Tafakur Tarikh Al Thabari: Historiografi Islam Turats Tanah Amuli-Thabaristan

  • Bagikan
Tafakur Tarikh Al Thabari: Historiografi Islam Turats Tanah Amuli-Thabaristan

“Kitab Tarikh al Thabari sangat terkenal keakuratan isi dan data-datanya, terutama menyangkut data-data tentang sejarah dunia Arab dan Muslim di kala itu”

Tarikh al Thabari Tarikh al Umam Wa al Muluk ( تاريخ الطبري تاريخ الامم و الملوك ) adalah kitab turats (klasik) abad ke-3 Hijriah yang membahas tentang sejarah dunia pada masanya. Kitab ini berisi sejarah dunia hingga tahun 310 Hijriah (923.M). Kitab Tarikh al Thabari sangat terkenal keakuratan isi dan data-datanya, terutama menyangkut data-data tentang sejarah dunia Arab dan Muslim di kala itu. Selain penting dan masyhurnya akurasi data-data yang ada di dalam kitab Tarikh al Thabari tersebut, akhirnya kitab Tarikh al Thabari diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh George Saliba, dengan judul The History of Al Tabari dalam bentuk 40 jilid, diterbitkan di New York pada tahun 1985, oleh penerbit State University of New York.

Selain itu, kitab Tarikh al Thabari adalah buah karya dari Imam Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir Yazid Bin Katsir Bin Ghalib al Amali al Thabari ( ابو جعفر محمد بن جرير بن يزيد بن كثير بن غالب الاملي لطبري ) yang terkenal dengan sebutan imam Ibnu Jarir al Thabari. Imam Ibnu Jarir al Thabari lahir di Amuli atau Amol – Thabaristan (20 kilometer arah selatan laut Kaspi), pada tahun 224 Hijriah (838.M) dan wafat di Bahgdad – Irak pada tahun 310 Hijriah (17 Februari 923.M) dalam usia 86 tahun.

Menurut David Waines, dalam tulisannya yang berjudul Al Tabari, Muslim Scholar, tertanggal 25 Januari tahun 2022 yang terdapat di britanica.com, bahwa imam Ibnu Jarir al Thabari disebutkan tidak pernah menikah seumur hidupnya. Imam Ibnu Jarir al Thabari berasal dari suku Thabara atau Mazandarani yang biasa mendiami wilayah Selatan laut Kaspi pada abad pertengahan. Pengembaraan ilmiah imam Ibnu Jarir al Thabari meliputi wilayah Ray, Syam, Mesir, Kufah, Palestina, India, Beirut, Hijaz, Mekkah, Madinah, Baghdad, dan lain-lainnya.

Kitab Tarikh al Thabari diterbitkan di Beirut, oleh penerbit Dar al Kutub al Ilmiyah, pada tahun 1991. Kitab ini terdiri atas 10 jilid dan jilid 1, terdiri atas 579 halaman dengan ketebalan 28 cm. Sisi utama kitab Tarikh al Thabari terletak pada metodologi yang dipakai oleh imam Ibnu Jarir al Thabari dan ketelitiannya dalam menyajikan data data sejarah serta penyebutan mata rantai periwayatan sejarah yang begitu jelas dan akurat.

Berdasarkan hal tersebut, terlihat dengan pasti tentang kepiawaian imam Ibnu Jarir dalam hal historiografi. Uniknya lagi, narasi sejarah yang dipaparkan oleh imam Ibnu Jarir al Thabari di dalam kitab Tarikhnya tersebut, tidak hanya persoalan menang kalah dan kejayaan sebuah penaklukkan, namun juga berbicara tentang data potensi konflik, tentang konflik, dan tantangan berat yang dihadapi oleh umat Islam. Dengan demikian, imam Ibnu Jatir al Thabari telah membantu umat Islam dalam memahami perkembangan dan gerak pertumbuhan sejarah mereka sendiri. Imam Ibnu Jarir al Thabari telah mewariskan pendekatan kritis, sehingga menjadi dasar yang kuat bagi historiografi Islam.

