MEDAN (Waspada): Pengusaha, tokoh nasional sekaligus Pemilik “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery, DR.H. Rahmat Shah siap mendukung dan mempromosikan Film Samudera produksi insan perfilman dan pekerja seni Sumut, yang mengisahkan perjuangan seorang nelayan hingga meraih sukses.
“Tentu kita dukung dan promosikan nanti agar Film Samudera bukan hanya disaksikan masyarakat Sumut, tetapi juga Indonesia,” kata DR H. Rahmat Shah, Rabu (17/7).
Hal itu disampaikan Rahmat Shah ketika menerima silaturahmi kru dan pekerja seni film Samudra, di antaranya Dewi Budiati Teruna Said (Tim Samudera), Rahmid Idurjana Manik (Tim Samudera), Hj Duma L Bulan Nasution (Pekerja Seni Film), Eti Agustinam (Pekerja Seni Film), Indra Teruna (Parsi Sumut), Mansyur Nasution (Pekerja Seni Film/Serumpun), Andika (Andika Production)dan Egi Fauzy Fahrayza (aktor aktris Medan) di Museum Rahmat Gallery, Jl. S. Parman No.309, Kel. Petisah Hulu, Kec. Medan Baru, Medan.
Menurut DR. H. Rahmat Shah, kehadiran film Samudera produksi anak negeri, diharapkan memberi nuansa dan pencerahan bagi masyarakat di Sumut, dan mendorong tumbuhnya kreatifitas insan perfilman di daerah ini.
“Bagi saya, nantinya jika telah selesai, film ini akan saya sampaikan untuk disaksikan dan beritahu kepada teman-teman untuk ditonton,” katanya.
Rahmat Shah mengapresiasi kerja keras tim, dan kru film yang gigih menyusun skenario, lokasi, dan para pemain, sehingga diharapkan dapat menghasilkan film yang berkualitas.
Tak lupa tokoh masyarakat yang meraih puluhan penghargaan tingkat internasional dan nasional ini menitipkan pesan yang intinya teruslah berjuang untuk kebaikan semua, dan tidak lupa bersyukur atas apa yang sudah diberikan Allah SWT.
Ketokohan
Dewi Budiati Teruna Said yang juga pegiat lingkungan ini menyebutkan, kehadiran mereka bersilaturahmi untuk pertama kali dengan Rahmat Shah didasarkan pada ketokohannya, dan kepeduliannya terhadap sesama.
“Jadi kita berharap Pak Rahmat Shah tidak hanya menyuarakan Film Samudera, tetapi juga ikut mendukung dan mempromosikan agar disaksikan oleh semua lapisan masyarakat. Kita juga melihat sosok Rahmat Shah bukan jadi-jadian, tetapi benar-benar berangkat dari bawah, dan peduli hingga akhirnya mendirikan Museum “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery yang terkenal di Tanah Air, tetapi juga di seluruh dunia,” ujarnya.
Dewi tak lupa ikut menyuarakan keprihatinan terkait anggaran di APBD yang begitu banyak, namun tidak menyentuh bidang seni dan film.
“Padahal, banyak artis dengan talenta yang bagus, namun tidak tergali potensinya. Ibarat petinju yang tidak ada lawan tandingnya, jadi saya men-challange kita semua supaya bangkit,” sebut Dewi.
Untuk itu, Dewi menggugah perhatian semua pihak, untuk bersama menghidupkan perfilman di Sumatera Utara.
Berkaitan dengan isi filmnya, Dewi mengatakan, film yang disajikan tidak vulgar, dan menampilkan sosok seorang nelayan yang berjuang keras menghadapi tantangan berat.
“Di mana laut kini sudah tak seperti dulu lagi, jutaan ton ikan habis akibat aturan dilanggar. Di mana mental anak-anak sudah hancur. Jadi film ini memberikan pencerahan, edukasi dan perjuangan dengan akhir yang membuat kita tertegun,” katanya.
Film yang sedang dalam proses produksi, dengan mengambil syuting di sejumlah lokasi ini di sejumlah daerah di Sumut diharapkan menjadi buah karya anak Sumut yang peduli dengan perfilman.
“Dan dalam kesempatan ini, kita juga berharap kepada Raline Shah, yang juga putri Rahmat Shah untuk ikut berperan dalam film yang juga didukung pekerja seni, aktor/aktris Kota Medan, pekerja seni serumpun dan Persatuan Artis Sinetron Indonesia Medan – Sumut (Parsi) ini,” harapnya.
Merespon hal itu, DR. H. Rahmat Shah mengatakan, pihaknya akan mempelajari naskah film Samudera terlebih dahulu, sebelum nantinya menyampaikan hal itu kepada putrinya, Raline Shah.
Silaturahmi disertai bincang sehat itu diakhiri dengan peninjauan ke ruang museum dan foto bersama. (cpb)