Scroll Untuk Membaca

Al-bayanAceh

Tafakur Tafsir Al Thabari: Pusaka Tanah Thabaristan

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

Tafakur Tafsir Al Thabari: Pusaka Tanah Thabaristan

Kitab Tafsir al Thabari memiliki judul lengkap Tafsir al Thabari Jami’ al Bayan ‘An Ta’wil Ayi al Qur’an ( تفسير الطبري جامع البيان عن تاويل اي القران ) karya imam Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir Bin Yazid Bin Katsir Bin Ghalib al Thabari. Imam al Thabari lahir di desa Amol kota Thabaristan pada tahun 224 Hijriah (839.M). Sementara, Thabaristan adalah kota provinsi yang terdapat di negeri Persia atau Iran, tepatnya di sebelah Utara gunung Alborz, sebelah Selatan laut Qazwin dan Imam Ibnu Jarir al Thabari wafat di Iraq pada tanggal 17 Februari 923 Miladiah dalam usia 84 tahun.

Imam Ibnu Jarir al Thabari sering dipanggil dengan sebutan imam Ibnu Jarir atau imam Abu Ja’far. Imam Ibnu Jarir al Thabari memiliki banyak guru, di antaranya adalah imam Hasan Za’farani yang mengajarkannya fikih Syafi’iyah di Baghdad, imam Abu Abdillah al Shan’ani yang mengajarkannya hadits di Basrah, Muhammad Bin Abdul Malik Bin Abu Syawarib, Ismail Bin Musa al Sudi, Muhammad Bin Humaid al Razi, Yunus Bin Abdul A’la, Ahmad Bin al Miqdam al Ijli, Sawwar Bin Abdullah al Anbari, dan lain-lainya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Tafakur Tafsir Al Thabari: Pusaka Tanah Thabaristan

IKLAN

Adapun di antara murid imam Ibnu Jarir al Thabari adalah Abu Syu’aib Abdullah Bin al Hasan al Harrani, Abu al Qasim al Thabarani, Ahmad Bin Kamil al Qadhi, Makhlad Bin Jafar al Baqarhi, Abu Ja’far Bin Ali al Khatib, imam al Mu’alla, dan lain lainya. Imam Ibnu Jarir al Thabari memberi nama kitab tafsirnya dengan Jami’ al Bayan ‘An Ta’wil Ayi al Qur’an dengan maksud hendak menjelaskan ayat-ayat Alquran dengan keterangan yang mencakup seluruh aspek keilmuan agama Islam, seperti aqidah, ibadah, fikih, akhlaq, bahasa Arab, sastra Arab, dan lain lainnya, dimana semua didasarkan kepada riwayat riwayat dari Nabi Saw, para sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, atba’ tabi’in, dan guru guru imam Ibnu Jarir al Thabari.

Pendekatan yang digunakan oleh imam Ibnu Jarir al Thabari adalah bi al ma’tsur, yaitu penafsiran al Qur’an dengan menggunakan ayat ayat Alquran, hadits-hadits Nabi Saw dan atsar sahabat serta tabi’in. Adapun metode penafsiran yang digunakan imam Ibnu Jarir al Thabari adalah metode tahlili, yaitu menguraikan dengan rinci semua aspek yang terkandung di dalam ayat Alquran tersebut, yang urutannya disesuaikan dengan tertib surat yang ada di dalam mushaf Utsmani. Metode tahlili menjelaskan aspek mufradat (kosa kata), munasabah (korelasi antar ayat atau surat), asbab al nuzul (sebab-sebab ayat Alquran diturunkan), dan lain-lainnya.

Imam al Thabari sering mengutip penafsiran Alqur’lan yang bersumber kepada 10 orang sahabat Nabi Saw yaitu: Abu Bakar al Shidiq, Umar Bin Khatab, Utsman Bin Afan, Ali Ibn Abi Thalib, Abdullah Ibn Mas’ud, Abdullah Bin Abbas, Ubay Bin Ka’ab, Zaid Bin Tsabit, Abu Musa al Asy’ari, dan Abdullah Bin Zubair. Imam al Thabari juga sering mengutip penafsiran dan riwayat tabi’in seperti: Sa’id Bin Jabir, Muahid Bin Jabir, Ikrimah, al Dhahhak.

Adapun kitab tafsir dari kalangan tabi’in yang sering dipakai oleh imam Ibnu Jarir al Thabari adalah kitab tafsir Abdurrahman Bin Zaid Bin Aslam, kitab tafsir Ibnu Juraij, dan kitab tafsir Muqatil Bin Hayyan. Khusus untuk menjelaskan tentang nahwu, balaghah, bayan, dan sya’ir Arab klasik, imam Ibnu Jarir al Thabari menggunakan kitab Ali Bin Hamzah al Kisa’i, kitab Ma’ani al Qur’an karya Yahya Bin Ziyad al Farra’i, kitab Abi al Hasan al Akhfasy, kitab Abi Ali Qirthub, kitab Majazi Alquran karya Abu Ubaidah dan lain-lainnya.

Imam Ibnu Jarir al Thabari memiliki banyak karya, di antaranya adalah kitab Tarikh al Rijal, Lathif al Qaul Fi Ahkam al Syara’i al Qira’at Wa Tanzil Wa al Adad, al Khafif Fi Ahkam Syara’i al Islam, al Thabshir, Tahdzib al Atsar Musnad Ibnu Abbas, dan lain lainnya. Adapun puncak karya imam Ibnu Jarir al Thabari adalah kitab Tafsir al Thabari Jami’ al Bayan ‘An Ta’wil Ayi Alquran. Kitab Tafsir al Thabari Jami’ al Bayan ‘An Ta’wil Ayi Alquran terdiri atas 26 Jilid. Kitab tafsir al Thabari ditahqiq oleh 4 pentahqiq yang memiliki ilmu tafsir yang luas.

Keempat ulama pentahqiq tersebut adalah : syekh Ahmad Abdurrazaq al Bakri, syekh Muhammad Adil Muhammad, syekh Muhammad Abdul Latif Khalaf, dan syekh Mahmud Mursi Abdul Hamid. Di antara keunggulan kitab tafsir al Thabari adalah terlihat dengan jelas bahwa imam Ibnu Jarir al Thabari sangat bersungguh&sungguh dalam menjelaskan semua perkara yang ada di dalam kitab tafsirnya. Kesungguhan tersebut terlihat dalam setiap bahagian dari kitab tafsirnya tersebut.

Kemudian, terlihat bahwa imam Ibnu Jarir al Thabari meneliti dengan sangat sabar setiap hadits dan atsar yang menyangkut penafsiran setiap ayat Alquran yang ditafsirkannya. Imam Ibnu Jarir tanpa pernah lalai menerangkan asbab al nuzul bagi ayat ayat yang memiliki asbab al nuzul, menerangkan hukum hukum qira’at, dan selalu menjelaskan makna makna ayat secara terperinci jika membutuhkan penjelasan yang rinci.

Apa yang dilakukan oleh imam Ibnu Jarir al Thabari tersebut pada intinya ia ingin mewujudkan sebuah karya kitab tafsir yang lebih sempurna dari semua kitab tafsir yang telah ada sebelumnya, dengan demikian ia berharap kitab tafsir yang disajikannya dapat memenuhi dahaga berbagai harapan dari kesempurnaan sebuah kitab tafsir.

Selain itu, apa yang diimpikan oleh imam Ibnu Jarir al Thabari tersebut telah tercapai dengan sempurna. Kita dapat melihat dengan jelas jika kita membandingkan dengan kitab kitab tafsir besar pada era sebelum lahirnya kitab tafsir al Thabari. Misalnya kita bandingkan dengan kitab tafsir Majaz al Qur’an karya imam Abu Ubaidah Mu’ammar Bin al Matsani, kitab tafsir Abdurrazak al Shan’ani, kitab tafsir Ma’ani al Qur’an karya imam al Farra’, kitab tafsir Ibnu Abi Hatim al Razi, kitab tafsir al Zuzaz, dan kitab-kitab tafsir lain yang telah ada sebelum imam Ibnu Jatir al Thabari atau yang sezaman dengannya.

Di dalam pengantar kitab tafsirnya, imam Ibnu Jarir al Thabari mengutip surat al Zumar (39), ayat 27 – 28 berikut ini : ولقد ضربنا للناس فى هذا القران من كل مثل لعلهم يتذكرون. قرانا عربيا غير ذى عوج لعلهم يتقون. Artinya, sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia di dalam Alquran setiap macam perempuan supaya mereka dapat pelajaran. Alquran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertaqwa.

Menurut imam Ibnu Jarir al Thabari melalui ayat tersebut, Allah Swt memerintahkan kepada para hambanya yang beriman agar mengambil pelajaran dari pesan pesan ayat Alquran. Dan hal itu sekaligus sebagai indikasi agar orang orang yang beriman dapat memahami penafsiran dari setiap ayat Alquran, agar ayat ayat Alquran yang dibacanya maknanya dapat dipahami dengan baik. Untuk mencapai pemahaman yang maksimal tentang ayat ayat Alquran tersebut tentunya perlu merujuk kepada kitab-kitab tafsir yang mu’tabar (lihat imam Ibnu Jarir al Thabari, Jami’ al Bayan ‘An Ta’wil Ayi al Qur’an, Jilid, 1, Dar al Fikri, 1980, halaman, 164).

Semoga dengan hadirnya Kitab Tafsir al Thabari menambah khasanah ilmu pengetahuan kita, karena banyak kitab tafsir Alquran yang perlu didalami dan dikaji oleh umat Islam, agar kemampuan dalam memahami Alquran dapat lebih maksimal dan sempurna. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Accessibility