektor pertanian industry (sawit, karet, kakau) dan perikanan kapal industri perikanan,” ungkapnya.
Harusnya, lanjut Elfenda, yang tumbuh adalah sektor rill yang selalu menjadi tumpuan ekonomi masyarakat yang jumlahnya lebih besar. Melihat apa yang ditampilkan oleh data BPS menekan angka kemiskinan, angka kesenjangan dan peningkatan ekonomi tersebut, tentunya jangan membuat pemerintah provinsi Sumut cepat puas dan merasa berhasil dalam mengelola pemerintahan untuk mensejahterakan rakyat.
“Masih banyak persoalan kemiskinan yang belum tersentuh dalam berbagai program yang dilakukan pemerintah Provinsi. Selain itu, persoalan metodologi sebagai intrumen untuk mengukur indicator kemiskinan, ekonomi dan sebagainya tentunya mendapat tantangan yang serius untuk mendapatkan data yang sesungguhnya sesuai kondisi lapangan,” pungkasnya.
Turun
Dipaparkan Elfenda, Data terbaru BPS menunjukkan, tingkat kemiskinan Indonesia per September 2024 adalah 8,57 persen dari total populasi atau sebanyak 24,06 juta orang. Tingkat kemiskinan itu turun dari 9,36 persen atau 25,9 juta orang pada Maret 2023, mencatatkan rekor terendah sejak BPS mulai mengumumkan data kemiskinan pada tahun 1960.
Pemerintah Provinsi Sumut pada September tahun 2024 data terbaru BPS Sumut menunjukkan tingkat kemiskinan juga mengalami penurunan sebesar 0,80 poin yaitu dari 7,99% Maret 2014 menjadi 7,19% di September 2024.
Angka kemiskinan ini setara dengan 1,11 juta jiwa pada September 2024 atau berkurang sebesar 117,1 ribu jiwa dalam enam bulan terakhir. Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2024 sebesar 7,01% dan pedesaan sebesar 7,44%. Adapun Garis Kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar Rp.648.336,-/kapita/ bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp.495.730,- (76,46%) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp.152.606,- atau sekitar 23,54 persen.
Sementara itu, pada September 2024, (tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur dengan) Gini Ratio Sumut tercatat sebesar 0,306. Angka ini meningkat sebesar 0,009 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2024 dan turun sebesar 0,003 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2023 yang angkanya sebesar 0,309.
Provinsi Sumut mengklaim keberhasilan mereka dalam menekan angka kemiskinan sebesar 0,08% priode Maret 2024 hingga September 2024. Angka kemiskinan di Sumut September 2024 ini paling rendah sejak 10 tahun terakhir dimana angka yang paling tinggi tingkat kemiskinan pada tahun 2015 sebesar 10,79%. Tentu saja berkurangnya jumlah orang miskin sebesar 1,11 juta jiwa selama enam bulan dalam dalam data laporan BPS tersebut bisa dianggap keberhasilan program pemerintah provinsi dalam menekan angka kemiskinan.
Namun, bila dilihat data ketimpangan yang juga pada September 2024 meningkat sebesar 0,009 poin tentunya ini menjadi kekhawatiran apabila kesenjangan semakin meningkat.
“Di tengah klaim pemerintah pusat dan provinsi yang berhasil menekan angka kemiskinan ternyata terjadi peningkatan kesenjangan di masyarakat. Sebab, alat ukur BPS yang dipakai sebagai alat ukur adalah pengeluaran masyarakat dan bukan pendapatan perkapita mayarakat yang meningkat,” ucapnya.
Aktivitas Bantuan Sosial
Diketahui, pada awal 2024 banyak kegiatan aktivitas bantuan sosial saat event politik yang meningkat cukup siqnifikan. Yang relevan juga dengan data BPS bahwa dari sisi pengeluaran komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) merupakan komponen mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,89 persen. Sedangkan untuk penyumbang kemiskinan di mAsyarakat yang terbesar untuk konsumsi adalah beras sebesar 22,48% dan rokok 11,69%.
“Keberhasilan menekan angka kemiskinan yang menjadi prestasi pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dan meningkatnya angka kesenjangan sebenarnya tidak boleh membuat pemerintah provinsi cepat puas. Sebab, data yang ditampilkan BPS dengan metode yang dipakai saat ini perlu dilakukan perbaikan sesuai dengan perkembangan yang ada,” tegas Elfenda.
Apalagj, lanjutnya, ekonomi global dan nasional yang dirasakan sedang tidak baik-baik saja. Beban APBN menanggung hutang dan cicilan bunga setiap tahun membuat ruang fiscal semakin sempit untuk memperbaiki ekonomi. “Belum lagi beban subsidi energi, bertambahnya jumlah Kementerian yang otmatis menjadi beban keuangan negara,” tuturnya. (h01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.