Zamrud Negeri Kufah Abad Ke-9 Hijriah

  • Bagikan
Zamrud Negeri Kufah Abad Ke-9 Hijriah

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

Qaul al Hikmah adalah kata-kata bijak yang di dalamnya banyak menyimpan kandungan ilmu, nasihat, dan pelajaran berharga untuk bekal mengarungi samudera kehidupan yang luas dan bergelombang. Banyak Qaul al Hikmah yang terlahir dari hasil pengalaman di dalam kehidupan. Ada juga Qaul al Hikmah yang terwujud dari sebuah hasil kontemplasi atau perenungan. Bahkan tidak jarang Qaul al Hikmah tampil dengan bahasa sederhana yang lugas namun mampu menyentuh kedalaman relung batin.

Semakin sering seseorang menghayati Qaul al Himah (kata kata bijak), maka semakin besar terbukanya pintu kesadaran batin seseorang untuk selalu bisa bijaksana dalam mensikapi berbagai dinamika kehidupan yang dijalaninya. Di antara sekian banyak Qaul al Hikmah, penulis akan menarasikan beberapa Qaul al Hikmah dari seorang ulama besar negeri Kufah yang hidup pada abad ke-9 Hijriah, yaitu imam Sufyan al Tsauri.

Imam Sufyan al Tsauri memiliki nama lengkap Sufyan Bin Sa’id Bin Masruq Bin Habib Bin Rafi’ Bin Abdillah yang masyhur dengan sebutan imam Sufyan al Tsauri dan Abu Abdillah al Tsauri yang lahir di Kufah – Iraq pada tahun 96 Hijriah (716 M) dan wafat di Bashrah – Iraq pada bulan Sya’ban tahun 161 Hijriah (778 M) dalam usia 65 tahun. Imam Sufyan al Tsauri sendiri ahli dalam bidang hadits dan fikih serta terkenal sebagai ulama yang zuhud dan wara’.

Selain itu, imam Sufyan al Tsauri memiliki banyak guru, di antaranya adalah ayahnya sendiri yang bernama Sa’id Bin Masruq ahli hadits kota Kufah, Abi Ishaq al Sabi’i, Manshur Bin al Mu’tamir, Habib Bin Abi Tsabit, Ashim Bin al Ahwal, Umar Bin Dinar, Ayyub al Sakhtiyani, dan lain-lainnya.

Adapun murid-murid imam Sufyan al Tsauri yang masyhur di antaranya adalah, imam Abu Hanifah, Syu’bah, Yahya Bin Sa’id Qaththan, Al Auza’i, Ibnu al Mubaraq, dan Sufyan Bin Uyainah, Ja’far Bin Barqan, Khasif Bin Abdurrahman Ibnu Ishaq, Aban Bin Taghlib, Fudhail Bin Iyadh, dan lain lainnya. Dalam pandangan para ulama, imam Sufyan al Tsauri memiliki penilaian yang sangat positif.

Dalam hal ini, imam Abdurrahman Bin Mahdi mengatakan, bahwa saya tidak melihat orang yang lebih pandai dalam bidang hadist pada masa itu di Kufah dan Bashrah melebihi imam Sufyab al Tsauri. Imam Yahya Bin Ma’in mengatakan, Tidak ada yang lebih tahu mengenai hadist yang diriwayatkan dari Abi Ishaq yang melebihi pengetahuan imam Sufyan al Tsauri.

Kemudian, imam Ibnu Uyainah mengatakan, ahli hadist itu ada tiga, pertama Ibnu Abbas pada zamannya, al Sya’bi pada zamannya, dan imam Sufyan al Tsauri pada zamannya.

Selanjutnya, Syu’bah, Abu Ashim, dan imam Ibnu Ma’in mengatakan, bahwa imam Sufyan al Tsauri adalah seorang pemimpin orang mukmin dalam bidang hadits (Lihat Sufyan Bin Sa’id al Tsauri, Tafsir Sufyan al Tsauri, Beirut, Dar al Kutub al ‘Ilmiyah, jilid 1, 1983, halaman 6-13). Sebagaimana ulama lainnya, imam Sufyan al Tsauri memiliki banyak karya akademik, di antaranya adalah kitab Al Jami’ Al Kabir Fi Al Fiqh Wa Al Ikhtilaf, kitab Al Jami’ Al Shaghir, Kitab Tafsir Sufyan Bin Sa’id al Tsauri, kitab Mawa’idz Li Imam Sufyan al Tsauri, dan lain-lainnya.