Pendekatan kritis yang diterapkan oleh imam Ibnu Jarir al Thabari di dalam kitab Tarikh al Thabari, membuat nilai validitas dan verifikasi terhadap sumber sejarah, menjadi aspek yang sangat penting dan strategis dalam penulisan sejarah. Pola penulisan narasi komprehensif juga diterapkan oleh imam Ibnu Jarir al Thabari di dalam kitab Tarikhnya, sehingga semua aspek kehidupan mulai dari ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dinarasikan dengan apik sebagai realitas sejarah yang harus ditulis.

Hal itulah yang membuat sejarawan Muslim berikutnya selalu mendokumentasikan sejarah tidak hanya fokus pada peristiwa politik besar atau kekuasaan semata, namun juga mengakomodir semua sisi kehidupan masyarakat itu sendiri secara keseluruhan dan utuh. Kitab Tarikh al Thabari sangat berpengaruh di tengah pergumulan api sejarah Islam dunia, oleh karenanya kitab ini telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Kemudian, hal tersebut merupakan indikasi yang kuat bahwa kitab Tarikh al Thabari tidak hanya sekadar diakui dunia, namun eksistennya juga sangat dihormati sebagai sumber data primer dalam studi sejarah Islam.

Di samping itu, kitab Tarikh al Thabari juga mempengaruhi para orientalis dan sejarawan Barat yang berminat untuk mendalami sejarah dan budaya Islam, karena kitab Tarikh al Thabari ini merupakn referensi utama dalam kajian akademis, terutama menyangkut sejarah Timur Tengah dan Islam. Berbicara tentang tarikh atau sejarah, akan tetap selalu menarik. Karena sejarah adalah sisi kehidupan masa lalu yang mengalir ke hari ini, dan akan menentukan arah di hari esok. Imam al Jauhari menjelaskan tentang kata tarikh dari sudut pandang etimologi bermakna mengindentifikasi waktu, menurutnya kata tarikh sama dengan kata taurikh. Karena keduanya berasal dari dua pola kata, yaitu arrakha dan warrakha yang artinya, tanggal atau sejarah.

Di sisi yang lain, imam al Ashma’i mengatakan bahwa kata arrakha berbeda dengan warrakha pada sisi lahjah atau loghatnya. Menurut imam al Ashma’i, kata taurikh merupakan lahjah atau loghatnya orang-orang Bani Tamim yang berasal dari kata warrakha dan bermakna membubuhi tanggal. Sementara itu, kata tarikh, meskipun memiliki makna yang sama, namun kata tersebut berasal dari kata arrakha yang lahjah atau loghatnya digunakan oleh orang orang Bani Qais (Lihat imam al Sakhawi, kitab al I’lan bi al Taubikh, halaman 19).

Adapun pemaknaan secara utuh tentang terminologi tarikh, datang dari imam Ibnu Khaldun (W.808.H). Ibnu Khaldun mengatakan makna umum dari tarikh mencakup kisah kisah harian yang telah lalu atau negeri negeri terdahulu. Apapun yang terjadi pada masa lalu, dan masih diperbincangkan atau dijadikan sebagai pedoman untuk masa kini, maka masuk dalam katagori makna eksternal atau makna umum dari tarikh.

Sedangkan makna internal (makna yang lebih mendalam) dari kata tarikh, secara terminologi, menurut Ibnu Khaldun adalah pencarian, pengamatan, dan penelitian tentang sebab akibat segala sesuatu yang mencakup seluruh makhluk hidup, dari awal mula mereka diciptakan, untuk diketahui secara seksama bagaimana kejadian yang sebenarnya, dan apa saja yang menjadi penyebabnya (lihat imam Ibnu Khaldun kitab Mukadimah, halaman, 97). Imam al Kafiji mengatakan, tarikh adalah ilmu yang membahas tentang waktu dan suatu keadaan yang terjadi di masa lalu ataupun kejadian yang terkait dengan keadaan tersebut secara cermat dan akurat.

Selanjutnya, temanya selalu berkaitan dengan manusia dan waktu (lihat imam al Kafiji, kitab al Mukhtashar fi Ilmi al Tarikh, halaman, 327). Hal lain yang sangat menarik dari kitab Tarikh al Thabari adalah penyeburan data tentang pencetus dan pendiri majelis ilmu (madrasah) di Hijaz, di Syam, di Iraq, dan di Mesir. Sebagai contoh misalnya Madrasah Madinah ada Urwah Bin Zubair (W.94.H).

Urwah Bin Zubair seorang ahli hadits dan fikih serta menjadi salah satu dari tujuh ulama besar di Madinah pada masa itu. Urwah Bin Zubair adalah ulama pertama yang menulis tentang sejarah peperangan yang terjadi di dalam dunia Islam (Lihat imam Ibnu Hajar al Asqalani, kitab Taqrib al Tahdzib, Nomor Sanad, 5131). Ada juga Aban Bin Utsman Bin Affan (W.105.H), beliau adalah ahli hadist generasi ke tiga di Madinah dan seorang yang tsiqah atau terpercaya (Lihat imam Hajar al Atsqalani, Taqrib al Tahdzib, Nomor Sanad, 163).

Kemudian Madrasah Syam, di madrasah ini, ada Amru Ibn Abdirrahman al Auza’i (W.107 H), ia seorang yang ahli hadist, ahli ilmu strategi perang, dan ahli ilmu tentang biografi. Selain itu ada juga Awanah Bin Hakam al Kalbi (W.147.H). Kemudian Madrasah Mesir, di madrasah ini ada imam al Laits Bin Sa’ad al Masri (W.175.H), ia adalah ulama terkemuka Mesir dari generasi ketujuh.

Imam Ibnu Jarir al Thabari dan imam Abdul Hakam al Qurasyi al Masri (W.276.H) penulis kitab Futuh Mishr menjadikan data-data dari imam al Laits Bin Sa’ad al Masri sebagai referensi primer. Kemudian Madrasah Irak, di madarah ini ada imam Amir Bin Syarahil al Sya’bi al Kufi (W.103.H), menurut imam Ibnu Jarir al Thabari, imam Amir Bin Syarahil adalah pencetus majelis ilmu sejarah di Irak dan ia juga pelaku sejarah pada peristiwa-peristiwa besar dalam tarikh Islam.

Di antaranya ia ikut dalam perjanjian damai antara Hasan Bin Ali dengan Mu’awiyah, ikut dalam pertempuran Dairul Jamajim yang dikenal dengan gerakan Ibnul Asy’ats, pada saat al Hajjaj melakukan pemberontakan terhadap ke khalifahan. Sebelumnya, ia juga ikut serta dalam beberapa peperangan yang terjadi di Irak, serta menjadi saksi atas kematian khalifah Yazid Bin Mu’awiyah pada periode keenam dari abad pertama hijriah. Selanjutnya Madrasah Yaman, tokoh utama di madrasah ini adalah imam Daghfal Bin Hanzalah al Syaibani, ia salah seorang mukhadram yang ahli dalam bidang nasab.

Imam Ibnu Jarir al Thabari di dalam kitabnya Tarikh al Thabari memperkenalkan istilah al akhbari (ahli sejarah) sebelum adanya istilah mu’arikh (sejarawan). Para akhbari yang paling banyak disebut oleh imam Ibnu Jarir di dalam kitab Tarikhya adalah Luth Bin Yahya al Kufi (Abu Mikhnaf), yang disebut sebanyak 300 kali dalam sebaran pembahasan sejarah yang tertulis dalam kitab Tarikh al Thabari.

Banyak hal menarik lainnya di dalam kitab Tarikh al Tabari, yang butuh untuk dipelajari oleh umat Islam, apalagi dengan terbitnya kitab Shahih Tarikh al Thabari yang hanya terdiri atas 4 jilid yang ditahqiq, ditakhrij, dan dita’liq oleh syekh Muhammad Thahir al Barzanji, hal tersebut lebih mempermudah umat Islam dalam mengkaji kitab Tarikh al Thabari.

Semoga semangat keilmuan umat Islam tetap terus terjaga, sehingga berbagai ilmu yang telah ada dapat dimanfaatkan dengan baik dan maksimal. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tafakur Tarikh Al Thabari: Historiografi Islam Turats Tanah Amuli-Thabaristan

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *