MEDAN (Waspada): Bakal calon Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan kegelisahannya melihat sistem demokrasi yang terjadi sekarang ini di Indonesia. Dimana demokrasi yang dibangun tidak lagi berdasar pada etika, tapi hanya sekadar mengejar popularitas dan elektabilitas. Karena itulah, Edy Rahmayadi dan pasangannya Hasan Basri Sagala, berikhtiar untuk berkompetisi dalam Pilkada ini dengan taat aturan dan mengikuti etika serta tatakrama demokrasi yang bermartabat.
Bakal calon Gubsu Edy Rahmayadi, mengatakan itu di Rumah Pemenangan, di Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Minggu (15/9).
Hari itu, para Alumni SMA Negeri 3 Medan berkumpul untuk menyatakan dukungannya bagi kemenangam pasangan Edy Rahmadi – Hasan Basri Sagala pada Pilgubsu 2024. Para Alumni SMA Negeri 3 Medan itu terhimpun dalam Relawan Edy Rahmayadi Harapan Masyarakat Sumatera Utara (Erahmas).
Menurut Gubsu periode 2018- 2023 Edy Rahmayadi bahwa demokrasi harusnya tidak hanya sekedar mengejar popularitas dan elektabilitas. Tapi demokrasi harus terbangun dengan etika. Artinya, semua pihak harus menghormati dan menjalankan etika sesuai proporsinya masing masing.
Mantan Pangkostrad ini melihat, akhir-akhir ini etika itu sudah mulai pudar. Di mana keterlibatan oknum sangat jelas terlihat. Oknum penyelenggara negara secara terang-terangan melakukan cawe-cawe, mendukung salah satu pasangan calon. Bahkan juga turut membantu mensosialisasikan ke masyarakat.
“Sebagai aparatur, semisalnya para Pj. Kepala Daerah, harusnya bersikap netral, tidak boleh cawe-cawe, apalagi memihak. Inilah salah satu prilaku akan merusak demokasi,” ujar Edy Rahmayadi.
Dijelaskan Edy Rahmayadi, dia dengan pasangannya Hasan Basri Sagala, berikhtiar untuk berkompetisi dalam Pilkada ini dengan taat aturan dan mengikuti etika dan tatakrama demokrasi yang bermartabat.
Karena menurutnya, Sumut ini bukan milik satu atau golongan orang tertentu saja. “Sumatera Utara ini bukan milik dia, bukan milik kami, tetapi milik kita semua. Sehingga kewajiban kita bersama merawat dan menjaga martabatnya,” ucapnya.
Karena itu, dia mengajak kepada seluruh relawan, termasuk Erahmas, untuk melakukan kerja-kerja politik. Yakni, dengan terus mendekati masyarat serta melakukan sosialisasi tentang apa itu demokrasi yang sesungguhnya.
Kata Edy Rahmayadi, di Pilgubsu 2024, ada lebih kurang 11 juta pemilih. Kepada mereka perlu disosialisasikan tentang buruknya sistem demokrasi kita saat ini, yang muncul karena hasrat ingin mewujudkan dinasti politik. “Saya berterimakasih kapada alumni SMAN 3, yang hari ini berikrar memberikan dukungannya,” ujarnya.
Tidak Coba-coba
Sementara itu, Ketua Relawan Erahmas Zulkarnain mengatakan, mereka memilih untuk mendukung Edy Rahmayadi, karena beberapa hal. Yang paling utama, kata alumni 83 itu, karena mereka tidak mau memilih Gubsu dengan coba-coba.
Zurkarnain mengatakan, Edy Rahmayadi sudah teruji memimpin Sumut selama 5 tahun. Dia juga dinilai sangat berpengalaman, selama puluhan tahun bertugas di militer, hingga dipercaya menjabat sebagai Pangkostrad. “Ini menunjukkan kepemimpian Edy Rahmayadi, sudah teruji. Dan Insha Allah, akan mampu membawa kesejahteraan masyarakat Sumut ” ujarnya.
Dikatakan Zulkarnain, untuk memilih Gubernur, tidak bisa hanya coba-coba, karena menyangkut kesejahteraan masyarakat Sumut.
Untuk itu, katanya, publik harus tahu banyak tentang sosok calon yang akan bertanding di Pilgubsu 2023.
Ini penting, agar tidak dikecewakan 5 tahun ke depan. “Dengan pengalaman, integritas dan komitmennya membangun Sumut, kami yakin Edy-Hasan, akan mampu membawa perubahan,” katanya. (m07)