Ada hal yang menarik tentang nasihat ibu imam Sufyan al Tsauri kepada dirinya sebagaimana yang tertulis di dalam kitab Shifat al Shafah karya imam al Jauzi. Imam al Jauzi mencatat sebuah riwayat dari imam Waqi’ tentang nasihat ibu imam Sufyan al Tsauri sebagai berikut : قال وقيع قالت ام سفيان الثوري لسفيان يا بني اطلب العلم و اذا اكفيك بمغزلي و قالت له يا بني اذا كتبت عشرة احرف فانظر هل ترى نفسك زيادة في مشيك و حلمك و وقارك فاءن لم يزدك فاعلم انه لا يضرك و لا ينفعك.

Artinya, Imam Waqi’ berkata: Ibu imam Sufyan al Tsauri berkata kepada imam Sufyan al Tsauri, wahai anakku, carilah ilmu dan aku akan mencukupi (bekalmu) dengan mencari upahan memintal benang dan ibu imam Sufyan al Tsauri berkata lagi pada anaknya imam Sufyan al Tsauri, wahai anakku, jika kamu telah menulis sepuluh huruf, maka lihatlah ke dalam dirimu, apakah kamu melihat ada peningkatan dalam langkahmu menuntut ilmu, dalam kemurahan hatimu, dan dalam martabatmu?

Selanjutnya, dan jika setelah kamu melihat ke dalam dirimu tidak ada peningkatan, maka ketahuilah, sesungguhnya ilmu yang telah kamu pelajari itu tidak akan membahayakan mu namun juga tidak memberimu manfaat (Lihat imam Abu al Farj Abdurrahman al Jauzi, Shifat al Shafah, Juz, 2, Kairo, Dar al Hadits, 2009, halaman, 110-111).

Kemudian, selanjutnya berkaitan dengan persoalan ilmu, imam Sufyan al Tsauri sebagaimana yang dikutip imam Abdul Wahab al Sya’rani, mengatakan sebagai berikut : حياة العلم بالسؤال عنه و لعمل به و موته بتركهما. Artinya, Keberadaan ilmu itu disebabkan oleh adanya pertanyaan tentangnya dan beramal dengannya. Sedangkan kematian ilmu itu, disebabkan oleh meninggalkan keduanya ( Lihat imam Abdul Wahab al Sya’rani, Tanbih al Mughtarin, Beirut, Dar al Kutub al ‘Ilmiyyah, 2018, halaman 28).

Itu artinya imam Sufyan al Tsauri ingin menegaskan, bahwa ilmu akan terus ada sepanjang masih ada pertanyaan, kajian, penelitian, dan diamalkan di dalam kehidupan. Dan tanpa adanya pertanyaan, kajian, penelitian dan diamalkan, maka ilmu dengan sendirinya akan musnah. Atas dasar itulah imam Al ‘Ajali mengatakan bahwa sebaik baiknya sanad hadits ahli Kufah adalah sanadnya imam Sufyan al Tsauri, karena kajian dan penelitian terhadap sanad hadist yang dilakukannya benar-benar valid dan mendalam.

Selanjutnya beberapa Qaul al Hikmah dari imam Sufyan al Tsauri yang penting untuk dicermati dan dijadikan ibrah atau pelajaran di antaranya adalah, Pertama, Aku sungguh benar benar dapat mengetahui kecintaan seseorang terhadap dunia dari cara penghormatannya kepada ahli dunia ( Lihat kitab al Mawa’idz imam Sufyan al Tsauri, halaman, 120).

Kedua, kecintaan terhadap harta akan menjadi penyakit terhadap umat ini dan orang yang berilmu akan menjadi dokternya, jika penyakit ini ada pada orang yang berilmu, maka kapan ia akan menyelamatkan manusia. Ketiga, sesungguhnya sejelek-jelek manusia adalah yang mencari dunia dengan amalan akhirat. Keempat, akan tiba suatu saat dalam kehidupan manusia, di mana hati semua mati, yang hidup hanyalah jasad.

Kelima, pemandangan yang paling indah adalah di saat si kaya merendahkan diri dihadapan si miskin dan pemandangan yang paling buruk adalah di kala si miskin menghinakan diri di hadapan si kaya. Keenam, tidak ada yang lebih sulit dikendalikan melebihi sulitnya mengendalikan hawa nafsu buruk. Dan masih banyak Qaul al Hikmah yang diajarkan oleh imam Sufyan al Tsauri yang sangat menginspirasi umat untuk selalu dapat menjalani kehidupan dengan penuh makna.

Oleh karena itu, dipandang penting bagi umat Islam dan para pecinta ilmu, untuk terus dapat menggali ilmu keIslaman dan Qaul al Hikmah yang diajarkan oleh seorang tabi’in besar dan sekaligus salah seorang guru dari imam Abu Hanifah yaitu imam Sufyan al Tsauri ini. Dengan harapan umat Islam semakin tercerahkan dalam mengarungi samudra luas kehidupan dan peradaban. Wallahua’lam.

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *