KARO (Waspada) : Kopi merupakan salah satu komoditi unggul di Kabupaten Karo yang hingga saat ini pertumbuhannya cukup pesat. Baik dari segi agrikultur, olahan dan potensi wisatanya juga cukup berkembang di kalangan masyarakat.
Bukan hanya sebagai sebuah komoditas, kopi juga telah menjadi bagian dari budaya yang cukup erat dengan keseharian orang-orang Karo. Contohnya kede (Kedai) kopi, merupakan tempat pertemuan masyarakat untuk saling bertukar informasi ataupun sekedar menikmati kopi hangat yang sangat cocok dengan kondisi iklim di Kabupaten Karo.

Sehingga, kopi karo dengan segala budayanya yang melekat, menjadi nilai tambah. Dimana dari mulai kopi tersebut ditanam, kemudian diolah dan disajikan untuk dinikmati.
Tentu hal ini seharusnya mampu membangun kesadaran masyarakat karo tentang potensi itu sendiri, bukan hanya sebuah nama, namun kopi karo harus mampu membangkitkan gairah ekonomi dan pariwisata karo.
Hal itu lah yang menjadi alasan Swadaya Koperasi Petani kopi Jumaraja dengan Penggiat Kopi dan Pemerintahan Desa Cinta Rakyat untuk membangun sebuah event yang bernama Festival Kopi Karo dengan Tema Kolaborasi Budaya dengan Kopi.
Seperti yang dikatakan Ketua Panitia Festival Kopi Karo Jumaraja Advent Tarigan Tambun, Festival ini merupakan refleksi budaya karo, kopi bukan hanya semata-mata sebagai tujuan akhir, tetapi kopi juga merupakan kendaraan kita untuk memahami, dan menghayati budaya karo.
“Festival Kopi Karo selalu ada paduan budaya di dalamnya,” ucapnya, Minggu (30/10).
Menurutnya, kopi yang enak adalah kopi yang langsung dari petani, sehingga petani harus menyadari bahwa mereka telah menjadi tulang punggung enak tidaknya sebuah kopi. Itulah alasan Advent bersama Swadaya Koperasi Petani Jumaraja membangun sebuah festival yang diadakan di sebuah desa, yang tujuannya untuk bersentuhan langsung antara penikmat kopi dengan para petani.
Ia berharap, ke depannya Kopi Karo menjadi sebuah products tourism yang akan menarik pariwisata untuk datang langsung ke petani melihat bagaimana kopi itu ditanam, dipetik, diolah, dan disuguhkan untuk dinikmati.
“Tentu hal ini bisa terjadi jika semua unsur atau elemen baik masyarakat itu sendiri maupun pemerintah Kabupaten Karo untuk bersama-sama mendorong agar hal tersebut dapat terealisasi,” ujar Advent.
Sementara itu, Herwin Sembiring Petani dan pengusaha kopi, merasa bangga dengan diadakannya Festival Kopi Karo di desanya, ia berharap festival ini dapat menjadi motivasi untuk petani kopi tentang bagaimana menanam, merawat, dan memanen kopi dengan baik.
“Semoga dengan diadakannya Festival Kopi Karo di desa kami dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, terlebih-lebih bagi kami para petani kopi yang tergabung di Koperasi Jumaraja Lestari Kopi,” ucap Herwin.
Herwin menambahkan, bahwa proses yang dilakukan masyarakat yang tergabung dalam koperasi Jumaraja Lestari kopi bukan hanya menjual kopi dalam bentuk ceri dan green beans namun sudah dalam bentuk packaging dan bubuk yang siap diedarkan.
“Kami bahkan telah mengirim sample ke buyer yang ada di luar negeri, seperti Mesir, Australia, dan Dubai,” tutup Herwin. (cto)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.