Tafakur Musnad Abi ‘Awanah: Kitab Induk Hadist Di Penghujung Abad Ke-3 Hijriah

  • Bagikan
Tafakur Musnad Abi 'Awanah: Kitab Induk Hadist Di Penghujung Abad Ke-3 Hijriah

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

“Musnad Abi ‘Awanah (مسند ابي عوانة) adalah salah satu kitab induk hadist yang muncul di penghujung abad ke-3 Hijriah. Kitab Musnad Abi ‘Awanah ini juga populer dengan nama kitab Mustakhraj Abi ‘Awanah (كتاب مستخرج ابي عوانة). Kitab Musnad Abi ‘Awanah diterbitkan di Beirut – Lebanon oleh penerbit Dar al Ma’rifah, cetakan pertamanya terbit pada tahun 1419 Hijriah (1997 M) yang terdiri atas 5 jilid dan memuat 6.785 buah hadist, dengan pembahasan awal berkaitan dengan hadist-hadist tentang al iman di jilid pertama dan pembahasan terakhir menyangkut hadist al jihad ( الجهاد ) pada jilid kelima”

Selain itu, dari sisi isi kitab, kitab Musnad Abi ‘Awanah jilid pertama berisi 562 halaman, jilid kedua berisi 496 halaman, jilid ketiga berisi 497 halaman, jilid keempat berisi 517 halaman, dan jilid terakhir yaitu jilid kelima berisi 886 halaman. Adapun jumlah tebal keseluruhan halaman kitab Musnad Abi ‘Awanah dari jilid pertama sampai jilid kelima adalah 5.958 halaman.

Di antara isi kitab Musnad Abi ‘Awanah adalah hadist tentang al iman (الاءيمان) yang terdapat pada jilid I, halaman, 19, hadist kesepuluh, kitab Musnad Abi ‘Awanah berikut ini: حدثنا الصاغني قال ثنا المعلي بن منصور قال ثنا اسماعيل بن غلية عن خالد عن الوليد بن مسلم قال سمعت حمران عن عثمان يقول سمعت النبي ص يقول من مات و هو يعلم انه لا اله الا الله دخل الجنة.

Artinya, telah menceritakan kepada kami al Sàhaghani ia berkata telah menceritakan kepada kami al Ma’ali Bin Manshur ia berkata telah menceritakan kepada kami Ismail Bin Ghuliyah dari Khalid dari al Walid Bin Muslim dia berkata, aku telah mendengar Khamran dari Utsman dia berkata aku telah mendengar Nabi Saw bersabda, Siapapun yang meninggal dunia dan dia mengetahui bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah, maka dia akan masuk ke dalam surga.

Selanjutnya pada hadist yang ke-30 jilid I, kitab Musnad Abi ‘Awanah, halaman, 27, imam Abu ‘Awanah menuliskan hadist berikut ini: حدثنا علي بن حرب قال ثنا وكيع و ابو معاوية عن الاعمشى عن ابراهيم عن علقمة عن عبد الله قال قال رسول الله ص من مات لا يشرك بالله شيءا دخل الجنة و قلت انا من مات يشرك بالله شيءا دخل النار هذا لفظ ابي معاوية.

Artinya, telah menceritakan kepada kami Ali Bin Harb ia berkata telah menceritakan kepada kami Waki’ dan Abu Mu’awiyah dari al ‘Amasy dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah ia berkata telah bersabda, Rasulullah Saw, Siapapun yang meninggal dunia tidak menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu apapun maka dia akan masuk ke dalam surga. Dan aku berkata (Abdullah) siapapun yang menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu apapun, maka ia akan masuk ke dalam neraka.

Ini adalah lafadz dari Abi Mu’awiyah. Selanjutnya imam Abu ‘Awanah di dalam kitab Musnad Abi ‘Awanah jilid I, halaman, 17, Nomor Hadist 4, menulis sebagai berikut: حدثنا ابو بكر محمد بن اسحاق الصاغاني انبا عفان بن مسلم قال ثنا وهيب بن خالد عن يحي بن سعيد عن ابي زرعة و هو ابن عمرو بن جرير عن ابي هريرة ان اعرابيا جاء الى رسول الله ص فقال يا رسول الله دلني على عمل اذا انا عملته دخلت الجنة قال تعبد الله ولا تشرك به شيءا و تقيم الصلاة و تؤدي الزكاة المفروضة و تصوم رمضان.

Artinya, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Muhammad Bin Ishaq al al Shaghani telah mengabarkan kepada kami Affan Bin Muslim ia berkata telah menceritakan kepada kami Wuhaib Bin Khalid dari Yahya Bin Sa’id dari Abi Zur’ah yaitu Ibnu Amru Bin Jarir dari Abu Hurairah ia berkata telah datang seorang laki-laki dari kalangan Arab Badui kepada Rasulullah Saw dan bertanya kepada Rasulullah Saw, Wahai Rasulullah Saw tunjukkan kepadaku amalan yang jika aku amalkan aku akan masuk ke dalam surga, maka Rasulullah Saw menjawab, Sembahlah Allah dan jangan sekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat wajib, dan puasalah pada bulan Ramadan.

Adapun pada halaman 17 Nomor Hadist ke-5 di dalam kitab Musnad Abi ‘Awanah, jilid I, imam Abu ‘Awanah menuliskan hadist berikut ini: جدثنا علي بن اشكاب و عل بن حرب قالا ثنا ابو معوية عن الاعمش عن ابي سفيان عن جابر بن عبد الله قال جاء النعمان بن قوقل الى رسول الله ص فقال يا رسول الله ارايت ان صليت المكتوبات و احلت الحلال و حرمت الحرام و لم ازد على ذلك اادخل الجنة ؟ قال نعم.

Artinya, telah menceritakan kepada kami Ali Ibn Asykab dan Ali Ibn Harb, keduanya mengatakan telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah dari al ‘Amasy dari Abi Sufyan dari Jabir Bin Abdillah dia berkata telah datang al Nu’man Bin Qauqal kepada Rasulullah Saw dan bertanya, Wahai Rasulullah Saw bagaimana pendapatmu jika aku telah shalat lima waktu yang wajib dan menghalalkan yang halal serta mengharamkan yang haram dan tidak menambah hal itu dengan yang lainnya, apakah aku masuk surga? Maka Rasulullah Saw menjawab ia kamu akan masuk surga.

Adapun pada halaman, 37, Nomor Hadist, 75, jilid I, kitab Musnad Abi ‘Awanah tertulis juga sebuah hadist berikut ini: حدثنا عبد الرحمن بن محمد بن منصور كربزان قال ثنا عبد الرحمن بن مهدي قال ثن سفيان عن عاصم قال سمعت ابا عثمان بحدثعن سعد و ابي بكرة ان رسول الله ص قال من ادعى الى غير ابيه و هو يعلم انه غير ابيه فالجنة عليه حرام.

Artinya, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman Bin Muhammad Bin Manshur Kurbizan dia berkata telah menceritakan kepada kami Abdurrahman Bin Mahdi, dia berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Ashim dia berkata aku telah mendengar Aba Utsman dengan cerita dari Sa’ad dan Abi Bakrah adalah Rasulullah Saw bersabda, Siapa yang bernasab selain kepada ayahnya dan dia tahu bahwa orang itu bukan ayahnya, maka surga haram baginya.

Adapun kitab Musnad Abi ‘Awanah adalah buah karya dari Abu ‘Awanah Ya’kub Bin Ishaq Bin Ibrahim Bin Yazid al Naisaburi al Isfarayaini. Imam Abu ‘Awanah mempelajari hadist dimulai di Mekkah kemudian di lanjutkan ke Madinah, Syam, Mesir, Yaman, Khurasan, Iraq, Isbahan, dan lain lainnya. Imam Abu ‘Awanah mendengar hadist dari Yunus Bin Abdi al ‘Ala, Ali Bin Harb al Tha’i, Muhammad Bin Yahya al Dzuhaili, Ahmad Bin Abdirrahman Bin Wahab, Syu’aib Bin Harb al Dhuba’i, dan lain-lainnya.

Kemudian, adapun ulama yang mengambil hadist dari imam Abu ‘Awanah di antaranya adalah Ahmad Bin Ali al Razi, Abu Ahmad Abdullah Bin Adi, Abu Bakar al Isma’ili, Husainak Bin Ali al Tamimi, Abu Mush’ab Muhammad Bin Abi ‘Awanah (anak kandungnya), Abu Ahmad Muhammad Bin Ahmad al Ghithriqi, Abu Nu’aim Abdul Malik Ibn al Hasan al Azhari, dan lain-lainnya.

Beberapa pandangan ulama tentang imam Abu ‘Awanah di antaranya adalah sebagai berikut, Pertama, Imam al Dzahabi mengatakan bahwa imam Abu ‘Awanah adalah seorang ulama hadits yang populer kehafidzannya (الحافظ الكبير ) dan Tsiqah Jalil (وهو ثقة جليل ).

Kedua, Abu Abdillah al Hakim mengatakan bahwa imam Abu ‘Awanah adalah ulama hadist yang mereka ikuti ( ابو عوانة من علماء الحديث و اتبعهم ).

Ketiga, imam al Sam’ani mengatakan bahwa imam Abu ‘Awanah adalah ahli hadist yang masyhur ( ابو عوانة من مشاهير المحدثين ). Imam Abu ‘Awanah wafat di tanah kelahirannya di Isfaraiyain ( اسفرايين ) dalam bulan Dzulhijjah tahun 316 Hijriah.

Demikian luas ilmu dan hadist yang dikuasai oleh imam Abu ‘Awanah membuat kita sebagai generasi era belakangan ini begitu tertarik dengan luasnya ilmu dan penguasaan terhadap hadist-hadist Nabi Saw.

Semoga Allah Swt melimpahkan pahala yang banyak kepada imam Abu ‘Awanah dan kepada setiap orang Islam yang beriman yang gemar mencari ilmu dan mendalami ayat ayat Al Qur’an serta hadist-hadist Nabi Saw dan ilmu-ilmu keIslaman yang lainnya. Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Wallahua’lam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tafakur Musnad Abi 'Awanah: Kitab Induk Hadist Di Penghujung Abad Ke-3 Hijriah

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *